𝐈 - 𝐕

32 8 2
                                    

Kurang lebih sudah empat bulan Psyche menjadi murid kelas satu. Sepanjang ini, hari-harinya dipenuhi saling melempar hex dan jinx dengan Eros. Sejak kejadian di common room, Maggie dan Mona sudah tidak berani mengusiknya secara langsung. Mereka hanya akan membicarakan Psyche di belakang.

Sekarang ini Psyche sedang berdiri di depan sebuah dinding yang penuh dengan gambar orang-orang yang lulus sebagai lulusan terbaik di angkatannya. Pandangannya terfokus ke satu sosok, mengabaikan eksistensi yang lain.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Rosechild?" Tanya seseorang.

"Apa kau mengenalnya, Profesor?" Tanya balik Psyche tanpa melepaskan pandangannya.

Seseorang yang Psyche panggil Profesor itu mengarahkan matanya ke pusat pandangan gadis itu. "Dia adalah murid paling pintar di angkatannya, mengalahkan Profesor Granger. Aku kurang mengenalnya dengan baik, tapi aku tau siapa yang paling mengenalnya."

"Siapa?"

"Kalau kau ingin tau, ikut aku ke ruanganku. Kau akan bertemu dengannya di sana."

Psyche mengangguk setuju. Dia mengikuti langkah kaki Profesor McGonagall yang berjalan ke sebuah patung dan mengucapkan mantra, "Dissendium."

Pantung itu bergeser, menampilkan sebuah tangga yang akan membawa mereka ke kantor milik Head Master.

Memasuki ruangan Profesor McGonagall, ruangan itu terlihat penuh. Banyak sekali pigura-pigura foto bergerak yang terpasang di dinding.

"Jika ingin tau tentang gadis lulusan terbaik itu, kau bisa menanyakan padanya."

Profesor McGonagall menunjuk pigura yang berisi Profesor Dumbledore. "Profesor Dumbledore, ada yang ingin berbicara denganmu." Ujarnya membangunkan Profesore Dumbledore yang sedang tertidur.

"Siapa yang ingin berbicara denganku, Minerva?" Yang ditanya menunjuk ke arah dengan kepalanya Psyche.

"Nah, Rosechild. Sekarang kau bisa menanyakan apa saja yang ingin kau tanyakan padanya. Aku akan pergi dulu, ada sesuatu yang harus ku urus."

"Baik, Profesor."

Profesor McGonagall meninggalkan Psyche sendirian di ruangannya. Dia tidak akan khawatir jika ada barang yang hilang, toh barang-barang penting hanya ada di kamarnya. Dan juga, dia percaya Psyche adalah anak yang baik.

Psyche mendudukkan dirinya ke atas kursi dan mulai mencurahkan pertanyaan yang terus bergentayangan di otaknya.

"Hai, Profesor. Namaku Psyche Rosechild. Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu."

"Tanyakan apa yang ingin kau tanyakan, Rosechild. Sebisa mungkin akan aku jawab."

"Profesor, apa kau percaya reinkarnasi?"

"Ya, karena aku adalah salah satu dari banyaknya orang yang percaya jika keajaiban itu memang ada."

"Sejak ulang tahunku yang ke-6, setiap malam aku selalu bermimpi. Mimpi itu tidak berulang, tapi berlanjut setiap malam. Beberapa kali aku juga bermimpi kalau aku menjadi dia, seseorang yang selalu datang di mimpiku."

"Siapa yang kau mimpikan?"

"Queencia Acelta Peverell dan Draco Lucius Malfoy."

𝐒𝐄𝐌𝐏𝐈𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋Where stories live. Discover now