"Bagaimana setelah itu?"

"Aku bisa membuatkannya khusus untukmu. Datanglah setiap tiga bulan."

"Berapa harganya?" Seokjin kembali bertanya. Dia berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Akan sangat sulit jika dia harus membeli obat yang mahal seperti ini.

"Jangan dipikirkan. Jika kau tidak memiliki uang, aku akan memberikannya secara cuma-cuma. Aku berhutang banyak kepada ibumu." Pria itu tersenyum menenangkan. Dia ingat tentang cerita turun temurun keluarganya. Keluarga Seokjin membantu mereka disaat mereka mengalami kesulitan. Sudah sangat lama mereka mengamati Seokjin dan keluarganya hingga akhirnya dirinyalah yang bisa membalas budi kepada keluarga malang itu. Kelopak mata pria itu menurun lemah. Keluarganya juga bukan keluarga yang luar biasa. Mereka hidup mengandalkan pekerjaan dari kerajaan. Jika mereka membantu keluarga Seokjin dan kerajaan menemukan mereka, mereka tidak akan berakhir baik juga. Karena itu dia benar-benar tidak bisa mengendalikan perasaan bahagianya ketika menyadari jika dia benar-benar mendapatkan kesempatan untuk membayar hutang leluhurnya.

Seokjin memandang sebuah kantong kain yang ada di tangannya. Sudah enam bulan dia tidak melepaskan benda itu dari panndangannya. Bahkan di rumahpun Seokjin harus tetap memastikan ramuan itu ada di dekatnya.

Dia duduk di sudut ruangan kelas. Ini adalah tahun terakhirnya. Enam bulan lagi dia akan lulus dan bisa menjalani hidup lebih bebas lagi khawatir seseorang akan menemukannya. Seokjin diam. Tidak ada seorangpun yang ingin dekat dengannya. Penampilan Seokjin benar-benar mengerikan untuk orang seusianya. Untuk orang lain, jikapun mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, setidaknya mereka tahu menjaga penampilan saat harus berbaur dengan banyak orang. Karena itu mereka benar-benar enggan mendekati Seokjin.

Seokjin sebenarnya memiliki wajah yang bagus dan badan yang sangat proposional. Kulitnya juga putih dan lembut. Tapi karena permintaan ibunya, Seokjin menyembunyikan kulitnya dengan memoleskan arang sehingga terlihat lebih gelap dan kusam. Rambutnya yang sedikit panjang juga tidak pernah dia sisir dengan baik setiap pergi ke sekolah. Pakaian yang dia kenakan selalu kusut dan kebesaran membuat orang enggan memperhatikan.

Seokjin mengalihkan perhatiannya saat telinganya mendengar keributan yang semakin mendekat. Dia bisa melihat beberapa orang berjalan menuju ke rarahnya.

"Seokjin... Aku rasa kau akan dapat keberuntungan terbaik sepanjang hidupmu. Jimin yang baik hati berniat untuk merubah penampilan buruk rupamu menjadi sedikit lebih baik."

Seokjin mengerutkan dahinya tidak mengerti mendengar ucapan salah satu orang yang berdiri di belakang Jimin. Jimin hanya menganggukan kepalanya sembari menunjukan senyum manisnya.

"Aku tidak mengerti." Seokjin menjawab singkat.

"Apa yang aku katakan kurang jelas? Jimin ingin membantumu merubah penampilan mengerikanmu itu. Dia mengatakan ingin menyumbangkan pakaian-pakaian cantiknya yang sudah tidak dia gunakan lagi. Aku benar-benar berharap aku yang menjadi penerimanya tapi hati Jimin meemang sangat baik. Dia memutuskan akan memberikanmu beberapa dan membantumu merawat diri. Dia benar-benar yang terbaik. Bahkan dia masih memperdulikan orang-orang di sekitarnya padahal kalian tidak terlalu dekat. Pantas saja para Alpha terkuat selalu mengejarnya."

Seokjin sedikit pusing dengan omong kosong yang dia dengar. Penjelasannya terlalu rumit membuat kepala Seokjin terasa sakit. "Aku baik-baik saja dengan penampilanku sekarang. Tidak ada yang perlu dirubah." Walaupun Seokjin tidak mengerti tujuan mereka, tapi Seokjin yakin ini tidak akan baik-baik saja jika dia setuju kepada mereka.

"Tapi aku sudah mengatakan kepada semua orang aku akan merubah penampilanmu." Jimin berkata lembut. Matanya menyorot Seokjin berharap.

Seokjin menatap Jimin tidak suka. Entah kenapa yang Seokjin lihat dari pria omega itu hanyalah kemunafikan. Setiap senyum yang Jimin berikan kepadanya selalu membuatnya tidak nyaman.

"Itu akan menjadi masalahmu. Kenapa kau langsung mengatakan kepada semua orang tanpa meminta persetujuanku?" Seokjin berkata tidak suka.

"Seokjin! Tidakkah kau merasa kau sangat kasar kepada Jimin? Dia hanya memiliki niat yang sangat baik." Teman Jimin mulai tidak menyukai reaksi keras Seokjin.

"Aku tidak membutuhkannya!"

Ekspresi Jimin terlihat kecewa mendengar ucapan kasar Seokjin.

Melihat Jimin yang sedih, teman-temannya mulai memegang tangan Seokjin. "Kau bisa melakukannya sekarang. kita tahu kau sangat ingin melihat Seokjin menjadi lebih baik."

Ekspresi Jimin menjadi cerah. "Bolehkah?" Sejak dulu Jimin akan selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan. Saat ini dia sudah terlanjur mengatakan jika dia akan merubah penampilan buruk Seokjin dan semua orang sudah memujinya. Jika Jimin gagal melakukannya, orang-orang akan mulai meragukan ucapananya.

"Apa kalian gila?" Seokjin bertanya panik. Dia tidak menyangka jika Jimin bahkan akan seterobsesi ini untuk melakukan niatnya dan ini benar-benar sangat berbahaya untuk Seokjin.

"Jangan khawatir Seokjin. Aku hanya akan membersihkan tubuhnya yang kusam dan memberikanmu pakaian yang lebih baik. Hanya itu." Jimin menenangkan.

Seokjin menggeleng kuat. Jangankan terkena air, diusap sedikit saja dengan kain warna kulitnya akan terlihat.

"Barikan aku ember air dan lapnya."

Seokjin masih berusaha memberontak. Kepalanya menggeleng kuat. "Jangan lakukan. Aku benar-benar memohon."

Lap yang Jimin genggam terulur ke arah wajahnya. Jantung Seokjin berdetak sangat kencang. Dia akan berakhir.

"Ini akan baik-baik saja. Aku akan melakukannya dengan baik." Suara halus Jimin semakin membuat Seokjin merasa muak. Matanya melotot marah.

'Dengan baik' ayahmu!!!!!

JIN HAREM UNIVERSE Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ