"Wah, kalo lusa gabisa, lemburan kerjaan, lagi hectic, terus nih cowokku pasti ribet juga, jangan lusa lah" Ita menolak dengan wajah masam berkata pada Loren dan teman-temannya perihal ajakan Loren.
"Udah janjian sama temenku lusa, gabisa ditunda, gimana lagi" Ucap Loren sedikit kecewa, dalam hati ia sedikit menyayangkan bahwa salah satu temannya tidak bisa ikut ajakannya.
"Duh, gabisa kalo lusa, kalian dulu aja, nanti next time kita berempat, aku yang kasih info, oke ga?" Kata Ita memberikan solusi agar teman-temannya tidak merasa kecewa.
"Ah, yaudah deh, kalo gabisa jangan dipaksain, kaya gaada waktu aja, iya kan?" Sahut Amalia pada teman-temannya berusaha memberi pengertian.
Arum menganggu setuju dengan penyataan Amalia,
"Tumben adem banget pas keluar? ga berantem sama mantan kesayanganmu itu?" Celetuk Arum diikuti gelak tawa Loren.
"Sialan, kata siapa ngga? udah kok daritadi, read aja chatnya, males" Jawab Amalia malas kepada teman-temannya mengenai hubungannya dengan sang mantan—Febri
Hubungannya dengan Febri usai dari tahun kemarin, namun, sepertinya sang mantan enggan melepasnya begitu saja, banyak faktor yang membuat Amalia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya, salah satunya adalah sikap, terlalu banyak hal yang ia maklumi selama tiga tahun itu dan kini Amalia kebingungan untuk lepas dari ikatan yang dibuat mantannya.
Sesaat kemudian, minuman mereka berempat datang, mereka pun berbincang menghabiskan waktu bersama, hingga jam tidak terasa menunjukkan pukul 11 malam, dinginnya malam di Malang kala itu membuat mereka memutuskan untuk kembali ke kos masing-masing dan beristirahat.
Setelah sesampainya di kos Amalia, ia membereskan riasan di wajahnya sambil mengirimkan teks kepada ibunya perihal ia menunda kepulangannya ke rumah minggu ini.
"Ma, Amalia ga pulang dulu ya minggu ini, soalnya masih banyak tugas nih, tapi habis itu Amalia pasti pulang kok, ngga lama." Amalia mengetik pesan teks untuk dikirim ke ibunya, ia terpaksa berbohong pada ibunya karena tidak mungkin Amalia berkata jujur pada ibunya perihal rencananya dengan teman-temannya.
Beberapa menit menunggu, Amalia akhirnya mendapat balasan pesan teks dari ibunya,
"Iya, kapan bisa pulang?" Balas ibunya dari sana.
"Senin juga udah pulang kok ma, mama kok belum tidur?" Tanya Amalia heran sambil melihat jam di handphonenya yang menunjukkan pukul 23.30 malam.
"Yaudah, kalau mau pulang kabarin aja ya, nih Mengki kangen kamu"
"Iya, ini tadi mau tidur mama, cuma ada chat dari kamu, makanya mama bales dulu." Balas Ibu Amalia mengirimkan beberapa teks balasan pada Amalia serta mengirimkan foto kucing kesayangan di rumahnya–Mengki
"Duh, lucunya, jadi kangen" Kata Amalia dalam hati sambil melihat foto kucing bercorak hitam putih yang dikirimkan ibunya.
"Ah, Amalia kangen banget sama Mama, Ayah sama Mengki, bentar lagi Amalia pulang kok"
"Kalau gitu buruan istirahat, Ma. Selamat istirahat ya, Ma" Amalia membalas pesan teks ibunya sambil tersenyum dan mengirimkan tanda hati pada ibunya.
"Iya, kamu juga ya, nak. Selamat istirahat" Balas ibunya sambil mengirimkan tanda hati pada Amalia.
Amalia hanya membalas dengan mengirimkan tanda hati pada ibunya dan menutup layar handphonenya lalu bergegas mematikan lampu kamar tidur dan beristirahat dengan perasaan lega karena ibunya menyetujui keterlambatan pulangnya.
Malang, 19 Januari 2023
Paginya, di sebuah kos daerah Dau, Kota Malang, seorang gadis masih bergelut dengan selimut dan mimpinya, namun segera di kagetkan dengan bunyi telfon dari handphonenya yang berdering kencang.
YOU ARE READING
The Red String
RomanceTeori benang merah - teori yang mengatakan bahwa setiap dua insan terhubung dengan benang merah di setiap jarinya menuju ke cinta sejatinya, benang yang bisa kusut dan renggang, namun tidak bisa terputus, meskipun sejauh dua manusia ini melangkah...
PART 1 - Before
Start from the beginning
