Chapter 1

26 8 3
                                    

Morana melangkahkan kakinya menelusuri jalanan yang di padati penduduk kota selagi ia melirik sekitarnya apakah orang-orang itu masih mengikutinya. Ia juga cukup berhati-hati berjalan karena beberapa mobil juga melintas dengan pelan. Sudah cukup sial baginya karena bertemu orang-orang yang menurutnya sangat aneh dan ia tak ingin menambah lagi kesialannya.

"Hmmm, apakah aku sebenarnya seorang putri yang menghilang makanya mereka mencari ku?" Gumamnya lalu tertawa. "Pfftt. Tidak mungkin itu terjadi." Sahutnya. Gadis itu tak menyadari bahwa kakinya telah membawanya ke steen national bank. Matanya melirik sekumpulan orang dan seorang wanita yang sedang berteriak-teriak membicarakan apa yang tidak ia ketahui.

"Kota besar ini berjaya dengan penemuan-penemuan manusia! Gedung bioskop, mobil, alat tanpa kabel, lampu listrik. Semua mempesona kita!" Gadis itu diam melirik sekelilingnya dan melihat pria dengan mantel panjang biru dongker dan kopernya, "tapi di mana adanya cahaya pasti ada bayangan kawan. Terkadang ada yang mengintai kota kita, mendatangkan kehancuran lalu menghilang tanpa jejak!"

"Kita harus berjuang. Bergabunglah dengan salem kedua, dalam perang kita!"

Brak!

Semua orang tampak terkejut ketika seorang pria gemuk dengan koper yang sama dengan milik pria mantel biru itu tak sengaja menendang kopernya. Semua pandangan orang kini telah berpindah pada pria itu dan menatapnya. Wanita yang berbicara pada perkumpulan itu mulai berbicara pada pria mantel biru itu dan menanyakan beberapa hal.

Gadis itu juga dapat melihat sahabatnya berada di sana membagikan selembaran kertas, wajahnya nampak tertekan dan sangat muram Morana melambai pelan kearah pria itu saat dia tak sengaja menatapnya. Pria itu tersenyum kecil dan kembali melakukan aktivitasnya.

Morana melirik sekelilingnya lagi memastikan bahwa dirinya tak di ikuti dan betapa terkejutnya ia menemukan 3 orang yang menarik tangannya tadi muncul lagi ditempat ia berada, "astaga. Yang benar saja." Gadis itu menepuk keningnya dan sangat kesal akan hal itu. Orang ini benar-benar tak menyerah atas dirinya.

Mau tidak mau morana kembali bergerak untuk masuk kedalam bank dengan menabrak punggung pria mantel biru itu, "maafkan aku, sir. Sedang terburu-buru." Ujar morana dengan singkat lalu melangkahkan kakinya menaiki tangga dan masuk ke dalam bank. Namun pria itu terkejut bukan main saat melihat pada saku blazer gadis itu. Mahluk kecil berwarna biru yang mempunyai rupa seperti platipus kini berada di dalam saku gadis itu seraya memperlihatkan koin emas di genggaman tangan kecilnya. Pria itu terdiam menatap morana dan buru-buru menyusul masuk ke dalam bank.

Kakinya menyusuri aula bank tersebut dan menatap sekelilingnya begitu kagum, ia sebenarnya tak pernah masuk ke dalam bank besar di kota ini. Gadis itu terus masuk ke dalam bank dan berada pada tempat yang ramai akan pengunjung yang ingin mendapatkan pinjaman duduk disana, sampai ia merasakan sesuatu bergerak pada sakunya.

Morana memasukkan tangan ke sakunya dan menarik sebuah benda dengan daging lunak dan berbulu licin, "loh! Uangku hilang." Sahutnya saat merogoh kembali uang-uang jerih payahnya. Gadis itu melirik mahluk yang mulai mencicit sesekali dan menatapnya miring. Jarinya menusuk-nusuk pelan tubuh hewan itu membuatnya bergerak-gerak dalam genggamannya.

"Kau yang mencuri uangku?" Ia bertanya pada hewan itu. Dibalas gelengan kepalanya, morana bingung dengan hewan yang berada di genggamannya itu dan melihat sebuah kantong pada perut hewan itu, saat mendekatkan wajahnya tiba-tiba kaki berselaput nya bergerak menuju dan menendangnya dengan keras membuat genggaman morana  terlepas dari hewan itu.

Ia mengusap wajahnya dan menatap kemana pencuri kecil itu merangkak, "aku benar-benar akan menjadikanmu menu bebek bakar." Guman gadis itu dengan kesal berlari kebawah meja diikuti seseorang yang kembali menabraknya cukup kuat membuatnya terjatuh ke lantai.

The Girl He Chose [Fantastic Beast Where To Find Them X Oc Girl]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang