AZHERLIN 2

33 16 10
                                    

HAPPY READING

“Sayang, gimana keadaan kamu?”

Suara lembut itu, seakan menganggu tidurnya, membuat Kayla terkejut tiba-tiba, bukan karena kedatangan Ranti, melainkan pandangannya beralih pada matahari yang sudah sangat terang menembus hingga ke kamarnya.

“Astaga, mama kenapa gak bangunin Kayla?”

Dengan cepat gadis itu melompat turun dari kasurnya berlari mengambil handuk ingin mandi.

Saat tangan kanannya menggenggam pintu kamar mandi, Ranti mencegah.“Mama sudah bilang ke Bu Mawar wali kelas kamu, kalau kamu sakit, jadi hari ini kamu gak udah masuk dulu” 

“Kayla gak sakit Ma,” protesnya  tidak suka dengan tindakan Ranti.

“Di mulut kamu memang seperti itu, nyatanya tubuh kamu membuktikan banyak luka Kayla,” ucap Ranti menekan kalimat dengan suara yang cukup dingin, untuk mencegah putrinya.

“Jadi kamu istirahat aja hari ini, mama mau buat sarapan untuk kamu dulu,” setelah mengatakan itu, Ranti bergegas ke luar dari kamar putrinya, pandangan Kayla terus mengamati pergerakan wanita itu keluar, hingga bunyi pintu kamarnya tertutup dengan rapat oleh Ranti.

“Yang sakit mental Ma, bukan fisik,” lirihnya sambil berbalik ke arah kasur, mengambil ponsel dan membuka aplikasi berwarna hijau, lalu menekan tombol panggil pada sebuah kontak yang tertera.

Ponsel itu berdering, tanda pemilik nomer itu sedang aktif, hingga kali ke empat gadis itu terus menelpon walau berulangkali tak di jawab.

Terhubung…..

“Hallo Kay, lo sakit?”

“Lama banget angkatnya!”

“Sorry, ponsel gue di tas”

“Kamu bolos yah hari ini, bisa gak?”

“Latihan?”  

“Iya” (balasnya dengan suara cukup sendu)

“Lo sakit Kay, jangan dulu”

“Gue gak sakit, eh bentar yah_”

Tut.

Panggilan langsung di matikan setelah menyadari seseorang masuk ke dalam kamarnya.

“Nih, sarapan dulu”

Ranti masuk membawakan bubur buat putrinya, lalu meletakkannya di meja di samping ranjang. Kayla hanya mengamati setiap pergerakan Ranti.

“Kayla bisa makan di bawah Ma, gak harus di antar ke kamar.”

Ranti menoleh dingin pada putrinya, walau ingin membalas ucapan putrinya, wanita itu lebih memilih mengurus putri sulungnya.

“Makan.” Perintahnya dingin seperti tak ingin di bantah, lalu berjalan keluar dari kamar itu.

“Kok bubur sih ma?”

“Kamu sakit jadi makan bubur dulu”

“Thanks mom,” ucapnya tak bernada.

Kasur menjadi tempat yang membuat gadis itu menjatuhkan tubuhnya kasar, dengan menarik nafas dalam-dalam lalu perlahan menghembuskannya. Dalam diam, ia manatap langit-langit kamar.

“Kayla, lo menghabiskan waktu lo selama hidup 18 tahun hanya untuk merasakan kebencian seorang ayah?” batinnya terus tertawa, lewat ekspresi yang ak di bisa dijelaskan, seperti sedang menatap kosong menatap langit-langit kamar, meratapi dirinya.

๑⁠˙⁠❥⁠˙⁠๑

Aktivitas di SMA Arunika kembali normal seperti biasa di hari itu. “Kayla sakit?,” tanya Arghan dengan sedikit cepat melangkah agar sejalan dengan salah satu siswa, yang merupakan adik kelasnya, sekaligus adik dari sahabatnya.

AZHERLIN (ON GOING)Where stories live. Discover now