Chapter 3

12 4 0
                                    

Gadis itu tengah berada di 435 riving street. Kawasan kota yang sangat di padati oleh penduduk yang tengah berjualan disana. Kuda-kuda melintasi jalan raya dengan menarik kereta dan gerobak lalu beberapa mobil juga terlihat melewati kawasan ini. Gadis itu juga tidak tau kenapa bisa berada disini. Yang dia tau ialah berjalan dan terus berjalan sampai pada kawasan padat ini.

Banyaknya pedagang yang berjualan macam-macam disana. Mulai dari daging, permata, barang-barang rumah, beberapa pengamen dan satu hal yang menarik perhatiannya yaitu buah. Matanya langsung tertuju pada apel merah dan hijau disana. Ia lekas mendekat dan membeli beberapa buah dengan riang, sampai sebuah teriakan terdengar tak jauh dari tempatnya berada.

Gadis itu segera berlari dan melihat sebuah mahluk berwarna biru dengan sayap berada di kepalanya terbang di atasnya dengan sangat cepat. Setelah ia berada di sebuah apartemen dengan ledakan yang membuat orang-orang berlari menjauh namun tidak dengan morana. Mata gadis itu melihat tangan jacob di tengah reruntuhan bangunan dengan lubang yang menganga pada dinding apartemennya. Gadis itu langsung berlari masuk dan menaiki anak tangga hingga sampai pada kamar apartemen milik jacob.

"Astaga lihat tempat ini..." Ujar gadis itu dengan terkejut saat melihat betapa berantakannya tempat ini seperti baru saja di bom.

Matanya langsung beralih pada sebuah koper yang berada di bawah bebatuan nampak telah terbuka dengan lebar, "bagaimana koper newt bisa berada di sini." Pikir gadis itu.

Pikirannya kembali beberapa jam yang lalu saat jacob mengambil koper tanpa melihat dan memukulnya pada newt. Gadis itu langsung menepuk tangannya dan mengerti bagaimana bisa hal itu terjadi, "ah! Aku mengerti. Ternyata saat itu kau pasti tak sengaja mengambil koper milik newt dan pergi, setelah kau sampai di apartemen ini kau sepertinya mendengar sesuatu dari balik koper ini, lalu kau membukanya dan walah! Semua makhluk-makhluknya keluar dari koper dan menghancurkan apartemen yang suram ini." Ujar gadis itu berbicara pada dirinya sendiri. Ia segera melangkah kearah koper newt yang tertutupi oleh bebatuan dan menutupnya.

Sampai morana mendengar langkah kaki cepat dan melihat newt panik dan sungguh terkejut dia saat melihat morana telah berada di sana lebih dahulu, "oh. Halo newt, sepertinya ini memang takdir untuk kita bertemu lagi." Sahut gadis itu melambai riang kearah newt.

"Tuan scamander!"

Newt segera mengeluarkan tongkatnya dan mengarahkannya pada dinding yang roboh dan ajaibnya kamar apartemen jacob yang luluh lantak kini mulai bergerak seperti semula tanpa celah sedikit pun. Morana berpikir jika dia punya tongkat itu.

Mungkin dia bisa menjadi orang kaya!

Newt segera menarik tangan morana untuk duduk di sampingnya di atas kasur milik jacob dengan kopernya di atas paha newt, "bersikap biasa." Bisik pria itu pada telinga morana.

Gadis itu hanya mengeluarkan semburat merah muda saat helaan nafas newt terasa di telinganya. Gadis itu memberikan jari jempolnya dan melambai pada seorang wanita yang telah masuk ke dalam apartemen jacob dengan tergesa-gesa.

"Kopernya terbuka?" Tanyanya langsung pada newt lalu melihat kearah morana dengan raut wajah bertanya.

Gadis itu melirik kearah newt, "hanya smidge." Balas newt.

"Niffler gila itu kabur lagi?" Tanya wanita itu untuk kedua kalinya.

"Mungkin." Balas newt dengan singkat.

"Kalau begitu cari dia!" Matanya teralihkan pada yang berada di sudut ruangan itu tengah tak sadarkan diri dengan luka pada lehernya seperti gigitan, "lihat!" Wanita itu berjalan kearah jacob yang tak sadarkan diri.

"Siapa dia?" Tanya morana pada newt.

Saat newt ingin menjawab pertanyaan morana, wanita itu langsung menyela mereka. "Lehernya berdarah! Dia terluka." Ujarnya seraya melihat luka cukup besar di leher jacob namun tak terlalu dalam,"bangun, tuan no-maj." Wanita itu menepuk-nepuk pipi jacob dengan pelan sampai sebuah raungan terdengar lalu menyerang wanita itu.

Morana sigap menangkap mahluk itu tepat pada bagian ekornya, matanya menangkap ciri-ciri mahluk ini. menyerupai tikus dengan pertumbuhan di punggungnya menyerupai anemon laut, "eww! Apa ini, dia seperti tikus botak." Ujar morana memberikan mahluk itu pada newt.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan." Pria itu langsung membuka kopernya dan menyuruh morana untuk memasukkanya ke dalam, "hanya murtlap." Balas newt diikuti oleh jacob yang mulai sadar walau agak linglung.

"Apa lagi isi kopermu?" Tanya tina masih terkejut.

"Kau!..." Ujar jacob melihat newt dengan lingung, "halo." Balas newt dengan senyuman gugup melihat jacob yang baru sadar.

"Tenang tuan..." Tina beranjak dari duduknya mendekat kearah jacob, "kowalski. Jacob." Jawabnya. Morana hanya menatap dari kasur dengan menahan tawa. Menurutnya apa yang terjadi di depannya itu cukup menghibur. Newt segera mengarahkan tongkatnya dengan cepat kearah jacob, membuat tina langsung merentangkan tangannya menghalau apa yang akan newt lakukan terhadap jacob.

"Jangan obliviate dia! kita butuh dia sebagai saksi" Seru tina.

"Tadi kau bilang padaku. Bahaya bagi new york, jika tak melakukannya terutama yang mengetahui ini ada dua oran-" Jelas newt lalu melirik kearah gadis yang nampak menatap mereka seru dari kasur.

"Dia terluka! Terlihat sakit!" Seru tina tak putus asa.

"Dia akan baik-baik saja, gigitan murtlap tidak berbahaya." Saat newt mengatakan hal itu jacob tiba-tiba meraung seperti orang ingin muntah. Jelas membuat newt langsung diam.

"Well,... Kuakui reaksinya lebih parah dari yang pernah ku lihat. Tapi jika memang parah, dia pasti..." Penjelasan newt tiba-tiba berhenti dan itu membuat tina jelas-jelas sangat mencurigai newt.

"Apa?" Tanyanya berdiri menatap newt dengan tajam.

"Gejala pertamanya api akan keluar dari anusnya... Dia tidak..." Mendengar apa yang di ucapkan newt barusan membuat tina dan morana terdiam satu sama lain, "ini membingungkan!"

"I-ini hanya akan berlangsung selama 24 jam. Aku bisa menjaganya jika kau mau." Ujar newt.

"Menjaga? Kita tidak menjaga mereka." Balas tina.

"Tuan scamander, kau tau soal komunitas penyihir di amerika?" Lanjut tina bertanya pada newt dengan keningnya yang mengkerut.

"Aku tau beberapa hal. Kalian punya hukum terbelakang soal hubungan dengan non penyihir, kalian tak boleh berteman serta menikahi mereka. Bagiku itu konyol." Jawab newt.

"Siapa yang akan menikahinya?" Wanita itu menghela nafasnya dengan kasar dan memijit pelipisnya, "kalian bertiga ikut aku." Katanya langsung.

Mendengar hal itu morana langsung berdiri di kasurnya dengan raut wajah kesal dan tangannya melipat di depan dadanya, "buat apa aku ikut denganmu!" Sahutnya.

Namun tina tak menjawab dan hanya melotot kearah morana yang membuat gadis itu tambah merasa kesal, "bantu aku." Pintah tina kearah newt saat wanita itu berusaha untuk membantu jacob berdiri.

"Aku bermimpikan?" Ujar jacob.

"Ya, tolong." Pintahnya lagi kearah newt, yang mau tidak mau melakukan apa yang wanita itu perintah, "aku lelah. Aku tak pernah ke bank, ini semua... Hanya mimpi buruk kan?" Tanya jacob dengan pandangan berkunang-kunang, "untuk kita berdua, tuan kowalski." Morana sebenarnya diam-diam mengambil langkah menjauh dari ketiganya sampai tangan pria menarik kerah bajunya dengan erat sebelum mereka berpindah tempat menuju entah berantah.


Halo maniez! Author update chapter baru lagi. Semoga kalian suka untuk chapter kali ini, moga aj nggak ad typo soalnya author dah baca ulang dan kadang bisa aj kelewatan.

Sampai jumpa di chapter berikutnya!
Bye byee✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Apr 30 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

The Girl He Chose [Fantastic Beast Where To Find Them X Oc Girl]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora