Amalia kembali memimpin gerakan, ia memasukkan kejantanan Rezha kedalam miliknya, tak lama setelah itu, Rezha meminta Amalia untuk bergantian dengannya, namun, saat Amalia melepas kejantanan Rezha ia melihat bercak darah dari sana, Amalia yang terkejut langsung menuju ke kamar mandi untuk mengecek sesuatu.
"Well my period say less" Kata Amalia berjalan keluar dari kamar mandi dan menemui Rezha.
Rezha tersenyum menanggapi Amalia,
"Sorry buddy" Lanjut Amalia sedikit merasa bersalah.
"It's okay, lagian aku iseng aja ngajakin kamu tadi" Ujar Rezha menenangkan Amalia.
"Ga akan kepikiran kamu abis ini, kamu kepikiran kan semalem ga pake kondom" Ucap Amalia
"Hahaha iya juga sih" Kata Rezha menyetujui perkataan Amalia.
Mereka berbincang sebelum menunggu waktu check-out, banyak hal yang di perbincangkan, soal Rezha yang akan melaksanakan magang di kota tempat tinggalnya, Amalia yang masih menyelesaikan tugas akhirnya, dan lain sebagainya. Hingga obrolan mereka tidak terasa sangat memakan waktu, jam menunjukkan pukul 12.00 siang, mereka memutuskan untum bersiap dan turun untuk menemui temannya di kamar mereka.
"I will miss you so much, Mal, i hope we can meet again after this" Ucap Rezha sambil memeluk erat Amalia sebelum mereka keluar dari kamar.
Amalia yang terkejut karena tiba-tiba Rezha memeluknya pun akhirnya luruh dan tersenyum sambil memeluk kembali tubuh Rezha.
"I will miss you too, Zha, semangat ya magangnya, we will meet again in another time, i promise" Ujar Amalia sambil mengelus pelan punggung Rezha.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk turun setelah memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal, menuju ke kamar temannya untuk menjemput mereka.
Tok tok tok!
"Mas, Ren, udah siap belum? ayo buruan" Teriak Rezha dari luar kamar mereka.
Mas Vino pun membuka kamarnya, dan memperlihatkan loren sedang merokok di dalam kamarnya di dekat jendela,
"Lah malah nyantai, buruan siap-siap" Kata Amalia melihat temannya justru bersantai.
"Dikit lagi nih, abis itu kita cabut" Sahut Loren sambil menunjukkan rokoknya pada temannya.
Setelah menunggu mereka—Mas Vino dan Loren selesai bersiap, akhirnya mereka pun siap dan mengembalikan kuncinya kepada pemilik kamar, mereka bergegas keluar dan menuju ke tempat makan, awalnya mereka akan makan salah satu tempat makan terkenal di Kota Malang, namun karena antriannya yang mengharuskan mereka menunggu dua jam, mereka mengurungkan niatnya dan mencari opsi makanan lain.
"Mau soto ga?" Tawar Loren pada teman-temannya.
"Boleh" Kata Rezha singkat, dan yang lain pun menyetujuinya.
Mereka menuju tempat makan–soto, yang berada di dekat stasiun Kota Malang, dengan tenang mereka menikmati makanannya hingga usai dan tidak terasa kini waktunya Rezha dan Mas Vino harus pulang ke kota asalnya, Rezha mengantar Loren dan Amalia kembali ke kos Loren, dan setelah itu mereka–Rezha dan Mas Vino pun berpamitan.
"Kosong banget ya rasanya, i want more time with him" Beo Amalia dalam hati setelah mengantar kepulangan Rezha dan Mas Vino, Amalia mengehela nafasnya dan mengikuti Loren masuk ke dalam kamarnya.
"Gimana?" Tanya Loren tanpa basa-basi.
"Kaya yang kamu bayangin, gitu aja deh, tau sendiri" Kata Amalia sambil mengambil barangnya, bersiap kini ia yang harus pulang ke kosnya.
"Nah gitu kek" Ujar Loren mendukung temannya itu.
Amalia hanya tersenyum menanggapinya,
"He's smell so damn good, i love it" Sahut Amalia sambil tersenyum, masih berusaha mengingat bau parfum milik Rezha.
"Idih" Ucap Loren sambil memandang sinis ke temannya.
"Udah ah, mau balik dulu, besok mau balik ke rumah aku, bareng ga?" Tawar Amalia kepada Loren.
"Ngga, aku masih lama baliknya" Ujar Loren menolak ajakannya, Amalia hanya mengangguk dan berpamitan kepada Loren untuk kembali ke kosnya.
Sesampainya di kos, waktu menunjukkan pukul 16.00 sore, karena Amalia sudah menyimpan nomor Rezha, akhirnya ia berinisiatif untuk mengetikkan pesan kepada Rezha.
"Hati-hati ya, makasih buat semuanya, aku bener-bener seneng ketemu kamu, aku harap kita bertemu kembali, see you again, Zha!" Dengan jahil, Amalia mengirimkan simbol hati kepada Rezha, ia cekikikan setelah mengirimkan pesan tersebut, sambil berharap ia dan Rezha akan bertemu kembali, tanpa
mereka sadari itu adalah awal dari kisah mereka.
The end
—it's just the end for this story, but the story of us will never end.
YOU ARE READING
The Red String
RomanceTeori benang merah - teori yang mengatakan bahwa setiap dua insan terhubung dengan benang merah di setiap jarinya menuju ke cinta sejatinya, benang yang bisa kusut dan renggang, namun tidak bisa terputus, meskipun sejauh dua manusia ini melangkah...
PART 5 - Last?
Start from the beginning
