"Duh, masih ngantuk, siapa sih?" Ucap Amalia sambil mengedip-ngedipkan matanya, menyesuaikan mata dengan cahaya di pagi hari serta tangannya yang menggapai-gapai mencari benda pipih tersebut.
"Halo, paan?" Sahut Amalia sambil mengangkat telfon dan memejamkan matanya kembali setelah melihat siapa yang menelfonnya di seberang sana.
"Nanti ke kos aku ga?" Tanya seseorang dari sebrang telfon genggam Amalia yang ternyata adalah temannya, Loren.
"Hmm" Kata Amalia, karena masih merasa mengantuk, Amalia hanya berdehem sebagai jawaban setuju.
"Okedeh, sampai jumpa nanti." Ujar Loren sambil mematikan telfon.
"Udah nih? gitu doang? gajelas" Amalia mendumel sambil menatap layar handphonenya heran, karena ia merasa Loren mengganggu tidurnya di pagi haari hanya untuk menanyakan hal tersebut.
Akhirnya, Amalia memutuskan untuk berdiri dari tidurnya dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan berencana membeli makanan di sekitar kosnya, sebelum nanti menuju ke kos Loren di sore hari.
"Makan apa ya enaknya" Gumam Amalia sambil melihat-lihat makanan di aplikasi food delivery di handphonenya sebagai referensi menu makannya hari ini.
"Bingung banget, beli lalapan depan kos aja deh" Ujar Amalia pada akhirnya membeli makanan di depan kosnya seperti biasa.
Amalia memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke tempat makan, mengingat jaraknya cukup dekat dengan tempat kosnya. Lalu, Amalia membungkus makanannya untuk dimakan di kos. Setelah mendapatkan makanannya, ia kembali ke kamar kosnya untuk menyantap makanan yang baru ia beli.
"Kenyang banget, habis ini mandi deh terus siap-siap, udah jam segini juga" Gumam Amalia pada dirinya sendiri sembari melihat jam di layar gadgetnya menunjukkan pukul 14.00 dan lekas membereskan sisa makanannya.
Sehabis mandi, Amalia sedang merias diri bersiap untuk ke kos temannya sambil mendengarkan lagu dari aplikasi di handphonenya, saat ia sedang asyik merias, tiba-tiba ia mendapatkan pesan dari temannya–Arum
"Mal, ga yakin deh besok mau ikutan" Tiba-tiba arum mengirimkan teks tersebut ke Amalia
"Lah, kok ga yakin? kalo kamu ga ikut, aku ga ikutan juga deh." Balas Amalia kepada Arum, karena ia merasa ragu-ragu apabila salah satu temannya tidak ikut.
"Gimana ya tapi ngomongnya ke Loren?" Tanya Arum
"Duh, itu dia, coba kita bilang ini nanti waktu di kosnya aja kali ya" Balas Amalia pada pesan teks Arum
"Boleh deh, yaudah kalo udah di kos Loren kabarin aku ya." Balas Arum
"Iya." Amalia hanya membalas singkat pesan teks Arum.
Setelah itu, Amalia sudah merasa dirinya rapi dan bergegas menuju kos Loren, di jalan menuju tempat Loren ia sambil memikirkan apa yang akan ia katakan untuk menolak ajakan Loren esok hari, ia takut jika temannya merasa kecewa ia menolak secara tiba-tiba ajakan Loren, karena kemarin Amalia menerima ajakan temannya itu.
Sesampainya di tempat Loren, Amalia melihat di parkiran motor ternyata Arum belum sampai disana, akhirnya, Amalia memarkirkan kendaraannya di tempat parkir motor kos Loren dan segera masuk ke kamar Loren, dilihatnya temannya itu sedang menata rambutnya karena sehabis mandi di dalam kamarnya.
"Ga bareng Arum?" Tanya Loren di depan kaca rias kamarnya pada Amalia karena melihat Amalia datang sendirian.
"Ngga, belum siap kali dia, paling bentar lagi juga nyampe" Sahut Amalia sambil tiduran di kasur kamar kos temannya.
Sesaat kemudian, Arum datang sambil membawa minuman, ternyata Loren meminta tolong Arum untuk membelikan minuman coklat di depan kosnya dan dibawa ke kos Loren, karena mereka tidak ada yang berniat ingin keluar, maka mereka hanya berbincang di kamar kos Loren, namun, satu hal yang dilupakan oleh Amalia dan Arum, yaitu mengatakan bahwa mereka sedikit keberatan untuk ikut ajakan Loren esok hari hingga mereka pulang ke kos masing-masing.
"Balik dulu ya ren, thanks yaa" Kata Amalia sambil menyalakan kendaraannya dan bersiap menuju kosnya.
"Hati-hati ya Rum, Mal. Terutama kamu nih, Mal, kosmu jauh, lewat jalan gede aja, jangan jalan kecil" Nasihat Loren pada Amalia.
"Aman." Kata Amalia menunjukkan jempolnya pada Loren sambil menjalankan kendaraannya.
Amalia menghela nafas panjang sesampainya di kos, ia merasa kelelahan meskipun tidak melakukan kegiatan apapun, atau bahasa lainnya–energy socialnya habis, ia menaiki tangga satu persatu dan berjalan guntai menuju kamarnya, membuka pintu kamarnya dan melihat keadaan kamarnya yang masih berantakan sebelum terakhir ia tinggalkan sore tadi, ia makin merasa lemas dan membereskan sedikit demi sedikit yang berantakan.
"Akhirnya beres juga." Kata Amalia sambil
merebahkan tubuhnya di kasur merasa lega.
"Lah, iya belum ngomong ke Loren" Ucap Amalia sambil menepuk jidatnya, ia segera mengambil barang elektroniknya dan mengetikkan sesuatu untuk dikirim ke Arum.
"Rum, gimana sih, kok ga inget" Amalia mengucap protes pada Arum di pesan teksnya.
"Lah, iyaya, aku aja juga lupa, masa bilangnya besok? apa ga terlalu mepet?" Tanya Arum sama lupanya dengan Amalia.
"Nah iya makanya itu."
"Apa coba deh besok gampang kita ngomongnya ke Loren gimana" Balas Amalia mengirimkan dua bubble text ke temannya.
"Yaudah, pikir nanti deh, ngantuk" Balas Arum singkat.
Amalia hanya membaca teks tersebut dari luar dan menutup aplikasi chatnya, lalu bergantian membuka aplikasi sosial medianya yang bernama Line, ia bisa berinteraksi dengan orang asing melalui aplikasi tersebut dengan fitur yang diberikan oleh aplikasi Line bernama–Line Nearby.
Ia banyak bertemu berbagai macam pria dari aplikasi ini, Amalia hanya berniat untuk mencari teman namun sepertinya niat dari pria-pria di dalam aplikasi ini berbeda dengannya.
"Hmm, gaada yang menarik buat dibales ah bosen" Keluh Amalia saat melihat pria-pria yang berbalas pesan dengannya berusaha mengajaknya keluar.
"Matiin aja dulu ah fiturnya, ntar kalo pengen nyalain lagi," Kata Amalia pada dirinya sendiri sambil mematikan fiturnya dan menutup handphonenya lalu segera mematikan lampu, mengambil selimut, dan tertidur.
Next.
YOU ARE READING
The Red String
RomanceTeori benang merah - teori yang mengatakan bahwa setiap dua insan terhubung dengan benang merah di setiap jarinya menuju ke cinta sejatinya, benang yang bisa kusut dan renggang, namun tidak bisa terputus, meskipun sejauh dua manusia ini melangkah...
PART 1 - Before
Start from the beginning
