chapter 3

2 2 0
                                    

Tadi setelah diantar oleh Dion sampai ke ruang tata usaha, kini Amber tengah berjalan mengikuti Pak Arjun, guru laki-laki yang katanya adalah wali kelas nya.

Selama berjalan, mata Amber memperhatikan pemandangan tempat yang dilewati nya. Sampai dimana ia berada disebuah lapangan basket, ditengah sana terdapat segerombolan siswa tengah bersorak heboh meneriaki dua nama, entah apa yang mereka lakukan sampai Pak Arjun turun kesana menemui mereka dengan tergesa.

Amber terdiam ditempatnya memperhatikan keributan, mata amber nya melirik dengan penasaran, rasa hati ingin pergi kesana akan tetapi Pak Arjun melarangnya tadi dan berkata untuk menunggu ditempat Amber berdiri.

"Juan! Lian!" Teriak Pak Arjun ketika sampai ditempat, para siswa yang menyadari kehadiran Pak Arjun pun menepi memberi jalan dan teriakkan para siswa yang menyerukan satu nama tadi pun menghilang.

Mimik wajah Amber berubah terkejut melihat dua siswa sedang bergulat saling memukul disana.

"Bangun kalian! Tidak ada habis nya bertengkar" ucap Pak Arjun yang tak digubris oleh mereka.

"Udah pak biarin aja saling tonjok gitu, nanti juga berhenti sendiri tuh" celetuk salah satu siswa laki-laki disamping Pak Arjun.

"Iya tuh pak, lagi seru juga" ucap siswa yang lain, yang disetujui oleh teman-teman nya.

"Kalian bantu bapak pisahkan mereka!"

Pak Arjun yang geram pun lalu menjitak kepala kedua siswa tadi, keduanya mengeluh sakit.

"Bisa-bisa kita ikutan kena tonjok pak" ucap salah satu nya sambil menatap ngeri kearah dua orang yang masih saling beradu tonjok.

"Pisahkan mereka atau kalian membersihkan gudang belakang?" Ucap Pak Arjun dengan nada sedikit tinggi.

Wajah para siswa disana berubah menjadi pias mendengar opsi ke dua, sontak mereka pun mengangguk kemudian bergerak untuk memisahkan kedua siswa yang berkelahi itu.

Lima orang bergerak untuk menarik siswa yang terlihat mendominasi perkelahian, namun tetap saja mereka terlihat kewalahan.

Yang ditarik merasa terganggu,

"Diem anjing" ucapnya terdengar marah

"Yan udah yan"

"Nanti lanjut lagi ae"

Amber menatap miris pada keadaan disana, hari pertama nya masuk sekolah disambut dengan perkelahian. Menghela nafas, Amber terus memperhatikan.

Sementara disana, diantara keributan para siswa yang berusaha memisahkan mereka, siswa yang mendominasi tadi tiba-tiba terdiam dan berdiri yang membuat orang-orang disana terdiam menatap bingung.

"Anying kayanya si Lian kesurupan apa gimana?"

"Serem kitu anjay"

Tiba-tiba dia menoleh kearah Amber berdiri dan menatap Amber, disana Amber menahan napas ketika pupil amber nya bertemu dengan pupil hitam milik siswa itu, alis Amber mengerut semakin kebingungan.

Kenapa ngga bisa? Matanya...

---

"nah sekarang kamu bisa memperkenalkan diri, silahkan" ucap seorang guru wanita disampingnya.

Tadi setelah diantar oleh Pak Arjun sampai ke depan kelas nya, Amber di alihkan pada guru mata pelajaran yang sedang mengajar dikelas.

Kini Amber tengah berdiri didepan papan tulis, Amber menelan ludahnya kasar, jantungnya berdegup lumayan kencang. Dia sudah meyakinkan diri untuk tidak menundukkan pandangan nya, jadi dia hanya menatap lurus ke tembok sambil sesekali berkedip gugup.

The Amber [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang