Bab | 06 - RENCANA DERMAGA

25 16 2
                                    

Haloo bebbb 💋💋
Mari kita marathon chapter lagi!!!

Jangan lupa vote + comment nya karena itu sangat sangat berharga 🌹🌹

Kasih spam emot favorit kalian ☞

Author mau bikin logo Gang ALGHOS sekalian sama castnya nanti.

Jadi pantau terus jangan sampai ketinggalan ✊✊

Selamat Membaca
📖

•°•°•°0°•°•°•

“Keren itu harus, tapi empati dan simpati juga perlu"
-UTARA-

°•°•°•0•°•°•°

Senin pagi ini Velia tampak sudah siap dengan seragam barunya, yaitu seragam putih abu abu. Drama putih biru selama tiga tahun lamanya sudah selesai, kini saatnya ia membuka lembaran dan cerita baru.

Tidak lupa ia mengenakan bandana berwarna cream yang sangat cocok dengannya.

Dirasa selesai, Velia menarik ransel ke punggungnya dan berniat untuk turun ke bawah.
Ia menutup pintu kamarnya rapat rapat dan menuruni satu persatu anak tangga.

Dilihatnya sang Papa yang tengah sibuk mengemasi barang barangnya, entah kemana Papanya akan pergi lagi.

“Pah aku—”

“Mulai hari ini Papa akan pergi ke luar kota. Kamu disini sendiri saja, ini ada uang dan kunci motor,” Fatih menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah dan kunci motor pada Velia. “Minggu depan Papa pulang” sambungnya.

Velia tidak menjawab ucapan Papanya, ia hanya diam dengan tatapan kosong ke depan. Diambilnya kunci dan uang tersebut lalu Velia melenggang pergi darisana tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi.

“Pah, ada Papa emang menyakitkan tapi nggak ada Papa ternyata jauh lebih menyakitkan” batin Velia sembari berjalan menuju garasi.
Velia terpaku melihat motor yang diberikan oleh Papanya. Warnanya hitam, sesuai dengan warna favorit Velia. Velia tersenyum tipis lalu mulai mengendarai motor itu dan melenggang pergi dari pekarangan rumahnya.

Fatih berdiri di dekat pintu lalu mengeluarkan benda pipih nya dan mulai mencari lalu menghubungi nomor tersebut.

“Halo sayang”

“.....”

“Tentu, hari ini aku akan pergi kesana. Tunggu aku disana, sayang.”

Tut.

Panggilan pun terputus, buru buru Fatih masuk ke dalam mobilnya dan perlahan melenggang meninggalkan pekarangan rumahnya itu.

Sementara disisi lain, Velia baru saja tiba di parkiran SMA Bumantara. Ia membuka helmnya dan menaruhnya diatas motornya. Sebelum melanjutkan perjalanannya, ia merapikan rambutnya yang sedikit acak acakan lebih dulu.

“Gue, pasti bisa” ucap Velia menyemangati dirinya. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya kedepan dan berjalan menyusuri koridor sekolah.

“Duh, ini kelas gue dimana tempatnya ya?” tanya Velia pada dirinya sendiri. Ia lupa, dimana lokasi kelasnya berada.

“Permisi, kalau kelas X IPA-2 dimana ya?” tanya Velia memberanikan diri pada salah satu siswi disana, kelihatannya siswi itu masih baru juga.

“Lo masuk kelas sana?” tanya siswi itu yang langsung dianggguki oleh Velia. “Gue juga ada di kelas yang sama kayak lo, ayo barengan” dengan senang hati Velia mengangguk. Hari ini ia sudah bertemu dengan seseorang yang mau menolongnya.

Cukup lama berjalan kini mereka sudah tiba di depan kelas yang bertuliskan ‘X IPA-2’. Keduanya pun berjalan masuk ke dalam kelas tersebut yang kebetulan masih cukup sepi.

“Lo sebangku sama gue aja” ucap siswi itu. Dengan antusias Velia mengangguk lalu menaruh tasnya di samping kursi siswi itu. “Btw, nama lo siapa dan darimana?” pertanyaan tersebut terlontar dari mulut siswi itu.

“Gue Velia, dari Bandung. Cuman sekarang tinggal di Jakarta sini,” jawab Velia. Gadis di sampingnya itu tampak ber’oh ria saja. “Kalo lo, nama lo siapa?” kini Velia yang bertanya.
Gadis itu tersenyum sembari mengulurkan tangannya.

ASHAVELIAWhere stories live. Discover now