"Tiba-tiba banget udah jam delapan, masih ngantuk" Keluh Loren sambil menggapai ponselnya dan mematikan alarmnya.
Amalia berusaha duduk dan bangun agar merasa segar dan tidak mengantuk, ia bangun dan mengambil sebotol air mineral untuk menyegarkan tenggorokannya, Amalia pun berjalan guntai
menuju kamar mandi karena ia merasa ingin kencing dan cuci muka. Usai dari kamar mandi, ia masuk kamar Loren dan mendapati Loren telah terduduk di kursi kamarnya.
"Rezha sama Mas Vino udah di jalan" Jelas Loren pada Amalia, Amalia hanya mengangguk dan berjalan keluar kembali menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sejenak.
Seusai Amalia dan Loren membersihkan diri, mereka berdandan seperti biasanya, Amalia usai terlebih dahulu sebelum Loren, ia akhirnya merebahkan diri kembali ke kasur Loren dan melihat jam di layar ponselnya menunjukkan pukul 08.30 pagi. Amalia menghela nafas dan menatap Loren yang masih sibuk berdandan.
"Ren, bangunin aku kalo mereka udah dateng ya" Ucap Amalia pada Loren, ia masih merasa sangat mengantuk dan butuh tidur sejenak. Loren hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Tak lama, Rezha dan Mas Vino pun datang. Amalia dibangunkan Loren untuk segera bersiap dan menuju mobil. Amalia segera memakai kemejanya sebagai luaran baju, namun sebelum itu, ia meminjam sweater milik Loren untuk berjaga-jaga. Amalia dan Loren pun keluar kos dan menemui pria-pria ini di dalam mobil.
"Lama banget, sejauh apasih kos temenmu ke kosku" Protes Loren pada mereka berdua.
"Di sasarin Mas Vino, tuh" Sahut Rezha sambil melirik Mas Vino yang hanya tersenyum lebar sambil menatap Rezha.
"Sorry sih, namanya juga ga hafal jalan Malang" Sahut Mas Vino sebagai pembelaan.
Sebelum berangkat, mereka berempat melakukan registrasi online terlebih dahulu di website resmi milik tempat wisata Bromo, dan akhirnya berbekal aplikasi maps, mereka pun berangkat menuju tempat wisata, hingga tak disangka-sangka mereka melewati jalan yang cukup curam dan menanjak hal itu membuat mereka khawatir meskipun banyak bantuan disana. Setelah melewati tanjakan tersebut, mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat di salah satu masjid, sekaligus mendinginkan mesin mobil.
"Gila ya jalannya tadi" Ucap Rezha sambil menggelengkan kepalanya.
"Kamu cape ga?" Tanya Amalia sedikit khawatir pada Rezha.
"Aman kok, cuma jalannya bikin lupa caranya nafas aja" Sahut Rezha sambil sedikit tertawa.
"Emang jalan Bromo cuma ini ya satu-satunya? bukannya ada jalan lain?" Tanya Amalia pada Loren
"Ada sih harusnya, tapi aku ga hafal juga" Sahut Loren sambil menyalakan rokoknya.
Mereka berempat pun beristirahat sejenak sambil menyalakan rokok—kecuali Mas Vino, sambil menunggu mesin mobil sedikit dingin. Tak terasa waktu pun menunjukkan waktu sholat dhuhur, mereka pun memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan.
Perjalanan selanjutnya sangat aman, sampai mereka teringat kalau diatas harus menyewa mobil jeep. Amalia pun tidak lupa, ia memiliki teman yang mempunyai penyewaan mobil jeep di Bromo, ia segera menghubungi temannya, dan temannya menyambungkan ke kerabatnya untuk dilanjutkan perjalanannya.
Setelah bertemu dengan kerabat teman Amalia, mereka akhirnya membawa barang-barang yang diperlukan untuk menuju ke Bromo, Amalia teringat kalau ia tidak membawa sepatu, ia hanya memakai sandal sementara teman-temannya memakai sepatu. Namun, ia melihat Rezha seperti ingin berganti sepatu dari yang sebelumnya ia memakai sandal.
"Eh, stop stop, temenin aku pake sandal dong, masa tega sih biarin aku pake sandal sendiri" Ucap Amalia sedikit memelas kepada Rezha, berharap ia ditemani memakai samdal sepertinya.
YOU ARE READING
The Red String
RomanceTeori benang merah - teori yang mengatakan bahwa setiap dua insan terhubung dengan benang merah di setiap jarinya menuju ke cinta sejatinya, benang yang bisa kusut dan renggang, namun tidak bisa terputus, meskipun sejauh dua manusia ini melangkah...
PART 3 - First
Start from the beginning
