14. Mata yang sulit terbuka

Start from the beginning
                                    

"Kenapa gue harus nurut sama Lo?! Ketua juga bukan, lo itu cuman sebatas wakil ketua itupun lo ambil paksa jabatan Raka, malu gak lo. Hah?! Kalo gue malu sih."

Bughh

Rayen terkekeh saat menerima bogeman yang dilayangkan Deon, "kenapa marah? Fakta kan." Dia mengusap sudut bibir nya yang sedikit berdarah karena Bogeman Deon tadi.

"Keluar lo dari Salvorios kalau caranya kaya gini, inget Salvorios dibawah kendali gue sekarang." Ucap Deon merasa kesal karena dirinya dianggap remeh. "Jadi lo jangan macam-macam sama gue, lo mau dikeluarin kaya si Raka?"

"Oke, gue juga udah bosen di Salvorios. Gak ada Raka suasana Salvorios jadi gak terkendali karena lo, sebelum Raka dikeluarin suasana markas aman aja tuh. Bahkan banyak anak-anak yang bela-belain nginep disini karena Raka emang seasik itu, dia gak permasalahin hal kecil kaya Lo tadi."

Deon menggeram marah, dirinya sangat tak suka dibandingkan dengan Raka. Dia berjalan kearah Rayen dan menendang tulang keringnya dengan kuat sehingga Rayen bertekuk lutut.

Saat merasa dirinya terancam Rayen mendorong tubuh Deon sampai mundur beberapa langkah darinya. Dia memukul rahang Deon membalas pukulan Deon tadi, Rayen memukul kembali wajah Deon yang sangat terlihat angkuh.

Deon berusaha menghindar pukulan-pukulan itu, karena dirinya cukup lihai dalam bela diri dirinya dengan mudah membalikan keadaan sehingga kini dirinya diatas tubuh Rayen. Deon mencengkram rahang Rayen, semua nya melihat kejadian itu mereka berusaha untuk memisahkan.

"Deon udah. Anjir! Lo gak lihat tadi bibirnya berdarah." Leo menarik Deon yang terus memukuli wajah Rayen.

Rayen berusaha melindungi wajah nya dengan kedua tangan, berusaha bangkit tapi sangat sulit karena Deon menduduki pinggangnya.

Kafel anak yang baru kelas 10, dia membantu menarik tubuh Rayen dari gempuran pukulan Deon.

"Bang Deon udah bang!" Karena tak hati-hati dirinya terkena pukulan salah sasaran dari Deon.

"Arghh." Kafel mengerang karena pukulan itu mengenai perutnya.

"Fel! Lo gak papa?" Tanya Leo.

"Aman bang, Lo pisahin mereka cepet.  Bang Rayen udah babak belur."

Rayen menangkis beberapa pukulan Deon, karena terlalu sulit berkelahi dengan tubuhnya yang tertindih seperti ini. Dan Deon berusaha menyingkirkan tangan Rayen yang melindungi wajahnya.

"Deon!"

Sentakan Agam membuat pergerakan Deon terhenti.

Saat mendengar suara keributan Agam dan Resi yang tadinya  berbincang diluar langsung masuk kedalam, tadi saat Resi sendiri tiba-tiba Agam menghampiri nya dan mengajak Resi berbincang.

"Gila, Lo Deon. Setelah bakar jaket Raka sahabat gue, sekarang lo pukulin Rayen apa maksud Lo. Hah?!" Resi cukup geram dengan tindakan Deon, dia membantu Rayen yang terbaring dengan beberapa luka dibagian wajahnya.

Agam menatap Deon. "Kenapa?" Tanya Agam singkat.

"Gue gak suka Gam, kalo ada yang bandingin kinerja gue sama Raka." Ungkap Deon dengan menatap tajam Rayen.

"Perlakuan lo salah, bagus lo pukulin temen sendiri?" Tanya Agam santai berbeda dengan hati Deon. Agam ini adalah orang satu-satunya di Salvorios yang memilki aura dingin dan mereka tidak ada yang berani kepadanya termasuk Garel sendiri sang ketua.

Transmigrasi                                                  Raka AndreafaWhere stories live. Discover now