Benar, Budi memberinya nasehat bahwa dia tidak perlu melakukan balas dendam. Bukan, bukan karena pria itu melindungi Mika. Tetapi Budi ingin agar Kaila memikirkan lebih matang tentang rencananya.

Sehingga rencana itu tidak akan berbalik menyengsarakannya. Dan setelah dipikir, memang betul ucapan pria itu.

"Baiklah kalau memang itu mau kamu. Selamat menikmati hidup menjadi simpanan Budi." Mika menutup obrolan.

Setelah obrolan itu, Kaila terus terpikirkan oleh kalimat terakhir Mika. Wanita itu selamanya tidak akan pernah meninggalkan Budi.

Itu artinya dia hanya akan menjadi simpanan atau paling kencang jadi istri siri bagi pria itu. Dan ternyata hal itu mampu membuat pikiran Kaila resah yang berujung kenekatan.

Selang beberapa waktu setelah di posting story, ada jawaban dari akun resmi partai putih. DM itu berisi informasi tentang pria yang sedang dicarinya. Dan tentu saja di akhir kalimat ada permintaan untuk mentakedown postingan yang Kaila lakukan.

Partaixxx
Selamat pagi, ibu Kaila. Sebelumnya mohon maaf atas ketidatnyamanan ibu. Kami ingin bertanya apa kepentingan ibu mencari bapak Budi? Mohon untuk dapat menyebutkan identitas lengkap. Kami juga berharap ibu dapat menghapus postingan ibu untuk kebaikan bersama.

Kaila mendesah. Dia kesulitan menyebutkan identitas. Apalagi kepentingannya hanya demi mengobati rasa rindu menggebu dan juga rasa penasaran yang berhasil membuatnya nelangsa.

Saat akan menjawab pesan tersebut sebuah panggilan masuk menunda proses Kaila mengetik. Dia mengangkat panggilan yang ternyata dari aspri Budi.

"Halo. Mbak Kaila?" Suara pria di seberang telepon.

"Halo, iyaa saya. Ini siapa ya?" Kaila bertanya dalam panggilannya.

"Saya Taksa, mbak. Asisten pribadi bapak. Sebelumnya mohon maaf mbak Kaila, saya mohon untuk bisa takedown postingan dan story nya dulu. Sesuai persyaratan bapak di awal, mbak Kaila tidak diperbolehkan membuat postingan yang berpotensi menunjukkan hubungan mbak kaila dengan Bapak. Untuk selanjutnya, akan saya beri informasi bapak pada mbak Kaila. Mohon kerjasamanya ya, mbak." Taksa berbicara panjang lebar.

"B-baik, mas Taksa." Kaila tergagap.

Dia sudah mengira ajudan itu akan menghubunginya. Tetapi tetap saja dia merasa ciut kala kalimat yang berisi himbauan itu dilayangkan secara langsung.

Ingatkan Kaila dirinya sudah tidak memiliki hubungan apapun pada Budi. Jadi dia tidak boleh marah kala Taksa juga mengingatkan persyaratan kalau kalau dia lupa.

Karena dia berusaha mencari Budi itu artinya dia memiliki hubungan dengan pria itu. Dan persyaratan yang diberikan Budi masih sama.

"Baik, mbak Kaila. Nanti saya jadwalkan untuk bapak menghubungi mbak Kaila. Terimakasih." Taksa menutup panggilan.

Kaila melamun kosong. Kebodohannya membuatnya kehilangan muka. Harusnya dia tidak menolak kala pria itu memberikan Vera padanya.

Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Kaila hanya bisa menunggu penjadwalan pria itu menghubunginya.

Hari sudah malam. Kaila masih merasa resah karena Budi belum juga menghubunginya.

Di ruang keluarga, wanita itu hanya menggunakan hot pants dengan crop top berwarna putih. Dia menonton tayangan televisi yang membuatnya bosan.

Dia suka berita politik. Ya, jika itu berhubungan dengan Budi atau partainya. Selain itu dia tidak menyukainya.

Ketukan di pintu mengalihkan lamunannya. Kaila bangkit dan membuka.

Internship with BenefitWhere stories live. Discover now