Malang, 21 Januari 2023
"Disini kosnya?" Tanya Rezha pada pria random yang dibawa tadi.
"Iya, Mas. Anyway, thankyou ya, Mas, udah repot-repot gini" Sahut pria tadi merasa tidak enak kepada Rezha karena mengantarnya sampai ke kosnya.
"Santai, Mas, duluan ya"
"Iya, Mas, hati-hati ya, Mas."
Di dalam mobil tersisa empat orang, yaitu Rezha, Mas Vino, Amalia, dan Loren. Faiz dan Arum meemutuskan untuk turun di kos Arum dan pulang masing-masing.
Saat sedang menuju kos Loren, tiba-tiba Loren berkata,
"Eh, Amalia ikut katanya ke Bromo," Celetuk Loren secara tiba-tiba
"Hah? Kapan aku bilang gitu?" Sahut Amalia terkejut, karena ia tidak merasa diajak dan menyetujui ajakannya, Amalia memiliki rencana sendiri untuk pulang ke rumah mengendarai
motornya.
"Nah, ini anak harus ikut aku ke Bromo gamau tau" Rezha menyahut Loren, agar Amalia mengikuti mereka.
"Kalo kamu ga ikut, temenan kita cukup sampe disini ya, Mal" Ujar Loren mengancamku dengan bercanda.
"Kan aku belum registrasi online kaya kalian, gimana coba" Kata Amalia berusaha lepas dari ajakan mereka.
"Ah, gampang nanti urusanku itu" Ujar Rezha
Amalia dengan terpaksa mengangguk menyetujui ajakan mereka diluar rencana Amalia, akhirnya ia memutuskan untuk tidur di kos Loren dan menggunakan pakaian yang ia gunakan sebelum berangkat ke Zeus tadi malam. Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi, mereka sampai di kos loren, dan rencana mereka berangkat ke Bromo adalah pukul 08.00 pagi, Amalia sedikit tidak yakin apakah mereka bisa bangun atau tidak, dan ia juga khawatir Rezha merasa lelah dengan perjalanannya ke Malang.
Sesampainya di dalam kamar Loren, Amalia berganti menggunakan tanktop dan Loren dengan dasternya, lalu mereka merebahkan badan mereka di kasur Loren, dan Amalia mengutarakan keresahannya terkait keberangkatan mereka ke Bromo pagi itu,
"Yakin Ren kita bakal bangun?" Tanya Amalia ragu-ragu.
"Yakin deh, kita bakal bangun, aku alarm banyak nih liat" Kata Loren sambil menunjukkan alarm yang ada di handphonenya ia nyalakan secara brutal.
Amalia menghela nafas pelan dan akhirnya mengangguk pasrah,
"Oke deh," Kata Amalia pelan.
"Mal, ada satu hal yang harus kamu tahu kayanya" Kata Loren sedikit serius sembari menatap Amalia, Amalia hanya mengerutkan alisnya menatap Loren pertanda ia bingung.
"Rezha itu udah punya cewe, dan mereka udah pacaran lama, around 4-5 years, maybe? i forgot, but around that years." Terang Loren pada Amalia.
Seketika Amalia tersenyum pahit dan sedikit meremehkan,
"Ren, don't you remember who's the boys around me? they're same, Ren. Boys will be boys, i just wanna have fun, i don't take them seriously, don't worry" Jelasnya pada Loren.
"Terus, gimana kamu sama Febri? kamu udah ngomong?" Tanya Loren sambil menolehkan kepalanya kepada Amalia.
"No clue, selama ini motor ada di aku, no need to worries about anything" Ucap Amalia, matanya menatap kearah langit-langit kamar—ia berfikir, sampai kapan akan begini terus? Terkadang ia tidak mempunyai kendaraan saat ia di Malang hanya karena terlalu menjadi people pleaser. Amalia menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya.
"Say no more" Ujar Loren menanggapi Amalia.
"We need take a rest," Sahut Amalia menghentikan obrolan mereka, dan memutuskan untuk segera memejamkan mata.
Di tengah-tengah mimpi serta kenyamanan tidur Loren dan Amalia, tiba-tiba ponsel Loren berbunyi kencang, alarm milik loren berbunyi menandakan waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, Amalia menguletkan badannya dan membangunkam Loren untuk mematikan alarmnya.
YOU ARE READING
The Red String
RomanceTeori benang merah - teori yang mengatakan bahwa setiap dua insan terhubung dengan benang merah di setiap jarinya menuju ke cinta sejatinya, benang yang bisa kusut dan renggang, namun tidak bisa terputus, meskipun sejauh dua manusia ini melangkah...
