Bab 10 (Volume 2) : Ancaman Baru & Pertemuan sebelum Perang besar

245 47 3
                                    

Agra POV

1 bulan kemudian

       Agra sudah kembali ke Desa Rawaapu pasca pengujian senjata dan berlatih Sandiwara dengan Abinaya dan Adinata. Dan rencana sandiwara dimulai akan diundur mengingat perubahan kondisi Sunda yang tiba-tiba saja mulai membaik pasca keterpurukan mereka selama satu setengah bulan, dan ini diluar perkiraan Agra, dan membuat berbagai rencana perlu diubah atau direvisi akibat perubahan ini.

"Hmmm Prabu Lingga ternyata masih bisa bertindak cepat, ia menyadari keblunderan dalam pajak untuk rakyatnya. Dan karena ada beberapa harta para bangsawan yang terbunuh dan belum kami ambil, Prabu Lingga memanfaatkan itu untuk menambah keuangan. Yahh ini juga ada bagian dari kesalahan kita" Gumam Agra yang hanya bisa tersenyum kecut

"Yahh mau bagaimana lagi. Maka perang yang harusnya masih 5 bulan lagi malah menjadi 4 bulan kurang, Kami perlu melakukan beberapa sabotase untuk melumpuhkan mereka meski ini cukup beresiko mengingat musuh yang makin waspada. Bahkan dalam 2 minggu terakhir 4 regu unit sabotase telah berhasil dibasmi, Ternyata kemampuan Mahapatih Jaka lebih baik dari Mahapatih sebelumnya, dan lebih mengancam dibandingkan Saudaranya Adipati Deden" Gumam Agra lagi dengan serius

"Raden, Maaf bila mengganggu. Saya ingin memberi kabar mengenai kondisi Pasukan pemberontak" Lapor 100 yang datang dari luar

"Begitu... Silahkan jelaskan, dan kamu boleh minum air dulu" Tawar Agra dengan ramah dan 100 berterimakasih lalu minum dan lanjut berbicara

"Raden, Pasukan pemberontak mengalami kebuntuan saat melakukan pergerakan. Seiring berjalnnya waktu kekuatan mereka juga menurun dan pulih. Pergerakan mereka buntu di sunda kelapa, juga berusaha menutupi keterkaitan mereka dengan putri Dyah. Mereka yang tertangkap bisa bernasib disiksa,di bakar ataupun" Lapor 100 

"Huh, sudah sampai ke tahap buntu ya... Luar biasa penanganan pasukan Sunda, Namun apakah mereka masih dapat bertahan?" Tanya Agra

"Mereka dapat bertahan Raden, meski mereka kewalahan namun pasukan Sunda masih lebih berfokus pada pertempuran yang akan dilakukan dengan kerajaan kita" Jawab 100

"Yahhh ini cukup rumit, karena bila kita membantu mereka secar signifikan kekuatan kita akan berkurang juga...100 kabarkan  Perintah pada Dana dan Adinata untuk membuat Propaganda yang dapat membuat banyak Masyarakat Sunda terprovokasi untuk memberontak pada Prabu Lingga, incar para penduduk dekat pusat Ibukota mereka di Kawali dan daerah yang pola pikir Masyarakatnya sempit. Dan segera buat rencana cadangan untuk mengantisipasi berbagai strategi musuh" Ucap Agra yang segera dicatat oleh 100 dan mulai mengirimkan surat menggunakan burung merpati

"Perlawanan makin sengit ya, dan entah kenapa aku malah menikmati sensasi ini. Yakni sensasi memiliki musuh yang setara dan sebanding, ini membuat adrenaliku tertantang 100, bagaimana pergerakan divisi sabotase dan spionase kita yang tersisa disana?"Tanya Agra

"Pergerakan divisi kita yang tersisa makin hati-hati dan lebih lambat dari sebelumnya raden, tapi setidaknya pergerakan kami jadi lebih tersembunyi" Jawab 100

"Itu bagus, lebih baik lambat namun efektif dibanding terlalu terburu-buru namun merugikan pada kondisi ini" Gumam Agra dengan cukup puas mengenai tindakan yang dilakukan organisasinya

"Aku memiliki firasat bila mereka akan memikirkan rencana antisipasi akibat mengetahui tindakan Sunda kelapa yang dianggap memberontak dalam waktu dekat. Mengingat Sunda Kelapa adalah pelabuhan penting, aku yakin mereka memiliki rencana cadangan" PIkir Agra dengan serius mengenai hal ini

*****

Kertawardhana POV

1 bulan kemudian

MENJADI PRABU HAYAM WURUKWhere stories live. Discover now