Bab 15 (Volume 3): Tekanan besar di perbatasan tengah & Usaha

179 44 12
                                    

Pasukan Majapahit POV

"HABISI MEREKA!!!!"

"SERANG!!!!"

Cting! Tang! Buagh! Jleb! Jrash!

"Agh!"

"Tahan!"

Pasukan Majapahit yang lelah akan serangan tak hentinya di benteng itu mulai kewalahan. Bnayak dari mereka yang terbunuh dengan musah setelah merasakan lelah yang amat sangat. Terlebih yang mereka hadapi adalah salah satu unit elit Sunda yang bernama unit Getih Maung. Yang terdiri dari 3 ribu pasukan pimpinan Tumenggung Atep, 2 ribu pasukan Senopati Ade dan 10 ribu pasukan Senopati Asep.

Para pasukan Sunda bersorak dengan keras karena mereka percaya bahwa pertempuran hari ini dapat mereka menangkan. Pasukan Majapahit pimpinan Senopati Ardhana tidak dapat bertarung secara maksimal, bukan hanya karena terluka dan kelelahan. Tapi mereka sudah banyak kehilangan medan strategis yang menguntungkan mereka.

"Tembakan cetbang dan bedil!!!"Perintah salah satu kapten

Dor! Dor! Bom! Bom! Bom! Bom!

Beberapa cetbang menyerang musuh , namun itu kurang efektif. Selain karena banyak pasukan yang tidak bisa membidik dengan benar, jumlah cetbang yang dapat dioperasikan juga sedikit. Ini menjadi pukulan bagi pasukan Ardhana yang biasanya selalu menggunakan cetbang dan bedil sebagai salah satu peran penting dalam pertahanan dan kemenangan yang lalu.

"Terus pertahankan benteng!!!! Jangan menyerah!!! HIAGH!" Teriak Senopati Ardhana yang kewalahan menghadapi jumlah pasukan Sunda yang amat banyak.

"Akh!!!" Pasukan Sunda yang melawan Ardhana tewas, tapi tak lama pasukan lain datang dan menghampirinya. Tapi untung saja ia dibantu oleh para pasukannya.

"Lapor Senopati, pasukan kita di timur telah musnah, mereka berhasil masuk ke benteng!" Lapor salah satu pasukan dnegan terengah-engah

"Lapor 3 Komandan di timur dan dibenteng telah tewas!! Pasukan kita kehilangan rantai komando!!"

"Huh?! secepat ini?!!! Berapa pasukan kita yang tersisa?!!" Ardhana sangat terkejut mendengar kabar ini, padahal pertahanan di timur benteng tak dapat dianggap remeh, terlebih 3 dari 6 komandan sudah tewas.

"Se-sekitar kurang dari 3 ribu pasukan Senopati! huh? hiagh!" Pasukan yang melapor tadi pun sekarang fokus bertarung karena musuh menyerangnya.

"Kami tak memiliki peluang menang, salah satu pilihan terbaik adalah mundur dan ke titik pertahanan selanjutnya. Tapi, dalam kondisi terkepung seperti ini julah korban pasti akan terus bertambah. KABARKAN SERANGAN INI PADA WILAYAH SEKITAR , SEMUA PASUKAN SEGERA MUNDUR!! KITA BUAT POS PERTAHANAN BARU!!!" Perintah Ardhana membuat pasukan Majapahit mulai berusaha keluar dari pengepungan dan melarikan diri dari sana. Tapi dalam usaha itu dari 2.765 pasukan, kini hanya tersisa 1.989 pasukan yang semuanya dalam kondisi terluka.

Benteng itupun akhirnya dikuasai pasukan Sunda hanya dalam kurun waktu 5 hari. Pasukan Sunda segera membersihkan lokasi pertempuran dan memperbaiki benteng. Jumlah mereka yang awalnya 10 ribu pasukan kini tersisa 7.545 pasukan dengan komando utama dipegang Oleh Senopati Asep. Pamji Sunda berkibar dibenteg itu dan mereka bersorak semangat. Setidaknya itu dapat mengobati kemarahan mereka yang gagal menghabisi Agra dan menguasai Wilayah Cilacap melalui Rawaapu. Kabar ini terus tersiar pada kedua belah pihak, bersamaan dengan kabar kemenangan Agra.

******

Pejabat Kerajaan POV

Keraton Trowulan, Kerajaan Majapahit

MENJADI PRABU HAYAM WURUKWhere stories live. Discover now