Magic On!

18.4K 1.4K 13
                                    

Pagi itu Kate bangun pukul lima dan langsung mempersiapkan diri untuk hari pertama sekolahnya hari itu. Dia menaruh beberapa buku dan alat tulis di tas punggungnya. Dia juga memakai seragam barunya dan mengikat rambutnya menjadi ponytail. Rose juga sedang bersiap-siap dan melihat jadwal pelajarannya.

"Kita harus cepat sarapan. Kata Sam, guru pelajaran Sihir akan menghukum murid yang datang terlambat." Tambahnya mengingatkan.

"Ya sudah, ayo kita sarapan di kantin." Kata Kate sambil mengikat tali sepatunya, lalu Rose langsung memakai sepatunya yang berwarna hitam.

Mereka berdua berjalan menuju kantin sekolah. Sesampainya di sana mereka memesan seporsi pancake dan segelas susu. Mereka bertemu dengan Sam saat sarapan. Dia harus mengikuti kelas Biologi pagi itu. Setelah selesai sarapan mereka berjalan menuju kelas masing-masing.

Kelas sihir berada di lantai dua. Kelas itu seperti kelas yang biasa Kate pakai di sekolah sebelumnya. Bedanya terdapat sebuah papan tulis besar yang sedari tadi membersihkan diri sendiri. Tak lama setelah Kate dan Rose masuk datang seorang guru bertampang galak dengan rambut hitamnya yang agak keriting.

"Selamat pagi murid-murid kelas satu. Namaku Laura Genierende. Kalian harus memanggilku Mrs. Genierende. Aku adalah guru Sihir kalian." Katanya sambil memperkenalkan diri. "Kalian akan mendapatkan satu buku "Sihir Dasar, jilid 1 untuk sumber belajar kalian." Mrs.Geniende mengayunkan tongkat dan buku-buku di mejanya melayang ke meja murid-muridnya. "Nah, sekarang kita bisa mulai belajar." Katanya sambil mengayunkan tongkat sihir dan papan tulis itu terisi tulisan Dasar-dasar sihir.

"Sihir berdasarkan pada energi yang kita keluarkan melalui perantara tongkat sihir yang akan diubah menjadi gelombang magis sesuai keinginan kita. Kau tidak perlu mengucapkan mantera, yang perlu kalian lakukan hanya membayangkan apa yang akan terjadi bila kalian mengeluarkan sebagian kecil energi kalian. Misalnya saya akan membuat pena ini berubah menjadi pensil dengan membayangkan pena ini berubah, lalu saya arahkan tongkat saya ke pena ini dan mengalirkan energi saya ke pena ini melalui tongkat. Dibutuhkan fokus yang kuat, jika tidak sihirnya akan meleset atau tidak sesuai keinginan." Jelasnya. "Berubahlah!" Ujarnya dan pena itu berubah menjadi pensil. Semua murid yang memandangnya langsung kagum.
"Nah, bagaimana kalau kalian mencobanya. Keluarkan tongkat sihir kalian! Ya, Miss Winters?" Katanya sambil melihat Kate mengacungkan tangan.

"Saya tidak membawa tongkat sihir, Ma'am." Jawab Kate.

"Apa kau lupa membawanya?"

"Tidak Ma'am. Saya belum mendapatkan tongkat sihir. Saya baru datang kemarin." Jelas Kate.

"Miss Winters, ikut denganku. Yang lainnya baca bab satu dan cobalah membuat ujung tongkat sihir kalian mengeluarkan cahaya." Kata Mrs. Geniende sambil mengajak Kate keluar kelas.

Mereka berjalan menuju ke sebuah ruang berisi banyak tongkat sihir. Mrs. Geniende mengambil clipboard dan mulai memeriksanya.

"Chatrene Winters, belum mendapat tongkat sihir. Pasti katena kedatanganmu yang terlalu dekat dengan hari pertama sekolah. Untukmu tongkat sihir kayu Oak yang keras." Katanya sambil mencari-cari kotak berisi tongkat sihir sesuai dengan deskripsinya. "Nah ini dia. Sekarang kembali ke kelas!"

"Terima kasih, Mrs. Geniende." Ucap Kate.

Mereka kembali ke kelas. Di kelas beberapa murid sudah membuat ujung tongkat sihirnya menyala, beberapa alih-alih bercahaya malah membakar ujung tongkat sihirnya. Rose sudah membuat ujung tongkatnya mengeluarkan cahaya. Kate yang baru sekali mencoba langsung mengeluarkan cahaya terang dari tongkatnya. Amat terang sehingga dia harus membuat cahaya itu mati secepatnya. Mrs. Geniende yang menatap Kate dengan tatapan kagum. Sulit untuk menyalakan cahaya seterang itu jika baru belajar. Anak ini memiliki energi yang besar dalam dirinya. Pikir Mrs. Geniende.

"Bagus sekali Miss Winters, tapi atur energi yang kau salurkan." Saran Mrs. Geniende. "Baiklah anak-anak kelas berakhir silahkan keluar, sekarang juga."

Mereka keluar dari kelas sihir dan langsung ke kelas Matematika. Di sekolahnya dulu Kate cukup menguasai Matematika. Semoga saja pelajaran itu tidak terlalu sulit. Dia bertemu dengan Hwa-Jae dan Harry di kelas itu.
Pelajaran Matematika tidak terlalu sulit. Mereka mengajarkan teori-teori seperti sekolah biasa. Hari itu mereka belajar tentang aljabar lanjutan yang cukup mudah menurut Kate--pemerasan otak menurut Hwa-Jae. Setelah mereka selesai belajar Matematika adalah waktu makan siang. Hwa-Jae menjadi orang paling cepat yang berjalan ke kantin.

Sesampainya di kantin Hwa-Jae memesan banyak sekali makanan.

"Banyak sekali makanan yang Kau ambil?" Ujar Kate.

"Iya nih, aku lapar." Balas Hwa-Jae.

"Harry, kok tadi pagi aku tidak melihatmu di kelas Sihir?" Tanya Rose.

"Tadi pagi aku bangun kesiangan, jadi aku terlambat ke kelas Sihir. Saat aku sampai di sana, guru mata pelajaran Sihir memarahiku dan tidak memperbolehkan aku masuk kelas." Jelas Harry.

"Kalau kau Hwa-Jae?" Tanya Kate sambil memandang Hwa-Jae yang sedang memakan porsi ketiga steak nya.

"Aku bukan penyihir. Aku werewolf. Aku tak perlu sihir. Aku punya cakar." Ujar Hwa-Jae.

Setelah mereka makan siang mereka menghabiskan sisa istirahat dengan duduk-duduk di taman sambil melihat murid yang lebih tua mencoba sapu terbang mereka dan saling memamerkan keahlian masing-masing di atas sapu.

Selanjutnya mereka berjalan bersama ke kelas Biologi. Guru Biologi adalah seorang wanita muda berambut merah, Miss Hale. Di kelas itu mereka mempelajari tanaman-tanaman magis yang biasa menjadi bahan ramuan. Mereka pun diberi tugas untuk menuliskan macam-macam tanaman obat dan kegunaanya yang harus dikumpulkan minggu depan. Mereka mencatat tugasnya dalam buku agenda mereka.

Sore itu karena jadwal kosong, Rose dan Kate kembali ke asrama. Sesampainya di asrama mereka bertegur sapa dengan Miss Selen. Miss Selen meminta maaf pada Kate perihal tongkat sihir yang lupa diberikan pada saat kedatangan Kate. Kate memakluminya.

"Bagaimana kalau malam ini kita bertemu dengan Sam. Mungkin dia bisa membantu kita dalam tugas ini." Usul Rose.

"Malam ini aku ada kelas khusus vampir. Maaf sekali aku tidak bisa." Jawab Kate sambil membaca buku sihirnya.

"Oh, ya sudah deh. Kalau nanti ada hal yang menarik di kelas itu beritahu aku ya." Ujar Rose. Kate mengangguk dan kembali membaca buku sihir.

Wymond Academy [SUDAH DITERBITKAN]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ