PART 3 - First

Beginne am Anfang
                                        

"Gapapa, yang penting kamunya nyaman" Kata Rezha sambil kembali mengusap kepala dan surai rambut Amalia.

"Kamu bakal nemenin aku terus ga selama di Malang?" Tanya Rezha secara tiba-tiba pada Amalia.

"Nemenin? ya selama aku di Malang bakal aku temenin dong, kenapa ngga" Jawab Amalia sambil menatap Rezha dan mengerutkan alisnya.

"Nemenin dimana pun?" Tanya Rezha sekali
lagi untuk memastikan.

"Iya, dimana pun" Ucap Amalia tanpa ragu dan merasa curiga.

"Deal?" Rezha mengulurkan tangannya pada Amalia untuk bersalaman.

"Deal." Dan Amalia tanpa ragu menerima jabatan tangan tersebut, tanpa mengetahui makna dari senyuman dan perkataan Rezha.

    Hal ini tak luput dari penglihatan Loren, namun Loren hanya menghela nafas dan memilih memejamkan matanya. Sedikit banyak Amalia merasa begitu nyaman.

"Udah sampe bawah ya? Makasih banyak ya, Mas, bintang lima deh!" Puji Loren kepada supir jeepnya saat mereka tiba di depan mobil mereka kembali.

"Terimakasih kembali ya Mas, Mbak, semoga nyaman dengan perjalanan ini tadi dan ga kapok buat balik lagi" Jawab supir tersebut sambil tersenyum tulus.

"Pasti ga bakal kapok kok mas, kalau gitu kami pamit dulu ya mas" Kata Rezha sambil bersalaman dan berpamitan kepada sang supir.

"Iya mas, hati-hati ya mas"

    Mereka berempat akhirnya melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Kota Malang, karena Amalia merasa kurang tidur, ia akhirnya memutuskan sepanjang jalan untuk tidur dan tak lama diikuti oleh Loren, sampai tiba di Malang baru lah mereka terbangun, secara tiba-tiba Rezha dan Mas Vino kembali ke kos teman Rezha untuk mengambil barang mereka, Amalia memandang bingung mereka yang justru mengambil barang-barangnya.

"Kok diambil barangnya?" Tanya Amalia merasa kebingungan pada mereka berdua.

"Aku mau bobo diluar" Kata Rezha tanpa memberi penjelasan yang jelas. Amalia masih memandang bingung, namun tidak berifikir jauh.

   Waktu menunjukkan pukul 20.00 malam, mereka sampai di kos Loren dan memutuskan untuk memakai sepeda motor lalu mencari makan karena di kos Loren terdapat motor milik Amalia dan Loren, yang membuat Amalia sedikit kesal adalah justru Rezha memilih berboncengan dengan Loren dibanding dirinya saat itu, namun Amalia tidak terlalu ambil pusing hingga tiba lah mereka di tempat makan sekitar kos Loren yang terkenal akan sambalnya. Amalia yang mengetahui kapasitas dirinya sendiri yang tidak suka pedas, ia memilih menu yang menurutnya tidak terlalu pedas.

     Disaat mereka menunggu makanan tiba, otak Amalia berfikir sebuah kejahilan lagi, namun, kali ini memang agak beresiko, ia meminjam kacamata milik Rezha dan menggantungnya di tanktop bagian depan miliknya.

"Ambil sendiri ya nanti" bisik Amalia pada Rezha  saat mereka mengambil nasi yang disediakan secara free oleh tempat makan tersebut.

Rezha tercekat dan terkejut oleh tingkah dan kejahilan yang Amalia buat saat itu, namun, Rezha menanggapinya dengan tersenyum,
"Jangan sekarang, nanti dulu" Jawab Rezha yang makin membuat Amalia semakin terkejut.

    Amalia tidak melepaskan kacamata milik Rezha dari bagian tanktopnya dari mulai awal mereka makan hingga selesai, sampai akhirnya Rezha meminta Amalia untuk berboncengan dengannya saat akan kembali ke kos Loren.

"Sengaja ya?" Tanya Rezha tanpa basa-basi saat Amalia baru saja menaiki motor. Amalia hanya menjulurkan lidahnya dengan jahil sebagai balasannya.

    Hingga akhirnya tiba di kos Loren, dan Amalia mengembalikan kacamata milik Rezha, saat Amalia ingin masuk ke dalam, Rezha menahan tangan milik Amalia,
"Katanya mau nemenin aku dimana pun? termasuk aku tidur dong" Kata Rezha sambil memberikan senyum jahilnya ke Amalia, seketika Amalia menyesali perbuatannya.

"Loh, kok gitu, kan nemenin biasa doang pas keluar kemana gitu kan" Jawab Amalia memberikan pembelaan.

"Kesepakatannya ga gitu, Amalia, kamu kurang teliti ga tanya terms and condition nya dulu" Ujar Rezha sambil tetap memegangi tangan Amalia.

"Ren, help me" Kata Amalia sambil memberikan tatapan memelas ke Loren berharap temannya akan memberikan bantuan padanya.

"Ngga ikut ikut sih aku Mal, gapapa bawa aja itu anak nakal Zha, asal balik-balik harus utuh ya" Jawaban Loren membuat Amalia semakin lemas dan pasrah.

    Karena pada saat itu malam minggu, hampir semua room penuh dan Loren memberikan opsi terakhir, akhirnya mereka—Rezha, Amalia, dan Mas Vino diarahkan Loren menuju penginapan yang ada di dekat kos Loren, mereka pun menyetujuinya dan karena dekat mereka memutuskan untuk menaiki motor saja. Setelah sampai di penginapan, semua tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Mandi dulu deh, Mal kalo saranku" Ujar Rezha setelah masuk ke dalam room bersama Amalia, sementara Mas Vino berada di kamar sebelah.

    Amalia menyetujui usulan Rezha dan bergegas membersihkan diri, lalu bergantian dengan Rezha setelah itu. Setelah itu, Rezha menutup pintu kamar mereka, dan mereka merebahkan diri sambil berbincang-bincang dengan jarak yang cukup jauh, karena merasa gemas Rezha akhirnya memberikan lengannya kepada Amalia.

"Aku terlalu oversharing ya kayanya sama kamu?" Tanya Rezha pada Amalia yang saat itu sedang menaruh kepalanya di lengan Rezha.

"Not bad, but not good. Takutnya kalo kamu oversharing ke orang yang gabisa dipercaya aja sih, nantinya malah meleber kemana-mana" Jawab Amalia memberi penjelasan, saat itu memang Rezha terlalu banyak bercerita tentang masa lalunya, entah yang menyenangkan ataupun tidak.

"Kamu tau kan aku punya cewe?" Tanya Rezha yang seketika membuat Amalia menolehkan kepalanya pada Rezha, dan Amalia hanya mengangguk.

"Don't you feel wrong?"

Amalia merasa, lagi-lagi pertanyaan itu diajukan kepadanya, ia hanya diam, sedikit tersenyum dan menghela nafas,
"We don't know what people suffering until become another people, Zha. It's a long story, you need a very long time for this" Jawab Amalia sekedarnya.

"I can give my time for you" Jawaban Rezha membuat Amalia sedikit bingung, namun, akhirnya Amalia hanya mengangguk menanggapinya.

Mereka terdiam selama beberapa menit hingga Rezha berkata sesuatu pada Amalia,
"Honestly, aku gabakal bisa having sex sama temenku sendiri" Ucapan Rezha secara tiba-tiba itu justru menjadi tantangan bagi Amalia.

"Oh, really?" Pertanyaan Amalia dijawab dengan anggukan mantap oleh Rezha.

   Entah siapa yang memulai dan bagaimana awalnya, mereka tiba-tiba saling mendekatkan wajah mereka satu sama lain, sentuhan ringan hidung dengan hidung, sampai akhirnya bibir bertemu dengan bibir, kecupan ringan hingga menuntut, durasi yang sangat lama untuk sekedar kissing.

    Amalia merasa sesuatu yang keras menyentuh perut bagian bawah miliknya saat ia sedang berciuman dengan Rezha, ia berusaha menahan tangannya agar tak kurang ajar menyentuh barang itu, meskipun merasa sangat gemas, tapi ia ingin Rezha memulai terlebih dahulu, maka ia berjanji akan memimpin setelahnya, tetapi sepertinya mereka berdua masih terlalu malu-malu untuk memulai terlebih dahulu, dan memutuskan untuk terlelap dalam dekapan masing-masing.

Next.

The Red StringWo Geschichten leben. Entdecke jetzt