-6-

1.8K 161 3
                                    


Jaemin merasakan perubahan dari keluarganya, mereka tampak peduli padanya juga sedikit posesif.

Hal kecil yang menyangkut Jaemin adalah hal yang sering diributkan, seperti siapa yang akan berada di kamar Jaemin malam ini atau siapa yang akan mengantarkan Jaemin ke sekolah.

Seperti sekarang ketiga pria tampan itu masih meributkan siapa yang akan mengantarkan Jaemin ke sekolah, meski mereka memiliki kepentingan mendesak.

Jaemin menatap ketiganya dengan datar, membiarkan ayah dan kedua kakaknya saling berpandangan dengan tatapan tajam satu sama lain sementara dirinya sarapan dengan tenang.

Hingga sarapan selesai mereka masih seperti itu, padahal Jaemin ingin berangkat bersama supir tapi supirnya itu pasti takut menatap ayah dan kedua kakaknya.

Jaemin berpikir kemudian senyumnya mengembang saat melihat siapa yang datang dan tersenyum kearahnya.

"Abang gyu!" Panggil Jaemin, pemuda manis itu turun dari kursi makan dengan tergesa menuju Mingyu.

"Jangan lari!"

Jaemin tersentak mendengar suara berat dari ayah, kedua kakaknya juga Mingyu.

"Selamat pagi, Nana." Sapa Mingyu, Jaemin tersenyum.

"Pagi Abang gyu!"

"Mau berangkat bersama Abang?" Tanya Mingyu yang di balas anggukan dari Jaemin.

"Mau! Let's gooooo abangggg." Pekiknya, Mingyu tersenyum dan menggandeng tangan Jaemin.

"Pamit terlebih dulu pada ayah dan kedua kakakmu." Ucap Mingyu, Jaemin mengangguk dan membalikkan tubuhnya menatap ketiga pria tampan itu.

Selesai berpamitan Jaemin menggandeng tangan Mingyu dan menoleh untuk melambaikan tangan pada mereka.

Akhirnya lolos juga, batin Jaemin.

Mingyu yang melihat wajah senang Jaemin ikut tersenyum.

Setelah sampai Jaemin mengecup pipi Mingyu dan mengucapkan terima kasih sebelum berlari kecil menuju kelas, pemuda manis itu beberapa kali menoleh dan melambaikan tangannya pada Mingyu dengan senyum manis.

Mingyu tersenyum dan ikut melambaikan tangannya.

Saat punggung kecil itu menjauh, Mingyu menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah.

...

Jaemin berjalan kearah perpustakaan, pemuda manis itu ingin mengembalikan buku yang ia pinjam.

Saat tengah asik berjalan di koridor sepi, pemuda manis itu tiba-tiba saja merasa seseorang mendorongnya dan terjatuh begitu juga dengan buku yang ia bawa.

"Ah, maaf. Aku sedang terburu-buru, biar aku bantu." Ucap orang itu, membantu Jaemin mengambil buku.

"Lain kali hati-hati."

"Iya, sekali lagi maaf." Kata orang itu, membantu Jaemin bangkit.

Jaemin menatap pemuda tampan dengan rahang tegas itu.

"Lee Jeno!"

Jaemin menoleh, mendapatkan guru bk yang mendekat kearah mereka.

Pemuda bernama Jeno itu entah mengapa malah menarik tangan Jaemin untuk berlari, Jaemin tentu terkejut dan mau tak mau ikut berlari.

Berasa jadi buron guru bk bjir, batin Jaemin.

Jaemin tak tau Jeno mau membawanya kemana hingga ia merasakan punggung nya sakit saat pemuda tampan itu mendorongnya ke arah tembok.

transmigrasi nana Donde viven las historias. Descúbrelo ahora