Abimanyu dan Arisya dua orang yang saling bertetangga dan sudah tumbuh bersama sedari kecil. kemudian memulai kisah baru dengan sama-sama menjadi mahasiswa rantau di kota Yogyakarta.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Siang hari ini cuaca di Kota Jakarta cukup panas, hal itu di rasakan oleh seorang gadis yang tadi baru membuka pintu pagar rumahnya untuk menjemput makanan yang ia pesan secara online yang ternyata sang kurir telah menunggu nya di depan rumah. Setelah transaksi selesai dengan sang kurir dan pesanan nya telah berada di tangan, buru-buru ia kembali masuk kedalam rumah. Rasanya panas hari ini terasa menusuk ke kulit nya. Tidak heran di kota seperti Jakarta ini jarang sekali akan merasakan yang namanya hawa sejuk. Di tambah apabila jika mulai memasuki musim kemarau rasanya ingin berendam saja seharian.
Arisya Zahwa Rahayu, gadis bertubuh mungil yang kini tampak sedang bersantai di sofa ruang keluarga rumah nya ditemani beberapa cemilan dan minuman yang sudah dia pesan tadi tak ketinggalan salah satu hal yang menjadi kegiatan favorit nya yaitu membaca novel, kegiatan yang hampir jarang yang lewatkan jika ada waktu senggang.
Sebenarnya ia tidak sendirian siang ini, disamping nya ada seorang lelaki mengenakan kaus oblong hitam dan celana coklat selutut. Lelaki itu sedang bermain game di ponsel milik nya. Laki-laki yang tadi datang ke rumah nya dengan misuh-misuh karena kata nya sambungan Wifi di rumah nya sedang mati disaat ia sedang asyik-asyiknya bermain game. Jadi lah sekarang lelaki itu dengan ongkang kaki menumpang Wifi rumah milik Risya. Lelaki itu bahkan sesekali terdengar mengumpat karena hampir kalah yang suara nya membuat Risya jengkel karena merusak konsentrasi membaca nya.
Lelaki itu adalah Abimanyu—nama lengkap nya Abimanyu Dipta Bimantara. Yang tak lain adalah tetangga rumahnya sendiri, sekaligus juga teman nya dari orok sampai sekarang.
"Ck! lo tuh berisik banget sih! Gue lagi fokus baca ini!" Ujar Risya melirik jengkel ke arah Abi. Bagaimana bisa dia fokus menghayati kata demi kata novel yang sedang dia baca jika lelaki itu heboh minta ampun ditambah juga volume ponsel nya yang nyaring terdengar.
"Biasa aja kali, sensi amat sih lo namanya juga lagi main." Balas Abi cuek seolah tak mengindahkan raut wajah dongkol gadis yang duduk di seberang nya itu.
Risya mendelik. "Masalah nya gue jadi gak konsentrasi baca nya."
Abi mengalah."Iya-iya nih udah gue matiin game nya."
Melihat itu Risya pun akhirnya melanjutkan membaca novel nya yang tadi sempat terhenti.
"Eh besok pengumuman SBMPTN kan Sya?"
"Hm" Sahut Risya singkat.
"Yah kalau seandainya kita lolos, berarti gue sama lo lagi dong." Ucap Abi dengan memasang muka memelas. Mendengar hal itu sontak saja Risya menghentikan kegiatannya lalu melirik ke arah Abi.
"Maksud lo?" Tanya Risya mengerutkan kening.
"Ya itu kan gue daftar di Universitas Yogyakarta, nah kan lo juga daftar disana tuh, ya otomatis gue sama lo lagi dong." Ujar Abi dengan frustasi yang di mata Risya justru terkesan buat-buat.
"Ya terus?" balas Risya dengan masih sedikit bingung.
"Pasti gue bosan lah sama lo terus, dari TK sampai kuliah masa ketemu lo terus, tapi gue maklum sih secara lo kan emang gak bisa jauh dari gue iya nggak?" Abi menggoda Risya dengan menaik turun kan alis nya.
"Idihh!, ke pede-an banget sih lo! Siapa juga yang gak mau jauh dari lo. Orang lo sendiri yang ngikut-ngikut gue daftar di Jogja kan, geer banget lo jadi orang!" Ujar Risya kesal.
Kedua orang tersebut memang mendaftar di perguruan tinggi dengan memilih universitas yang sama. Memang sebelumnya mereka tidak memberitahu satu sama lain jika ingin mendaftar di kampus mana. Tapi entah kebetulan atau tidak, setelah mereka mengikuti ujian, baru lah mereka tahu ternyata satu sama lain mendaftar di universitas yang sama.
"Gue mana tau kalau lo juga daftar disana kalau gak dengar dari Mama, pasti lo kan yang ngikut-ngikut gue? Ngaku aja deh lo!" balas Abi sembari menahan tawa melihat wajah kesal Risya.
"Heh enak aja!, nggak ya!" elak Risya yang bahkan mulai melupakan novel nya karena Abi yang terus mengusik nya.
"Halah jujur aja deh." Abi masih memasang mode jahil menggoda Risya. Abi itu memang tengil apalagi kepada Risya, dia tampak senang sekali mengusik teman kecil nya itu. Keduanya bak tikus dan kucing yang jarang akur.
Risya melempar Abi dengan bantal sofa yang berada di pangkuannya. "Sini nggak lo!" Risya mengejar Abi yang kini berlari yang menghindar dari serangan nya. Sedangkan Abi hanya terkekeh setelah berhasil memantik amukan Risya.
"Ampun-ampun Sya" Ujar Abi tertawa meledek sambil terus berlari memutari ruang keluarga rumah Risya.
"Iihhhhh! Rese banget sih lo!" Ucap Risya menggelegar.
Halo semua selamat datang di ceritapertamaku ^_^
Jangan lupa vote dan komen ya supaya aku semangat nulis nya.