07 | Prince

49 15 0
                                    

Liam dan ksatria nya menyelinap keluar dari kastil pada sore hari, mereka berkendara menggunakan kuda yang dibuat menggunakan sihir Liam demi menutupi jejak mereka.

"... Jonathan, kemana kita akan pergi kali ini?"

Ksatria berambut merah itu menatap tuan nya dengan kesal. dia ditugaskan untuk pergi berburu bersama tuan nya, tapi tuan nya sendiri tidak tahu kemana mereka akan pergi.

"Argh, saya tidak tahu! Bukankah seharusnya anda sudah tahu kemana kita akan pergi?"

"Aku memang sudah memikirkan kemana kita akan pergi, tapi ternyata adik kecilku memiliki rencana lain"

Mendengar hal itu Jonathan tersentak, memang persaingan antar saudara sedang mendekati puncaknya saat ini. Dan tidak jarang, adik-adik dari pangeran pertama sang kandidat terkuat ingin menjatuhkan nya.

"... Apakah yang melakukannya adalah pangeran ketiga?"

"Aku tidak tahu siapa yang melakukannya, tapi yang jelas mereka tahu kemana kita akan pergi"

"Mustahil! Apa itu artinya ada penyusup diantara kita yang mulia!?"

"Bukan penyusup, lebih tepatnya penghianat"

Liam menghentikan kuda nya dan merapalkan sebuah mantra yang memunculkan seekor burung kecil, burung itu terlihat sangat senang bisa bertemu dengan liam.

"Budi, tolong antarkan kami ke sebuah hutan yang cocok untuk berburu kumohon"

Dengan senang hati burung itu terbang dan meninggalkan jejak berkilau untuk diikuti, tanpa menunggu lama mereka pun melanjutkan perjalanannya.

"Saya masih tidak terbiasa dengan cara anda menamai burung itu yang mulia.."

"Kenapa? Butuh waktu yang lama untukku memikirkan namanya kau tahu? Ah, dan nama panjangnya adalah Budi Tabuti Roger Argyrisia"

Ksatria itu menatap wajah tuannya, dia terlihat sangat serius dengan pilihan namanya untuk burung itu.

'Ya tuhan, jika seandainya pangeran menikah dan memiliki anak.. Tolong berikan kekuatan pada istri nya.. dan tolong berkati pula anaknya, tidak peduli seberapa aneh namanya..'

Jonathan berdoa sangat tulus dari lubuk hati paling dalam dirinya.

.
.

------------

Sementara itu di mansion keluarga Count Gavis.

"Cleo, apa menurut mu hutan yang berada tepat di samping mansion kita aman?"

Deonne menatap keluar jendela kamarnya sambil menikmati teh bersama dengan kedua adiknya. Sudah seminggu dia berada disini dan tiap kali dia melihat keluar jendela dan menatap hutan itu perasaan gelisah terus menganggunya.

"Aman tapi tidak juga, kudengar didalam hutan itu sering muncul monster dan binatang buas tapi untungnya masih dalam jumlah wajar sehingga ksatria keluarga kita tidak kewalahan mengatasi mereka"

"Ah begitu ya.. Hm sebenarnya, akhir-akhir ini aku merasa ada yang tidak beres dalam hutan itu. Aku tidak tahu apakah biasanya hutan terasa semenyeramkan itu atau aku hanya berhalusinasi.."

Kini kedua mata kakak beradik itu menatap pada hutan yang berada diluar jendela itu, hutan gelap yang berada dirumah mereka memang terkesan angker, tapi tempat itu memiliki sumberdaya yang sangat banyak dan cukup untuk menghidupi seluruh rakyat yang berada di wilayah kekuasaan Count Gavis.

"Kak Deonne, kak Cleo, kenapa kalian melihat keluar? Ada apa disana?"

Mendengar namanya dipanggil, Deonne dengan segera memalingkan wajahnya pada Polly dan baru disaat itu dia melihat wajah Polly yang berantakan karena selai pada biskuit.

"Ya ampun Polly, kemari kesini biar aku bantu membersihkan wajahmu!"

Gelak tawa terdengar dari keduanya, Deonne kini disibukan dengan membersihkan wajah Polly dengan lap basahnya, sedangkan Polly sibuk meronta-ronta dipangkuan kakaknya.

Brak!

Tawa mereka terhenti mengikuti Cleo yang tiba-tiba berdiri dari kursinya secara mendadak hingga kursinya jatuh.

"Kak Cleo?"

"Cleo ada apa?"

Tanpa menghiraukan pertanyaan mereka, Cleo bergegas menarik Gordyn panjang untuk menutupi jendela itu.

"Di dalam hutan itu ada Sebuah penggunungan mana yang memicu terjadinya Monster Spawn! Aku tidak percaya mana yang menggunung memiliki elemen yang sama dengan tanah! Tidak heran para ksatria tidak menyadari nya!"

"Apa!? Monster Spawn!?"

"Benar, aku akan segera memberitahu ayah. Kita akan segera pergi menuju hutan bersama dengan para ksatria"

"Tunggu! Aku juga ikut!"

"Kak Deonne tolong jangan ikut"

"Apa!? Kenapa!? Apa karena aku seorang Omega?"

Cleo menggeleng.

"Kak Deonne, kakak baru saja selesai rehabilitasi.. Pheromon kakak masih belum stabil, jika ikut dengan kami maka semua monster yang berada di hutan akan mengejar kakak"

"Tapi.. Aku ingin membantu.. Aku bahkan sudah berlatih panah tadi!"

Cleo menghampiri kakaknya lalu memeluknya erat, dia menyadari sifat kakaknya yang banyak berubah sejak ia mengalami Heat pertamanya. Tapi sifat penolong nya masih sama seperti dulu, dan sejak ia berlatih panah untuk melindungi dirinya tidak ada alasan bagi Cleo untuk menghentikan nya.

"Aku tahu.. Bersabarlah seminggu lagi oke? Aku janji kita akan berburu monster bersama saat pheromon mu stabil nanti"

Cleo melepaskan pelukan mereka dan tanpa membuang waktu lebih lama lagi, ia merapalkan mantra teleportasi lalu menghilang.

------------

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa pencet bintang 🌟 nya yaa.

[ BL ] The S-Rank Guide to OmegaverseWhere stories live. Discover now