Rezha menatap Amalia sambil menghela nafas dan akhirnya mengalah demi Amalia,
"Iya deh, aku temenin pake sandal" Jawab Rezha sambil meletakkan kembali sepatunya ke dalam mobil.

   Sesudah itu, mereka pun siap dan memasuki mobil jeep, Mas Vino duduk didepan bersama supir, sementara sisanya duduk di belakang. Amalia masuk ke dalam mobil jeep terlebih dahulu, lalu diikuti Loren duduk di hadapannya, dan terakhir Rezha—Amalia berharap Rezha akan mengambil tempat duduk disampingnya, dan tada! Sesuai ekspektasi Amalia, Rezha duduk disampingnya, Amalia menahan ekspresi senangnya kala itu.

"Kok kamu mau sih, Zha, aku suruh pake sandal kaya aku?" Tanya Amalia penasaran.

"Ya, gapapa, kasian liat kamu pake sandal sendiri" Kata Rezha seadanya, Amalia berharap bukan itu jawabannya.

Amalia hanya mengangguk sebagai balasannya, lalu jeep pun berjalan. Sampai di tempat administrasi mereka menunjukkan bukti bahwa mereka sudah membeli tiket dan diperbolehkan untuk masuk.

"Ih, keren ga sih viewnya" Ujar Loren terkagum melihat pemandangannya.

"Oiya, ini nanti kita gabisa lama-lama, soalnya pas banget di Bromo lagi ada acara dari suku Tengger jadi besok sebenernya Bromo tutup" Jelas si supir jeep kepada mereka semua.

"Wah, pas banget ya berarti kita kesini, pas sepi juga jadi ga macet-macetan" Sahut Mas Vino

     Melihat suasana begitu dingin dan sejuk, Amalia merasa ingin menjahili seseorang disampingnya, dengan sengaja ia menaruh tubuhnya ke tubuh Rezha, namun di luar dugaan, justru Rezha hanya diam saja dan merasa terbuka pada Amalia. Melihat respon Rezha di luar dugaannya, ia justru yang mati kutu sendiri, dan berusaha membangun obrolan seperlunya pada Loren dan Rezha.

Loren hanya menatap Rezha dan Amalia sambil menggelengkan kepalanya,
"Mal, mal tingkahmu ituloh" Kata Loren sambil sedikit tertawa, Amalia hanya ikut tertawa menanggapi candaan Loren.

    Hingga akhirnya tiba di Gunung Bromo, mereka—Loren dan Mas Vino, terlihat sangat bersemangat dan mengajak foto kesana-kemari, sehabis lelah berfoto akhirnya mereka memutuskan untuk makan bakso disana, namun Mas Vino menolak dan memutuskan melanjutkan foto-fotonya, ia berfoto bersama kuda, mobil jeep, dan lain sebagainya ditengah Amalia, Rezha, dan Loren menikmati baksonya.

"Indah ga sih pemandangannya" Kata Amalia saat Loren sedikit berjalan menjauh menyisakan mereka berdua.

"Setuju, kalau disuruh balik lagi kesini, siapa yang bakal kamu ajak?" Tanya Rezha pada Amalia.

"Hmm, kamu?" Jawab Amalia sambil pura-pura berfikir dan memberikan senyuman geli pada Rezha.

"Kok aku? kenapa ga orang yang spesial gitu buat kamu?" Ujar Rezha menanggapi sedikit serius candaan Amalia.

"Kamu sebenernya bisa diajak bercanda ga sih hahaha, tapi siapa tau kalau kita beneran jadi spesial, masa kamu gamau?" Amalia menyahut pertanyaan Rezha dengan senyuman di wajahnya.

"Lucu deh kamu, ya, kalo kedepannya kaya yang kamu bilang, why not?" Sahur Rezha, dan Amalia hanya memberikan senyumannya sebagai jawaban.

    Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan menuju spot-spot yang berada di Gunung Bromo, hingga tiba-tiba hujan mengguyur lumayan deras, dan kami memutuskan untuk usai. Di tengah perjalanan, Amalia kembali melakukan kejahilannya seperti tadi, namun kali ini, justru Rezha menyiapkan dadanya untuk di tiduri Amalia, sambil mengusap pelan kepalanya.

"Kamu emang nyaman posisi kaya gini?" Tanya Rezha sambil mengamati posisiku bersandar di badannya.

"Nyaman kok, kamu banyak dagingnya jadi empuk hahaha" Gurau Amalia kepada Rezha

The Red StringWhere stories live. Discover now