"Satu keunikan dari simbol sayap. Mereka mengikat jiwa aslimu, Lady. Jadi, saat Ace mengalirkan aliran sihir dan mana-nya kepadamu. Maka efeknya akan melunturkan dan memperlihatan jati dirimu sebenarnya." Jelas Raja Helium. "Aku sudah menyadari sejak awal kita bertemu, Lady. Aura jiwamu tidak bisa membohongiku."

Terbongkar.

Rahasia yang selama ini ia sembunyikan akhirnya terungkap. Ia menatap Duke Aaron dengan tatapan rumitnya. Pria paruh baya didepannya hanya diam dan memasang ekspresi datar. Thalia menebak-nebak isi hati Duke Aaron-ayah Nathalia.

"Maafkan aku, ayah." Ujar Thalia kemudian. "Maafkan aku karena selama ini telah membohongi dan menyembunyikan kebenaran." Sambungnya.

Duke Aaron berjalan mendekat dan berdiri tepat didepan Thalia. "Katakan yang sebenarnya."

Thalia akhirnya menjelaskan identitas aslinya kepada Duke Aaron dan bagaimana bisa ia datang kedunia ini dengan merasuki raga Nathalia.

"Jadi, Nathalia putriku-" Lirihnya terkejut mendengar jiwa putrinya telah tiada. Lebih tepatnya memilih tiada dan tidak ingin kembali.

"Maafkan aku, Tuan. Aku telah membohongi Anda selama ini." Ujar Thalia sesenggukan.

Duke Aaron menggelengkan kepalanya. "Tidak. Jangan salahkan dirimu, Nona." Duke Aaron menjeda kata-katanya. "Akulah yang seharusnya berterimakasih kepadamu. Karena kamu hadir maka putriku akan selalu hidup. Kamu dan dia adalah satu, sayang. Kalian tetap putriku. Nathalia tersayangku." Duke Aaron menarik dan memeluk Thalia erat.

Meskipun hatinya sakit karena mengetahui kebenarannya. Tapi, Duke Aaron tetap bersyukur masih bisa melihat putrinya meski hanya raganya saja, tidak dengan jiwanya.

"Kau tetap putri ayah, sayang." Ucapnya membuat tangis Thalia makin keras. Ia baru merasakan hangatnya pelukan seorang ayah setelah bertahun-tahun tidak pernah merasakannya lagi.

"Terima kasih, ayah." Ucap Thalia sesenggukan.

"Lalu, apa suamimu tahu akan fakta ini?" Tanya Duke Aaron.

Thalia mengangguk, "Dia tahu jauh sebelum kami resmi menjadi suami istri."

Duke Aaron mengangguk, "Pantas saja saat ikrar janji suci. Ace menyebutkan dua nama." Sahut Duke Aaron, Thalia tersenyum tipis mendengarnya.

Kedua mata hitamnya menatap Raja Helium, "Beritahu aku caranya, Yang Mulia! Cara untuk menyelamatkan Ace."

Raja Helium memejamkan matanya, ia mengambil nafas dalam, "Hanya ada satu caranya. Mengembalikan jiwa Ace yang ada didalam dirimu dan memberikan jiwamu sebagai bayarannya. Karena hal ini sudah menentang takdir kehidupan."

"Bagaimana caranya? Apakah Yang Mulia bisa membantuku?" Tanya Thalia tanpa rasa ragu.

"Apa kau yakin?" Raja Helium bertanya dengan nada penuh penekanan.

Thalia mengangguk yakin, "Inilah yang harus aku lakukan. Karena masa depan dunia ini ada ditangan Ace. Aku tidak mau karena kehidupanku disini membuat tatanan dunia hancur. Meskipun sudah hancur akibat ulah ratu Julie." Papar Thalia.

"Aku tidak akan mengizinkanmu melakukan hal itu!" Geram Duke Aaron.

"Aku harus, ayah. Aku tidak ingin semuanya hancur sia-sia. Jika memang takdirku disini, aku pasti bisa kembali lagi." Jawab Thalia.

Sorot mata hitamnya tidak menunjukkan keraguan sama sekali. Hal itu membuat Duke Aaron patah hati untuk kesekian kalinya. Ia akan kehilangan sekali lagi atas putrinya.

Thalia memeluk Duke Aaron, "Thalia akan kembali. Ayah jangan khawatir."

"Jika memang ada keajaiban, aku harap usiamu akan tetap berjalan. Namun, kamu akan jatuh dalam tidur panjang. Aku tidak tahu bagaimana perjalanan dialam lain. Akan tetapi, jika kamu mampu menemukan jalan keluar sebenarnya, maka kamu berhasil menentang takdir yang alam berikan untukmu." Jelas Raja Helium.

"Baik, aku mengerti, Yang Mulia." Balas Thalia singkat.

"Kalau begitu. Berbaringlah disamping raga suamimu. Sebelum itu, teteskan darah sebanyak 3 tetes dibibir Ace, kemudian satukan darahmu dengannya. Kamu boleh menggores telapak tanganmu, lalu teteskan 3 kali, dan buat luka goresan telapak tangan Ace, terakhir genggam erat tangannya. Selanjutnya aku akan membantumu sebagai perantara pengguna sihir terlarangnya." Jelas Raja Helium.

Senyuman manis terukir diwajah cantiknya, ia menoleh kearah Duke Aaron. "Tuan ehm maksudku ayah. Aku pamit ya. Semoga keajaiban bisa mengantarku kembali kepada ayah dan Ace."

Duke Aaron hanya mengangguk pasrah. "Lakukan jika menurutmu itu baik, sayang." Balas Duke Aaron. "Ayah akan selalu mendukungmu."

Thalia segera melakukan apa yang Raja Helium perintahkan. Ia mulai membaringkan dirinya disamping tubuh Ace, tangannya menggenggam erat tangan Ace.

"Didunia yang berbeda, mari kita bertemu lagi." Bisik Thalia pada Ace. Ia mencium sekilas bibir pucat milik Ace.

Raja Helium memulai ritualnya, sebuah segel sihir bersinar diantara mereka bertiga. Asap putih serta cahaya keemasan menyelimuti Ace dan Thalia.

Didunia yang berbeda, mari kita bertemu lagi.

Kedua mata terbuka lebar, iris mata kemerahannya berkilat. Jantungnya kembali berdetak, memompa darah disetiap pembuluh darahnya yang sempat membeku. Jiwanya telah kembali dan jiwa Thalia sebagai bayaran kehidupan kedua Ace. Kadar Racun dalam tubuhnya lenyap akibat terbakar, luka yang tergores dipunggungnya juga menghilang.

Ace berusaha bangun dari tidurnya. Kepalanya amat nyeri, ia berusaha mengingat-ingat kenangan terakhir yang tersimpan diotaknya. Ace menyadari, dirinya sudah berada didalam ruangan putih dan diatas tempat tidur.

Terakhir ingatan yang tersisa sebelum kesadarannya terengut ialah ia berusaha menyelamatkan Thalia dari Duke Smith.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya penuh kebingungan. "Dimana Thalia?" Ujarnya lagi karena ia sudah tidak bisa merasakan dan memperhatikan Thalia lagi.

I WANT YOUWhere stories live. Discover now