𝐈 - 𝐈𝐕

30 6 1
                                    

Untuk ukuran murid baru, hari pertama Psyche sebagai murid kelas satu Slytherin cukup menyenangkan. Terlebih ada dua kelas yang dijadwalkan bersama murid Ravenclaw, adu kecerdasan pun tidak dapat terelakkan.

Saat kelas Herbology dan History of Magic, murid dari kedua asrama yang terkenal ambisius itu saling berlomba menjawab pertanyaan yang dilontarkan Profesor. Psyche adalah salah satu dari mereka, dia dapat dengan mudah menjawab pertanyaan untuknya hingga point asrama Slytherin lebih unggul.

Kelas terakhir sudah selesai beberapa saat yang lalu. Psyche melangkahkan kakinya menuju ruangan yang penuh ramuan. Ya, Potion Class. Ada yang harus dia lakukan di sini.

Tok... Tok... Tok...

Psyche mengetuk pintu kelas sebelum masuk ke dalam. Seseorang yang ada di dalam kelas tersenyum begitu melihat kedatangannya.

"Ada yang bisa ku bantu, Rosechild?" Tanya Profesor Granger, dia lah yang menjadi pengajar di Potions Class.

"Bolehkah aku memakai kelas ini, Profesor? Aku ingin mencoba membuat ramuan."

"Ramuan apa yang ingin kau buat?"

"Entahlah, mungkin aku akan membuat ramuan yang mudah dulu?"

"Baiklah, kau bisa menggunakan kelas ini. Silahkan pakai bahan-bahan yang kau butuhkan di lemari, buku resep ramuan ada di lemari sampingnya. Tapi maaf, aku tidak bisa menemanimu karena harus mengecek lembaran tugas dari tahun ketiga di kantorku. Tidak apa-apa kan?"

"Of course. Aku tidak akan membuat kacau."

"Aku tau, aku percaya padamu." Profesor Granger mengambil barang-barangnya di atas meja lalu berjalan keluar dari Potions Class, meninggalkan Psyche sendirian di sana.

Dirasa kalau Profesor Granger sudah jauh dari Potions Class, Psyche segera menutup pintu kelas dan menguncinya dengan mantra.

"Collorportus."

Begitu pintu terkunci, Psyche berjalan ke arah meja kosong. Dia mengambil kantong kecil dari balik jubahnya, kantong itu berisi bahan-bahan yang akan dia gunakan untuk membuat ramuan. Sebelum pergi ke Hogwarts, dia meminta Ayahnya membeli bahan-bahan yang dia inginkan. Tentu saja sang Ayah menuruti permintaan anaknya.

Psyche mengeluarkan satu persatu bahan yang ada dari dalam kantong. Kantong kecil itu sudah disihir menggunakan mantra memperluas kapasitas oleh Ayahnya agar burung elang miliknya bisa dengan mudah membawanya.

Berbekal ingatannya yang cukup tajam, Psyche mulai membuat ramuannya. Dia berniat membuat ramuan peghapus ingatan. Walaupun baru pertama kali mencoba, entah kenapa dia percaya diri jika percobaan pertamanya akan berhasil.

Hampir setengah jam Psyche berkutat dengan ramuannya. Hanya butuh bahan terakhir dan dia bisa tau, ramuan ini berhasil atau tidak.

Ramuan yang tadinya berwarna pekat seketika berubah menjadi sebening kristal setelah diteteskan beberapa tetes sebuah cairan.

"I—Ini berhasil kan?" Gumam Psyche ragu-ragu. "Seharusnya berhasil, karena warnanya juga sudah menjadi bening."

"Haruskah aku melakukan uji coba? Tapi kepada siapa?" Tanyanya pada diri sendiri. Jari telunjuk Psyche mengetuk-ngetuk meja.

"Sudahlah, lebih baik aku simpan saja dulu ramuannya."

𝐒𝐄𝐌𝐏𝐈𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋Where stories live. Discover now