Empat Belas

8.5K 171 7
                                    

Jangan kaget kalau part ini pendek banget. Karena kemarin aku udah announce kalau mulai sekarang aku buat part nya pendek-pendek biar bisa up setiap hari.

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan komennya :)







Budi membaca laporan yang dikirimkan Taksa. Laporan itu merupakan laporan singkat tentang masa lalu Kaila.

Kaila adalah putri dari pasangan Hasan Rasha dan Ayudisha Candrawati. Mereka dikaruniai 3 orang anak, pertama dan kedua laki dan terakhir adalah Kaila. Sejak kecil Kaila tidak pernah melihat ibunya karena beliau meninggal saat melahirkannya.

Pak Hasan sendiri pernah menjadi ketua DPC Partai yang sama dengan Budi. Beliau adalah penggerak masa di Solo. Seringkali beliau ditawarkan untuk berada di pusat tetapi beliau tolak dengan mentah. Alasannya solo merupakan jantung pusat politik. Kalau Solo aman, maka seluruh Indonesia akan aman.

Alasan yang tidak masuk akal menurut Budi. Tetapi dia tau pak Hasan melakukannya bukan tanpa sebab. Dan setelah ditelusur lebih jauh ternyata pak Hasan ini pernah bertentangan dengan Mika.

Mika memang pemain lama di partai. Ayahnya saja pernah menjabat ketum. Jadi tentu keputusannya akan dianggap lebih penting dari pak Hasan.

Waktu itu pak Hasan menyarankan untuk tidak bergabung dengan koalisi dan mengangkat 1 calon walikota sendiri. Karena partai juga sudah memenuhi syarat minimal pengajuan cawali. Tinggal membuka koalisi untuk wakil. Sehingga partai memiliki 1 walikota lagi dan di Kota Solo yang menurut pak Hasan sangat berpengaruh secara nasional.

Tapi Mika menolak usulan itu. Dana partai tidak mencukupi jika waktu itu harus mengusung 2 cawali sekaligus. 1 yang di Solo dan 1 lagi adalah adik lelaki Mika yang maju di Kota Semarang. Dan menurut Mika lebih masuk akal jika mengendalikan Semarang karena ibukota dari provinsi daripada Solo yang kota kecil.

Akhirnya pak Hasan menurut. Mereka join di koalisi dan mendapatkan jatah wakil walikota. Dan benar saja yang menang adalah pilkada di Solo. Hal ini juga mempengaruhi pada saat pilpres. Dimana presiden yang diusung oleh partai kalah telak dan yang menang juga merupakan partai pemenang di Solo. Mika malu luar biasa. Sejak itu, partai terbelah menjadi 2 kubu.

Banyak yang mengecap Mika sebagai pemula yang sok tahu. Mendengar hal itu, Mika jadi memiliki rasa dendam pada pak Hasan. Menurutnya pak Hasan sengaja melakukannya untuk mempermalukan dirinya.

Tetapi karena pengendalian diri Mika yang sangat baik. Dia tidak langsung membalas waktu itu. Dia menahan selama puluhan tahun hingga Kaila dewasa.

Kaila adalah putri tunggal pak Hasan, tentu saja pria itu sangat menyayanginya. Dan penyiksaan paling besar bagi seorang ayah adalah ketika melihat putrinya rusak. Apalagi yang merusaknya adalah kolega sendiri.

Bisa dibilang Budi dekat dengan pak Hasan. Beliau yang membimbingnya sejak awal masuk partai. Selain permintaan dari ayahnya yang merupakan pendiri partai, Pak Hasan memang menyukai karakter Budi sejak kecil.

Melihat interaksi pak Hasan dan Budi yang dekat membuat Mika juga menargetkan Budi. Ayahnya mendukung karena juga bertentangan dengan ayah Budi. Ceritanya lebih panjang karena dimulai sejak mendirikan partai.

Sekali dayung 2 pulau akan terlewati. Mungkin itu yang diinginkan Mika. Dia menikahi Budi untuk mengendalikannya. Dan menempatkan Kaila dalam posisi sulit karena tetjebak hubungan gelap dengan suaminya.

Sekali dibuka, baik Budi maupun Kaila tidak akan bisa mengelak. Nama baik mereka akan tercoreng. Padahal sudah sejak lama, pak Hasan menjauhkan Kaila dari politik.

Budi mengurut keningnya yang terasa pusing. Informasi sebanyak ini bagaimana bisa luput dari radarnya. Dia telah bermain api yang sangat ganas.

Pria itu mengerutkan kening saat melihat dokumen yang menyebut nama Silvi. Ternyata wanita itu merupakan keponakan jauh Mika. Mereka cukup dekat karena memilih jurusan yang sama. Dan mereka adalah satu-satunya dalam keluarga yang bermain di bidang komunikasi politik.

Kaila bisa berada di Senayan itu karena Mika meminta pak Singgih membawanya. Dia buat hubungan Kaila dan pak Singgih dekat sehingga masuk akal jika Kaila dibawa pak Singgih ke Senayan. Sedangkan frekuensi pertemuan Kaila dan Budi sudah diatur oleh Mika.

Untuk motif Kaila menggodanya itu memang atas dasar kemauannya sendiri. Ayah Kaila meninggal 3 tahun yang lalu. Sejak itu dia hidup bersama neneknya karena 2 kakaknya sudah menikah.

Hidupnya selalu direcoki oleh para saudara ayahnya. Hingga dia memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Meskipun begitu ternyata dia tidak bisa lepas dari jeratan para om dan pakdhe nya.

Kaila mulai mencari informasi orang yang sekiranya bisa melindunginya. Dia menemukan beberapa nama yang potensial. Salah satunya adalah Budi.

Dia tau ayahnya dan ayah Budi sangat dekat dulu. Mungkin pria itu bisa membantunya. Tetapi dia tidak bisa langsung meminta bantuan begitu saja.

Pernah di masa lalu dia meminta bantuan pada salah satu kolega ayahnya tanpa mengimingi sebuah imbalan dan ditolak mentah. Jadi dia pikir untuk minta bantuan Budi juga harus menggunakan sebuah rencana.

Kaila masuk partai tanpa menjadi kader. Dia kemudian menjalin hubungan dengan orang-orang di partai. Dan akhirnya dia dekat dengan pak Singgih yang mencalonkan diri dari dapilnya.

Waktu berlalu, Kaila meminta pak Singgih untuk membawanya ke Senayan dengan imbalan dia akan menaikkan ketenaran pak Singgih. Dan memang benar, sejak Kaila masuk nama pak Singgih semakin di kenal masyarakat. Wanita itu memiliki pemikiran kreatif seperti ayahnya. Dia bisa memanfaatkan setiap keadaan menjadi keuntungan.

Selama di Senayan, Kaila mengusahakan pertemuan dengan Budi. Dia menggoda Budi secara implisit hingga malam itupun terjadi.

Budi menghembuskan napas kasar. Ternyata Kaila memiliki masa lalu yang rumit. Betapa bodohnya dia tidak memahami situasi saat itu. Apalagi mika juga ikut bermain peran.

Suara dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Tertera nama Mika di layar. Budi menekan tombol hijau dan meletakkan ponselnya di telinga.

"Ada apa?" Budi membuka suara.

"Apa yang kamu lakukan barusan? Kamu baru saja merusak citra dirimu." Mika berbicara tajam.

"Kamu yang melakukannya." Budi menyenderkan kepala di kursi kerjanya.

"Saya sudah tau semuanya, Mika. Jangan memanipulasi Kaila lagi." Lanjut Budi.

"Besok kita harus bertemu!" Mika menutup panggilan.

Budi meletakkan kembali ponselnya dan menutup laptop. Dia kemudian menghampiri Kaila yang tertidur di kamarnya.

Saat masuk kamar, Budi prihatin melihat sosok wanita yang tidur memunggunginya. Wanita itu sudah menanggung beban berat sendirian selama ini. Dan kehadirannya bukannya meringankan malah justru menambah bebannya.

Pria itu kemudian memposisikan diri di samping Kaila. Dia menarik tubuh Kaila dalam pelukannya. Budi menciumi pucuk kepala wanita itu terus menerus. Seakan Kaila akan menghilang setelah ini.







Internship with BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang