VILLAIN'S KARMA 2

Start from the beginning
                                    

Semua orang juga berfikir jika setelah kejadian meengerikan yang Jimin alami, Seokjin akan merasa bersalah dan tidak akan melakukan kesenangan gilanya lagi. Tapi ekspetasi mereka terlalu tinggi. Jangakan merasa bersalah, Seokjin bahkan menyalahkan dan mengutuk Jimin akibat perbuatan yang menurutnya sangat bodoh itu.

Yang membuat semua orang semakin tidak percaya adalah walaupun beritanya menjadi viral, kasus Jimin hanya di tutup sebagai kasus bunuh diri biasa. Tidak ada investasi lanjut untuk mengetahui penyebab pria itu melakukan tindakan nekatnya. Membuat semua orang semakin menyadari kuatnya kekuasaan yang Seokjin miliki di tangannya.

"Kau baik-baik saja?" Hoseok bertanya.

"Untuk apa?"

"Kasusnya. Semua orang membicarakanmu."

Seokjin berdecih. "Apa yang kalian harapkan? Aku akan terpuruk?"

Hoseok terdiam.

"Dengarkan aku. Aku tidak melakukan apapun. Semua yang terjadi kepadanya adalah murni karena pikiran bodohnya. Kenapa kalian beharap aku bereaksi banyak?"

Hoseok menghela nafas. Dia sedikit menyayangkan sifat simpati lemah yang temannya miliki itu.

"Terserahmu." Hoseok mengalah. Walaupun dia takut kepada seokjin, tidak bisa dipungkiri jika mereka sudah berteman sejak mereka masih kecil. Hoseok sendiri merupakan anak dari asisten pribadi ayah seokjin. Tentu saja hubungan mereka baik.

Hoseok sudah menganggap seokjin seperti saudaranya sendiri. Beberapa kali dia berusaha menyadarkan sikap keterlaluannya tapi Seokjin benar-benar lebih keras dari batu. Terlalu sulit.

Mereka akhirnya mengalihkan topik pembicaraan mereka. Tidak lagi menyinggung tentang masalah Jimin lagi yang bisa membuat suasan hati Seokjin memburuk.

"Aku dengar ada murid baru. Dua orang."

"Benarkah? Aku tidak mendengar apapun." Seokjin mengerutkan dahinya. Biasanya apapun yang terjadi di sekolah, pasti ada saja yang akan menyampaikan hal itu kepadanya. Tapi sekarang dia bahkan tidak mendengar apapun. Dia tidak bisa menyelidiki seperti apa murid baru yanga akan datang. Apakah mereka cukup kuat atau memiliki nasib buruk untuk menjadi sasaran kegilaan Seokjin.

"Aku juga dengar mereka dari kota seoul. Orang kota." Hoseok berbisik.

Seokjin memutar bola matanya. "Ini tidak seperti Busan merupakan kota yang kecil."

Hoseok terkekeh.

"Bagaimana mereka?"

"Aku tidak tahu. Aku tidak mendengar gosip apapun."

"Payah."

Hoseok rasanya sangat ingin menggeplak kepala belakang Seokjin. Informasinya bahkan sudah cukup banyak dibandingkan Seokjin yang sepenuhnya buta. Tapi Hoseok masih sayang nyawa. Dia hanya menunjukan wajah cemberut kesal.

"Ngomong-ngomong aku lapar. Ayo ke kantin."

Hoseok menatap Seokjin terpukau. Suasana hati pria itu benar-benar cepat berubah.

"Tapi bel masuk sebentar lagi berbunyi." Hoseok tidak setuju.

"Tidak seperti aku perduli." Seokjin menjawab menyebalkan. "Ayo!"

Hoseok mau tidak mau mengikuti langkah kaki Seokjin. Mereka berjalan dengan tenang menyusuri lorong sekolah. Tapi saat di belokan, Seokjin menabrak tubuh seseorang. "AW!" Terlalu keras. Tubuh Seokjin yang reflek terdorong mundur bahkan terasa sakit. Hoseok hanya bisa meringis melihat temannya yang terlihat masih terkejut.

Seokjin hampir saja memaki orang yang menabraknya sebelum dia menyadari jika dua orang yang berdiri di depannya itu memiliki wajah yang benar-benar asing.

"Wahhh mereka sangat tampan." Hoseok berbisik di dekat telinga Seokjin yang masih mematung.

Seokjin sendiri masih tidak percaya apa yang di lihatnya.

Dua pria itu memiliki kulit putih bersih. Wajahnya benar-benar tampan dengan mata yang tajam. Hidung mereka juga sangat tinggi dan tegas.

Rambut itu... Seokjin bahkan tidak bisa membayangkan betapa lembutnya rambut mereka. Apa sekarang sekolah mereka kedatangan model?

Seokjin mengerjapkan matanya berusaha kembali sadar dari lamunan memalukannya.

"Kalian siapa?" Seokjin bertanya.

Dua orang itu tersenyum samar. "Perkenalkan aku Jungkook dan kembaranku Taehyung."

Pantas saja... Walaupun berbeda, mereka masih terlihat sedikit mirip.

"Kami murid baru disini." Taehyung melanjutkan.

"Ahhh" Seokjin mengangguk. Tatapannya langsung beralih ke Hoseok. "Ayo ke kantin."

Hoseok yang masih linglung mengangguk. Matanya benar-benar tidak berkedip menatap dua pria itu.

Seokjin sebenarnya cukup terkesan. Tapi dia tidak benar-benar perduli. Hatinya masih untuk Yoongi seorang. Karena itu setelah mengetahui siapa dua orang itu, dia langsung merasa tidak tertarik lagi.

Seokjin melanjutkan langkahnya melewati Jungkook dan Taehyung diikuti oleh Hoseok.

"Seokjin..."

Seokjin menghentikan langkahnya dan kembali menatap Jungkook dan Taehyung.

"Kita akan sering bertemu di masa depan." Setelah mengatakan itu, Jungkook dan Taehyung juga melanjutkan langkah mereka meninggalkan seokjin yang mengerutkan dahinya bingung.

Seokjin mengedikan bahunya. Dia tidak mau ambil pusing.

"Tunggu!" Hoseok memegang bahu Seokjin dan menatap pria itu lurus. "Bagaimana mereka bisa tahu namamu?"


tbc.






_________________________________


guyss... mau bilang mulai besok aku akan upload chapter teratur di jam 10 malam waktu bagian barat. kayaknya ada masalah sama beberapa readers karena mereka bilang ga dapet notif kalo aku up ceritanya.

Aku juga mau biar lebih terjadwal gitu hehe.

JIN HAREM UNIVERSE Where stories live. Discover now