Bab 1

711 88 68
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto

Cerita ini milik Aizashinra

TAK SUKA JANGAN BACA!!

DILARANG PLAGIAT!!

Warning : OOC, Typo, cerita mainstream, gaje, dll.

Silakan cari posisi nyaman dan nikmati.


Happy reading and enjoy! 😊


.

.

.




Di sebuah kamar yang tidak terlalu besar namun nyaman seorang gadis cantik baru saja membuka matanya. Dia menggeliat di atas futon hangatnya sebelum merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Waktu menunjukkan pukul 8.35 pagi saat gadis itu menyalakan ponselnya. Ya, sepertinya dia bangun terlambat namun tak apa karena ini hari libur.

Itu efek begadang semalam karena ngebut menonton serial drama di ponselnya jadi ia baru bisa tidur saat jam menunjukkan angka 3 pagi.

Setelah merapikan tempat tidurnya, gadis bersurai indigo panjang itu keluar dari kamar akan tetapi dia terkejut saat melihat seseorang yang berada di dapurnya.

"Eh? Ibu, kupikir kau sudah berangkat."

Hinata -nama gadis itu- masih sedikit menguap saat mendekati wanita yang dipanggil ibunya.

"Belum. Ibu harus menyiapkan bahan yang lebih banyak hari ini jadi mungkin akan berangkat sedikit lebih siang." Jawab wanita berambut coklat tersebut yang bernama Ameno.

"Menyiapkan bahan lebih banyak? Kenapa?" Hinata duduk di meja makan dimana sudah ada sarapan yang tersaji di sana.

Padahal dia bahkan belum cuci muka, tapi sudah makan saja.

Ya, enak sekali hidupnya memang, meskipun sebenarnya tidak juga.

"Kata penjaga tempat wisata akan ada rombongan yang datang hari ini jadi ini untuk persiapan."

Ibunya itu memang berjualan makanan seperti takoyaki, okonomiyaki dan sejenisnya di dekat tempat wisata bernama gunung Myoboku.

Di sana merupakan tempat wisata yang cukup terkenal di Sunagakure, desa tempatnya tinggal ini. Terdapat air terjun berbetuk seperti pengantin wanita yang menjadi icon utama, juga banyak hewan dan tumbuhan langka. Belum lagi pemandangannya yang memanjakan mata membuat para wisatawan sering jatuh cinta pada pandangan pertama. Jadi wajar jika Myoboku cukup terkenal di Jepang.

Dan di sanalah ibunya berjualan. Karena selain dekat tempat wisata, ada juga beberapa sekolah di sekitar sana, jadi tempatnya selalu ramai.

"Kenapa Ibu tidak membangunkanku? Mungkin aku bisa membantu juga tadi." Ucap gadis bersurai panjang itu lagi sambil menyantap sarapannya.

Sedangkan Ameno yang masih menyiapkan bahan dagangan malah mencibir.

"Mau membantu bagaimana? Saat Ibu bangun, kau malah baru akan tidur."

Sang anak tersenyum lebar. Jelas ibunya tahu kebiasaannya, mereka kan tidur satu kamar juga.

"Lama-lama aku sita ponselmu ya."

My (Damn) Rich Father Donde viven las historias. Descúbrelo ahora