Kening Nete mengerut. "Ponsel, emangnya Nete punya ponsel ya Bun?"

"Loh, emangnya ponsel kamu kemana?" Tanya Xavier heran.

"Nete ga tahu Pah, kirain Nete ga pegang ponsel- oh astaga!! sepertinya ponsel Nete ketinggalan di Bar-" ucapan Nete terhenti, ia melihat pasangan suami istri yang sedang menatapnya menunggu lanjutan ucapannya.

"Bar?" Ujar Serena.

"Bar, Baramuli kafe Bun. Iya kafe Baramuli."

"Dimana tuh Net, papah baru dengar ada kafe namanya Baramuli."

"Ada pah, kafe milik teman Nete baru buka juga."

"Owalah, mungkin boleh pah nanti kita mampir ke kafe temannya nete." Saran Serena.

"Jangan!" Seru Nete, keduanya tersentak kaget mendengar seruan calon menantunya.

"Kenapa Nete?" Serempak keduanya.

"Jangan pah, Bun. Kayanya kafe nya mau tutup lagi, soalnya jarang ada pengunjung. Mungkin karena makanannya ga enak kali ya." Sungguh Nete sangat panik sekarang, semoga saja calon mertuanya tidak jadi berkunjung.

"Oh kasihan sekali." Meskipun bingung, tapi keduanya tidak menanyakan lagi. Diam-diam Nete bernafas lega, bisa gawat jika dirinya ketahuan bohong nanti di langsung dikasih lampu mereh oleh calon mertuanya.

"Emangnya kenapa Bun, mommy, sama Daddy. Nanyain Nete, bukannya mereka ga peduli sama nete makannya nitipin Nete sama kalian." Ucap Nete santai, tapi dirinya meringis karena jitakan Serena.

Awsss

"Ngaco kamu, orang tua kamu tuh bukan ga peduli atau nitipin kamu. Tapi memang Bunda yang mohon-mohon sama orang tua kamu untuk kamu tinggal disini sama Bunda, sekalian pendekatan kamu sama Nathan." Jelas Serena, mata Nete mengerjap bingung. Jadi, dirinya ga dibuang lagi? Perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuhnya, ia sungguh bahagia.

"Jadi gitu ya?" Lirihnya.

"Kamu sebenarnya lagi ngeprank Bunda ya? Pura-pura ga ingat apapun, dasar calon mantu nakal." Nete terkekeh mendengar ucapan Serena yang terlihat kesal.

"Maaf Bun, bercanda. Jadi, Daddy sama mommy mau ngapain nanyain Nete?"

"Mereka mau ngasih tahu, mereka udah transfer uang jajan kamu. Katanya kalo butuh apa-apa langsung kabarin, terus jangan lupa telpon mereka juga."

"Tapi sekarang Nete ga punya handphone, gimana cara hubunginya?" Ucap Nete polos, Serena yang melihat itu ingin sekali kembali menjitak nya tapi ia tahan.

"Nete sayang, udah ya ngeprank Bundanya. Kamu itu orang kaya pake banget, beli ponsel iPhone yang seharga permen masa ga kebeli." Ucap Serena Santai.

Nete terkekeh lucu, ia tertawa bukan karena kebodohannya yang lupa Nete itu siapa? Tapi ia tertawa karena menertawakan dirinya yang dulu di kehidupan sebelumnya menginginkan iPhone yang seharga jutaan, tapi sampai dirinya meninggal pun belum kebeli tuh handphone dan sekarang Serena dengan gampang bilang iPhone seharga permen. catat SEHARGA PERMEN!! Seharga permen ga tuh, ingin sekali Nete menangis mendengar itu.

"Kamu kenapa nete?" Tanya Xavier khawatir tapi dengan wajah tetap datar melihat Nete yang melamun.

Nete tersadar, ia tersenyum. "Nete gapapa Pah, yaudah Nete mau berangkat sekolah takut kesiangan."

"Diantar sama papah aja Net." Ujar Serena.

"Ga usah Bun, Nete ga mau ngerepotin."

"Ga ngerepotin, papah mau sekalian berangkat kantor." Ucap Xavier, jika seperti itu Nete tidak bisa menolak.

"Oh iya Bun, nanti kalo Nete udah beli ponsel pasti Nete telpon Daddy sama mommy." Ucap Nete, lalu keduanya pamit dan disinilah Nete berada di dalam mobil bersama dengan Xavier dan supir.

"Bagaimana hubunganmu dengan Nathan, apakah ada kemajuan?" Tanya Xavier datar, tapi dengan suara dilembutkan. Ya, setiap mengobrol Xavier memang selalu berwajah datar meskipun sedang marah, kesal, dan khawatir sekalipun.

"Ya gitu pah, sepertinya belum." Jujur saja Nete sangat gugup sekarang, seumur-umur dirinya baru sekali berhadapan dengan mertua.

"Papah mengerti, mungkin kamu butuh waktu untuk menerima semuanya dan papah yakin Nathan akan bucin sama kamu."

"Maksud papah?"

"Lupakan, lalu bagaimana dengan perempuan yang Nathan pacari? Apa keduanya sudah putus?"

Nete terkejut. Jadi, papahnya tahu soal anaknya yang sedang menjalin hubungan dengan Eve.

"Jika papah tahu soal hubungan keduanya, lalu kenapa papah menjodohkan Nete dengan Nathan?" Tanya Nete heran.

Untuk pertama kalinya Nete terpaku melihat Xavier yang tersenyum. "Karena papah tidak menyukai perempuan itu."

Gila! Alurnya memang benar berubah drastis dan dirinya harus segera memulai rencananya.

"let's start the game." Gumam Nete pelan.

Bersambung..

|F M T P|
Senin, 06 Mei 2024
_nmh_

Target komentar 40, yuk spam komentar 👇👇👇

Setiap hari target tercapai, maka author akan update setiap hari. Jika tidak, author akan tunggu target tercapai baru update. Terimakasih semuanya 🙏🥰🥰🥰🥰

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz