15. Sagara bimbang?

9.9K 1K 167
                                    


Raka sejak kemarin sangat senang walau dirinya belum bisa membuka matanya tapi dirinya benar-benar senang. Karena ia kembali pada tubuhnya yang dulu dari kemarin dia sering mendengar keluh kesah bunda dan ayahnya terlebih Shaka dia selalu mengajak Raka bercerita hal random walaupun tanpa tanggapan Raka sekalipun.

Saat ini Raka berusaha membuka matanya secara perlahan walaupun terasa sulit tapi dia tak menyerah dan setelah sekian lama Raka mampu membuka matanya, cahaya terang masuk kedalam retina mata Raka. Raka kembali memejamkan mata Raka merasa silau saat cahaya lampu menusuk matanya.

Kini Raka mampu merasakan tubuhnya, kemarin dia tidak merasakan apapun selain tenggorokanya yang perih, dan sekarang bukan hanya itu Raka merasakan perut nya yang sakit dan rasa perih yang menjelajar.

Dia dengan mata sayu melirik ke kanan namun dirinya kaget saat wajah Shaka yang begitu dekat dengannya bahkan hanya berjarak beberapa centi meter saja, Raka tersenyum tipis melihat bagaimana Shaka abangnya yang sangat kelelahan menjaga Raka dan kini Shaka tertidur pulas diatas brankar disamping Raka untung saja brankar yang dipakai Raka sangat luas.

"Ini yang waktu itu jadi ketos sangar?" Raka hanya bisa berucap dalam hati dirinya sangat lemas sehingga sulit berbicara dengan gamblang.

"A--abang..."

Raka sudah memaksimalkan suaranya namun yang keluar hanyalah cicitan. "S--shaka gilaa"

Raka kesal karena Shaka tidak bangun-bangun walaupun sudah dia bangunkan dengan cara menepuk tangannya. Raka terdiam dengan jantung yang berdegup kencang saat Shaka tak aba-aba membenamkan wajah Raka pada dada bidangnya.

"Hmmmm, lepass---" Raka berucap lirih karena Shaka malah memeluknya erat.

Sulit lepas dari kungkungan Shaka akhirnya Raka pasrah saja merasakan  pelukan hangat sang kakak, merasakan pelukan itu entah mengapa Raka ingin menangis rasanya terakhir dia dipeluk oleh Shaka saat dirinya SMP saat dirinya berencana kabur dari rumah.

Raka terisak mengingatnya hidup ditubuh nya yang sekarang lebih baik dibandingkan hidup ditubuh Raka Arviendra yang penuh drama dan masalah yang tak pernah usai.

Shaka menggeliat dalam tidurnya dia tanpa sengaja menepak perut Raka yang berada disamping dirinya.

"Akhhh...."

Suara erangan Raka mampu membangunkan Shaka yang tidur terasa simulasi mati. Dia sangat kaget Shaka langsung terbangun dan duduk dia melirik Raka lagi lagi kenyataan pahit mendera Shaka dia hanya mimpi saja bukan kenyataan.

"Gue pikir lo udah bangun, tahu gak Rak ? Gue kangen banget sama lo kapan bangun nya sih. Kalau lo nanti udah sadar gue penyek pala lo biar gak ikutan tawuran lagi, gini kan jadinya."

Shaka memanyunkan bibir karena kesal dengan Raka yang nakal. "Nakal gak suka."

Apa ini? Raka ingin meledakan tawa nya mendengar itu, iya Raka berpura pura masih koma padahal dirinya sudah sadar dia ingin tahu seberapa sayang Shaka padanya.

"Raka gue bingung masa lo gamau bangun? Padahal wajah gue udah mirip Jaemin gini wahh parah ini mah. Wajah spek Jaemin dianggurin."

"Pede banget lo"

Ingin sekali dia menertawakan Shaka yang sangat narsis. "Gue mau ketawa gak kuat, yang kaya gini ngejar gak ya? kalau ngejar gue kabur." Raka berujar dalam hati.

Cupp

Apa itu?! Suara kecupan yang sangat renyah Shaka mencium kening Raka. Saat Shaka akan mencium lagi kening Raka, dia menghindari dan menahan bibir Shaka dengan tangannya walaupun terasa lemas.

Transmigrasi                                                  Raka AndreafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang