Azherlin 3

11 6 6
                                    


Maaf aku baru ada waktu buat Update

Jangan lupa VOTE KOMEN YAH

INI PEMAKSAAN!!!😂🙏

Happy Reading

Kayla mengambil tisu dan mengeringkan keringat yang sejak tadi tak hentinya mengalir di dahi hingga ke lehernya, dengan dengan nafas yang memburu, gadis duduk setelah meneguk satu botol air mineral hingga menyisakan setengah.

"Saya akui semakin hari, peningkatan dalam gerakan kamu bagus, seakan tubuh kamu mengeluarkan nada" ucap Marwah, adalah seorang gadis muda yang masih berusia 25 tahun, sebagai guru balet Kayla.

"Thankyou," balasnya tersenyum tenang.

"Tapi sayangnya sudah dua bulan kamu menunggak pembayaran kelas kamu."

Kayla terdiam cukup lama, mengingat tabungannya hampir habis, tidak ada pilihan lain, ia harus meminta bantuan Ranti.

Setelah mengatakan itu, Marwah beranjak pergi melihat-lihat beberapa muridnya yang masih dalam latihan mereka.

"Semoga mama mau bayar," batinnya Kayla sembari meminum air putih. Gadis itu berdiri mengikuti langkah Marwah yang sedang melatih murid yang lain.

"Kak Marwah," panggilnya membuat Marwah sedikit menepi menjauh dari murid yang sedang ia bimbing, sebagai seorang pelatih balet yang yang masih muda, Marwah meminta beberapa muridnya memanggilnya dengan sebutan kakak, termasuk Kayla.

"Ada apa Kayla?"

"Hmm, Kayla bakal lunasi semuanya besok kak."

"Iya, kamu lanjut latihan aja, fokus yah," perintah Marwah dengan lembut, membuat gadis itu sedikit tenang, Marwah tau bagaimana ia harus menempatkan sikap yang seharusnya ia tempatkan di keadaan yang tepat.

⁠๑⁠˙⁠❥⁠˙⁠๑

Di sebuah ruangan bercat putih, terdapat pantulan tubuh di kaca yang besar dan panjang, sepanjang tembok di ruangan itu.

Gadis itu kembali dengan musik nostalgia, mengalihkan fokus sepenuhnya pada gerakan tangan hingga kaki, berputar kesana kemari.

Kepala yang terangkat menatap langit-langit di ruangan itu, membuatnya, kambali berputar dengan kecepatan tinggi, lalu melemparkan tubuhnya dengan ringan, seakan balet sudah menjadi dunianya sekarang.

Setiap langkahnya sangat ringan seolah menyentuh lantai dengan kasih sayang, hingga cahaya matahari sore yang menembus jendela memantulkan bayang-bayang yang ikut menari di dinding yang putih.

Dengan mata yang di pejamkan, tubuh yang terasa ringan, membawa gadis itu berlarut dalam tarian, hingga gerakannya seakan menyampaikan pesan yang penuh arti.

Tanpa henti, langit sore terpantul menemani gerakan itu, kecantikan, keanggunan, keindahan, telah bersatu memberikan ketenangan dalam hatinya.

Hingga semakin lama, sebuah senyuman terbentuk di wajahnya dengan sempurna, tubuh itu masih setia menari dengan tenang.

Waktu seakan, menjadi suatu penghalang baginya, jika berputar cepat, itu adalah hal yang paling di benci, karena waktu menghambat keindahan yang ia buat, ingin berlarut semakin lama, namun waktu begitu cepat membatasinya.

Brukkkk

Sepasang tangan kekar menangkapnya dengan gesit, wajah yang panik, nafas yang memburu berusaha menyadarkan seseorang yang terjatuh dalam dekapannya.

AZHERLIN (ON GOING)Where stories live. Discover now