Valerie #3

656 120 13
                                    

Kalix
Nanti malem ikut aku, ya.

Valerie
Ke mana?

Kalix
Ada deh...
Aku mau kasih tau sebuah rahasia ke kamu.

Valerie
Kenapa nggak sekarang aja ngasih taunya?

Kalix
Nggak bisa, harus malem biar kamu lihat langsung.

Malamnya, Kalix mengajak Valerie ke sebuah bangunan terbengkalai bekas terbakar. Dari luar, gedung itu sangat menyeramkan, lantaran sudah lama tidak diurus sehingga minim cahaya dan banyak ditumbuhi tanaman liar. Ada dua orang pria berbadan kekar di depan pintu masuk, berjaga seperti Satpam.

"Kita ngapain ke sini? Mau uji nyali?" tanya Valerie agak merinding. Sejauh mata memandang, hanyalah sarang laba-laba yang terlihat.

Tawa Kalix membahana di ruangan kosong itu, menambah kesan seram.

"Kalix, kamu jangan nakutin aku deh. Pulang aja yuk." Valerie menarik kaus Kalix, makin ragu untuk melangkah.

"Tenang sayang, ada aku nggak usah takut." Kalix menggenggam tangan Valerie.

Kalix menekan tombol lift, ternyata itu masih berfungsi. Valerie hanya bisa pasrah, meski detak jantungnya bergemuruh. Mereka masuk ke bilik kecil itu dan Kalix menekan angka lima.

Lantai demi lantai dilewati, bagaikan film-film horor di benak Valerie. Dia melirik ke cahaya kedap-kedip di atas, sambil mengeratkan genggamannya di tangan Kalix.

Ting!

Pintu lift terbuka. Kesunyian langsung berganti dengan suara riuh gemuruh sorakan orang-orang. Suasana terlihat berbeda di lantai ini, memang lebih dark, namun tidak creepy.

"Ini tempat apa?" tanya Valerie.

Kalix menjawab dengan membuka pintu besi itu. Semua sorakan berasal dari para suporter untuk dua petinju yang sedang bermain di atas ring.

Mulut Valerie menganga. Dia sungguh tidak menyangka ada tempat seperti ini yang menampung para petarung gelap. Dia yakin tempat ini ilegal dan segala aktivitas di sini tidak ada izin resmi dari pihak terkait.

"Kenalin, ini dunia aku yang lain, yang nggak banyak orang tau," beritahu Kalix.

Valerie baru akan bertanya, namun seorang pria memanggil nama Kalix.

"Kalix!"

Dua orang pria, Kenneth dan Kaezaro datang mendekat. Keduanya terkejut melihat Valerie juga di sana. Mereka pikir selama ini Kalix hanya membual soal hubungannya dengan Valerie, karena selama di kantor tidak pernah ada interaksi di antara mereka.

"Percaya, kan, sekarang?" ujar Kalix sombong sambil merangkul pundak Valerie.

"Ampun suhu, sujud gue sama lo," ucap Kenneth sambil mengatupkan kedua telapak tangan.

"Lo nggak diancem, kan, biar nerima dia jadi pacar?" tanya Kaezero pada Valerie.

"Sialan." Kalix meninju perut Kaezaro.

Valerie tersenyum geli.

"Buruan siap-siap bentar lagi giliran lo," suruh Kenneth.

"Giliran?" Valerie bertanya tanpa suara saat Kalix menatapnya.

"Aku jelasin di dalem." Kalix menggandeng tangan Valerie, mengajaknya ke sebuah ruangan tertutup.

Kenneth dan Kaezaro mengikuti, karena mereka harus membantu Kalix bersiap.

ValerieWhere stories live. Discover now