Akhirnya mereka pun tiba kembali di kamar kos Loren,
"Temenmu kapan dateng, Ren?" Tanya Arum sambil menyatok rambutnya didepan cermin.
"Sore sih katanya," Sahut Loren sambil memainkan hpnya di kasur
"Sore?"
"Sekarang udah jam 3" Ujar Amalia sambil memastikan dengan melihat jam di layar handphonenya.
"Tau deh, belum ngabarin lagi, bentar lagi paling" Jawab Loren sambil mengendikkan bahunya tanda ia tidak mengerti.
Jam sudah menunjukkan pukul 16.30 sore, Amalia dan Arum merebahkan diri mereka di kasur milik Loren sambil memainkan handphone masing-masing, sedangkan pemiliknya berada diatas kursi riasnya. Hingga tak sadar, Arum dan Amalia justru tertidur lelap sampai Amalia tersadar pertama bahwa temannya–Loren tidak ada di kamarnya.
"Eh, Loren kemana? Rum, Loren kemana?" Amalia terlihat kebingungan saat melihat sang empu pemilik kos tidak ada di kamarnya dan membangunkan Arum.
"Hm? Gatau, aku juga baru bangun" Sahut Arum sambil menguletkan tubuhnya.
Amalia memutuskan untuk bangun dan melihat jam di layar handphonenya yang menunjukkan waktu 18.00 sore,
"Loh, udah jam segini ternyata" Kata Amalia.
"Udah jam enam sore ya? itu anak kemana lagi" Jawab Arum ikut kebingungan mencari keberadaan Loren.
Tak lama ditengah kebingungan Arum dan Amalia mencari Loren, ia datang dari depan gerbang kosnya sambil berkata pada teman-temannya,
"Udah bangun? temenku dah sampe tuh" Ucap Loren pada kedua temannya, dan tak lama ia berjalan keluar kembali menemui temannya.
Amalia dan Arum saling bertatapan heran,
"Mal, laper ga sih? makan yuk" Ajak Arum kepada Amalia.
"Laper sih, tapi masa kita tiba-tiba ninggalin Loren?" Tanya Amalia bingung.
"Ah, gini aja, tapi agak gimana gitu sih, gimana kalo sekalian aja tuh temen Loren diajakin makan, jadi ramean sekalian kita" Sahut Arum memberikan ide kepada Amalia, Amalia sedikit berpikir dan menyetujui ajakan Arum.
Lalu, Loren secara tiba-tiba kembali lagi ke kamarnya untuk menemui Arum dan Amalia, namun belum sempat Loren berkata apapun, Arum sudah berkata pada Loren,
"Eh, Ren, aku sama Amalia laper nih, kamu ga laper? sekalian ajakin temenmu makan yuk, makan barengan" Ujar Arum sambil tersenyum lebar, memohon Loren secara tidak langsung untuk menyetujui ajakannya dan memberi ijin pada temannya.
Loren menatap mereka berdua dan menghela nafasnya pelan,
"Yaudah aku bilangin dulu ya, kali aja mau, tunggu dulu" Loren pun berjalan keluar kembali untuk menemui temannya diluar.
Amalia dan Arum saling bertatapan sambil sedikit riang, berharap teman Loren mau menerima ajakan mereka berdua untuk makan bersama. Lalu, tak lama Loren kembali ke kamarnya dan menyuruh kedua temannya untuk keluar, karena teman Loren menyetujui ajakan mereka.
Setelah mengunci pintu kos dan pintu gerbang kos Loren mereka berjalan keluar, Amalia melihat mobil hitam terparkir agak jauh dari kos Loren, ia lalu berjalan mendekat bersama Loren dan Arum. Setelah mendekat, Arum memutuskan untuk masuk terlebih dahulu ke dalam mobil diikuti Amalia dan Loren.
"Halo, mas" Ujar Amalia secara tiba-tiba agar memunculkan first impressions yang ramah pada teman-teman Loren.
"Eh, iya halo mbak" Sahut teman Loren yang memegang setir.
Amalia memutuskan untuk diam setelah itu, hanya terjadi obrolan antara Arum, Loren, dan kedua teman Loren, ia terlalu kaku untuk memulai obrolan dengan orang baru. Hingga akhirnya mereka sampai pada salah satu tempat makan di Kota Malang—tempat langganan Arum dan salah satu gebetannya. Mereka mengambil tempat duduk dan mulai memesan makanan.
YOU ARE READING
The Red String
RomanceTeori benang merah - teori yang mengatakan bahwa setiap dua insan terhubung dengan benang merah di setiap jarinya menuju ke cinta sejatinya, benang yang bisa kusut dan renggang, namun tidak bisa terputus, meskipun sejauh dua manusia ini melangkah...
PART 2 - Meet
Start from the beginning
