Little Anggle END

111 7 0
                                    

Pagi hari Yuta datang membawakan sarapan untuk para anak remaja yang entah mengapa begitu betah di hotel dekat rs demi memantau Sakuya.

"Makan dulu abang abang nanti Sakuya sedih lihat kalian kurus" Taeyong yang datang dengan Yuta meletakkan kantong kresek berisi makanna di meja lalu menyuruh ke 12 anak lelaki yang tampak baru mandi.

"Tidak nafsu Dad" Mark mengusap rambut adiknya

"Makan gak terima penolakan" mereka akhirnya makan dalam diam meski tidak nafsu sedikitpun.

"Jaemin di sana ??" tanya Yuta saat menyadari Jaemin tak ada di antara anak muda itu.

"Iya Om, Jaemin jagain Sakuya semaleman gak mau di ajak istirahat padahal biar Mark atau Jeno yang di sana" Yuta mengangguk.

"Makasih ya, Om pamit duluan"

Nakamoto Yuta pria 36 tahun itu masih tampak muda, Yuta di hantui rindu dan penyesalan di mana tak ada di saat saat penting.







Cklek...

"Abang ayo makan dulu" Jaemin mengangguk lesu tak dapat di pungkiri badannya lemas dan perutnya perih.

Mereka menghabiskan makanna dalam diam karena sama sama lelah.


"Jaemin ke teman teman dulu Yah mau bebersih" pamit Jaemin pada Yuta yang tengah duduk di samping brangkar sang adik.

"Hati hati Jaem"

Selepas Jaemin pergi Yuta menatapi wajah damai putra bungsunya, begitu tenang dan bersinar.

"Prince maafkan ayah, maaf belum bisa jadi yang terbaik buat prince nya ayah, maaf selalu tidak ada, maaf membiarkan kalian sendiri di dunia yang kejam ini, maafkan ayah semuanya

Ayah gagal menjadi pemimpin, ayah selalu berharap bisa ada di setiap detik waktu berputar karena bagi ayah kalian berharga

Permataku, malaikatku, putra kebangganku, kalian ber tiga adalah satu darah yang selalu ayah usahakan untuk aman dan bahagia, maafkan ayah yang gagal menjadi pelindung

Harusnya ayah tau kalau kalian pasti butuh bahkan sangat butuh kahadiran ayah, ayah tidak akan berhenti memintamu sadar dari mimpimu prince jadi bangunlah ayah rindu, ayah rindu kebahagiaan yang dulu ada"

Bentengnya roboh air mata itu lolos, lengan besar itu menggengam lengan kecil milik putra bungsu tersayangnya.

Jaemin berdiri di sisi Yuta mengusap pungung pria yang selalu di jadikan pahlawan kebanggaannya.

"Ayah, ayah udah jadi yang terbaik, ayah itu superhero bagi bang Han, Sakuya, dan Jaemin, terimakasih ayah telah membesarkan kami dan memberi kami cinta"

Hening

"A-abang" matanya masih terpejam namun sepertinya mulai sadar.

Jaemin mengelus pipi yang agak tirus itu
"Ini abang sama ayah bangun by"




"Apa arti sebuah kehidupan ??"

TTTIIIIITTTT
Suara mnitor memekakkan telingga, layar kramat itu menunjukkan garis lurus yang membuat tubuh Jaemin seketika lemas.

"Mohon tunggu dengan sabar kami akan berusaha semaksimal mungkin"
.
.
.
.
.
"Jangan ambil putraku lagi"-Yuta
.
.
.
.
.
"Maaf"
.
.
.
"Jangan pergi kamu sudah berjanji pada abang"-Jaemin
.
.
.
"Bunda meminta izin membawa pangeran ke tiga bunda"-bunda
.
.
.
.
.
"Adek ayo main sama bang Han"-Hansol
.
.
.
.
.
"Jangan ambil adek bunda"-Jaemin
.
.
.

Mata bulat itu menyipit saat suara suara masuk ke telinganya, suara mesin, kepanikan, teriakkan, doa dan sebagainya yang meminta bertahan.

Seorang wanita berdiri di samping remaja yang tengah duduk di bangku coklat di bawah pohon rindang.

[1]My Anggle [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora