PROLOG

6 3 0
                                    

Suara detik jam memecah ruangan yang hening nan dingin. Terlihat ada 6 siswa yang duduk menunggu sambil menundukkan kepala mereka. 2 lainnya menunggu sambil berdiri, seperti bandul yang tidak bisa tenang, salah satu dari mereka terlihat sangat khawatir dan melangkah kesana kemari.

Sudah 2 jam lamanya setelah ketua mereka dipanggil untuk rapat bersama para guru dan pimpinan sekolah mereka. Mereka telah menunggu begitu lama sampai rasanya setiap detik berjalan semakin lambat. Tidak ada satu pun dari mereka yang diizinkan untuk melangkah keluar ruangan, tak ada satu pun juga yang berani membuka suara untuk berdiskusi atau mengerjakan sesuatu. Tidak ada satu pun yang berani melakukan apapun selain menunggu kedatangan pemimpin mereka.

Suara langkah kaki yang tegas dan tenang mendekati ruangan, tangan sang empunya menggenggam gagang pintu dan membukanya.

Noor Gadis yang mondar-mandir seperti bandul itu menghampiri sang pembuka pintu

akhirnya datang juga Jejaka yang juga berdiri dari tadi membuka suaranya

Bagaimana, Noor? Tanya salah satu gadis yang dari tadi duduk menunduk

Yang lain terlihat khawatir, ada yang menunduk dan tak berani melihat, ada pula yang berharap cemas sambil menunggu respon sang gadis yang baru memasuki ruangan itu. Sudah jam 2 pagi dini hari, dan mereka semua sangat kelelahan dengan apa yang sedang menimpa mereka saat ini.

Sang gadis duduk di kursinya

Dianne Deve duduklah pintanya kepada kedua siswa yang tengah berdiri itu, dan disambut dengan sigap. Dianne dan Deve pun memutuskan untuk kembali ke kursi mereka tanpa berkata sepatah kata pun.

Sang gadis melihat kearah dinding yang menghadapnya dan menopang kepalanya dengan kedua tangannya yang ia tautkan satu sama lain. Keheningan selama beberapa detik itu perlahan membunuh mereka semua, namun tidak ada satu pun yang berani mengatakan apapun. Noor mengambil nafas panjang

aku percaya bahwa kalian bukanlah pelakunya, tapi proses hukum tetap harus berjalan ujarnya dengan dingin yang langsung diiringi dengan tarikan nafas yang penuh ketakutan

sekolah memutuskan untuk melakukan penyelidikan untuk kasus ini, apabila ia berhenti dan melihat seluruh mata yang tertuju padanya saat itu, siapapun yang bertemu dengan matanya langsung menundukkan kepala mereka

apabila terbukti benar, pelakunya adalah salah satu diantara kita sang gadis menatap mata siswa yang duduk disisi sebelah kanan, kursi ketiga darinya dengan tatapan sangat dingin

kalian tau sendiri resikonya apa ia melanjutkan dengan melihat siswa lain, tetap memberikan tatapan yang sama.

aku berikan kesempatan kepada siapapun itu, mengaku sekarang atau biarkan penyidik yang menemukan kalian Semuanya duduk dan menunduk. Tak ada satu pun yang berani menatap sang gadis maupun meresponnya

Noor melihat teman-temannya dengan dingin, situasi saat itu sangan tegang dan mencekam. Ia menghela napas panjangnya

Noor Suara Dianne memecahkan keheningan dan ketegangan diantara mereka. Sang empunya nama menoleh ke sumber suara dan memiringkan kepalanya, Dianne memberikan sinyal dengan menggelengkan kepalanya

Baiklah, kita cukupkan sampai disini saja rapat malam ini. Sudah setengah 3 pagi, besok jam 8 polisi akan datang untuk mewawancarai kita satu persatu maka bersiaplah untuk itu Ujarnya mengakhiri rapat dan meninggalkan ruangan diikuti oleh semua siswa disana.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: May 01 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

The A [Adhigana High-School] Kde žijí příběhy. Začni objevovat