EPILOG

684 54 6
                                        

Maaf kalau ada typo!

-EPILOG-

Pertempuran selesai.

Raja Ambraka berhasil mengambil alih wilayah dan juga istrinya.

Karena malam yang cukup panjang dan melelahkan, Raja Ambraka memberikan tempat istirahat bagi para orang-orang kerajaan D'Forse untuk menginap di kerajaannya, sebelum akhirnya besok pagi mereka semua harus pulang.

Pagi ini Stephen terbangun dari tidur lelapnya. Ia menggigil karena suhu di Lembah Dirmaga tidak cocok untuknya. Tadinya ia tidur di sebuah tenda yang merupakan tempat tinggal para prajurit. Tidak ada penutup, hanya ada kain sebagai atap, sehingga udara dingin tidak bisa dihalau. Ia menghampiri segerombolan manusia serigala yang merupakan prajurit Lembah Dirmaga, yang sedang duduk melingkar di depan api unggul kecil. Ternyata mereka sedang memakan ikan yang ditangkap dari sungai dan membakarnya di atas bara api.

"Ini, makanlah." Salah satu dari prajurit memberikan ikan yang telah matang.

Stephen yang masih setengah sadar, menerima piring kayu berisikan ikan bakar. Aroma wangi menguar dari ikannya yang lumayan besar. Selain itu, berkat api unggun kecil tersebut, Stephen setidaknya dapat merasakan sedikit kehangatan setelah melalui malam dingin yang panjang.

"Aku pikir kalian makan makanan mentah, tidak dimasak seperti ini," racau Stephen, menimbulkan gelak tawa pelan dari keempat prajurit tersebut. Stephen memakan ikan bakarnya. Rasanya masih segar karena baru diambil dari dalam sungai dan kemudian langsung dimasak, sehingga dagingnya terasa manis.

"Siapa namamu?"

Stephen membuat gerakan mengusap mulut, lalu menegakkan tubuhnya dan menyalami satu per satu keempat prajurit tersebut.

"Perkenalkan, aku Stephen Hommes. Asalku dari Los Angeles, California. Aku seorang model internasional dan sudah populer sejak kecil. Kau bisa memanggilku Stephen atau Homy."

Perkenalan yang sama seperti awal pertemuannya dengan Varischa. Akibatnya, Stephen terdiam sejenak. Dia merasa dejavu dengan keadaan saat ini. Kalau dipikir-pikir, sudah berapa lama sejak awal kedatangannya ke Swiss dan berakhir terjebak di dimensi ini? Stephen lupa, bagaimana caranya ia pulang? Apakah dia bisa kembali ke Ibunya? Tidak mungkin kan dia terjebak di sini selamanya?

"Jadi kau bukan dari dimensi ini?"

Lamunan Stephen buyar saat sebuah pertanyaan diarahkan padanya. Mata Stephen mengerjap beberapa kali. Ia berusaha tersenyum.

"Ya, benar! Aku dari dimensi lain."

"Pantas saja. Aroma tubuhmu berbeda."

Dahi Stephen mengkerut. Apa maksudnya dengan aroma tubuh yang berbeda? Reflek ia mengendus-ngendus bagian tubuhnya. Tidak ada tanda-tanda aroma tak sedap di tubuh proporsi ini. Apa karena Stephen sudah tak mandi selama berhari-hari sehingga aroma tak sedap muncul dari dalam dirinya? Gelak tawa kembali terdengar di sekitarnya.

Selain Stephen, ada Atlas yang sekarang sedang mengajari Ayesha berjalan. Karena lumpuh sejak lahir, Ayesha sampai tidak tahu bagaimana caranya berjalan. Beberapa kali Ayesha terjatuh, namun ia berusaha bangkit lagi dan tidak akan pernah menyerah sampai dia benar-benar bisa berjalan seperti yang lain. Anak-anak kecil berusia 5 tahun pun turut menyemangati Ayesha dengan sorakan-sorakan mereka yang lucu. Hal ini tentunya menarik perhatian seluruh warga Lembah Dirmaga yang tengah beraktivitas di pagi hari tersebut.

"Apa rasanya sakit?" Atlas berulang kali bertanya sampai Ayesha merasa jengah. Pasalnya Atlas melihat Ayesha yang sangat susah untuk berjalan.

Dasar Atlas! Padahal kekasihnya itu baru belajar berjalan!

(Seri 2) D'FORSE | FINDING THE MISSING Where stories live. Discover now