ઈଓ 10࿐

58 11 3
                                    

soul key꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

soul key
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

aiku memasukkan ponselnya ke kantung celana saat dia melihat ayaka keluar dari gerbang gedung fakultasnya. aiku lalu berdiri, "welcome back, my love."

"ewh, akurasi menjijikan 10000000%," ayaka terkekeh.

"baper dikit kek lo," aiku mengambil alih totebag ayaka. "hari ini lebih capek dari biasanya ya?"

"banget. abis kejar matkul yang ketinggalan gara-gara ngurusin hima," ayaka menjatuhkan tubuhnya ke pelukan aiku. dia kalau sudah lelah, kinerja otaknya jadi sedikit terganggu. dia tidak peduli menunjukan sisi lemahnya sekarang.

"mau jalan-jalan? gue bisa ajak lo ke tempat refreshing yang bagus," aiku menegakkan kembali tubuh ayaka. sebagai respon, dia hanya mengangguk lesu.

"oke. kuatin badan lo bentar. jangan ntar tiba-tiba gue ngebut lo malah ikut terbang," aiku naik ke motornya, disusul ayaka. yang langsung menyenderkan kepalanya ke punggung si cowok.

"pegangan." katanya, sebelum mereka berangkat.

aiku membawa ayaka ke bukit tinggi yang penuh pemandangan tumbuhan di mana-mana. juga ada banyak makanan yang bisa mereka beli sebelum mengambil tempat.

ayaka disuruh menunggu sementara aiku membeli makanan mereka.

benar meskipun lelah, pemandangan ini bisa menjernihkan otaknya yang suntuk. ternyata aiku bisa berguna juga sebagai manusia.

"nih," dia kembali dengan dua jamur tepung dan es coklat di tangannya.

"makasih. tumben baik, ada niat busuk apa?"

aiku tersenyum, "sekali lagi ngomong gitu, gue terjun ke bawah."

"hehe," ayaka nyengir. dan mulai memakan makanannya. "kok lo bisa tau tempat kayak gini? pernah didatengin sama mantan?"

"pinter banget nebaknya. kok bisa tau?"

"ngeles dikit kek, anjir. lo berniat nyari ribut kah?" wajah ayaka berubah masam.

"harus jujur ke pasangan sendiri."

"terlalu jujur itu bisa munculin niat membunuh."

"kalo sama lo sih gue yakin enggak," aiku tersenyum mencurigakan.

"cuih."

"lo harus kurang-kurangin ngerjain semua kerjaan hima sendiri. muka lo udah gak ada nyawanya banget itu. ntar sakit gimana?"

"nggak bisa ngandelin orang lain. capek mulut doang,"

"sama aja lo nyiksa diri sendiri ini mah," aiku menggerutu. "lo coba omongin baik-baik sama pengurus inti. mau sampe kapan kayak gini? kerjaan lo bukan cuma ngurus organisasi."

"gue takut mereka nggak mau,"

"dicoba dulu. emang lo gak pernah minta bantuan orang lain napa? kaku bener."

[✔] [11] independent ; oliver aikuWhere stories live. Discover now