Marie : "Apa segitu senangnya ampe enggak sadar dengan situasimu sekarang?" Ucapannya memecah suasana.

Dilain sisi Riser yang ada di belakang Marie.. mulai ambil jarak lebih jauh karena merasa ini bukan tempatnya. Apalagi Marie mengambil langkah maju.. pastinya ingin bertarung kan? Ya, paling bagus dia mundur dan menjauh.

Riser : "Gila... Ukuran mereka hampir sama!"

'Blast!'

Tanpa bisa ditangkap mata, Vritra melesat dan mengejutkan Riser karna ada tepat didepan mata nya.

'BHOOM!'

Hembusan debu muncul akibatnya.

... Sebuah penghalang yang terpasang pada Riser berhasil melindunginya dari serangan itu.

Ratu vampir sepertinya nggak ada niatan buat melihatnya saja.

Marie : "Hei, berani sekali kau mengabaikanku."

Dengan cakar di tangannya yang udah siap. Tanpa pikir lagi Marie mengirim sebuah energi tajam yang akan menebas apapun di jalurnya.

Namun itu bisa dihindari Vritra tanpa perlu banyak tenaga sama sekali.

Vritra : "Aku cuma menyingkirkan lalat yang menganggu suasana." Ia merasa nggak guna kalau mengincar Riser sekarang.

Dilihat gimanapun ada Barrier kelas tinggi yang akan menghalanginya.

Balasan itu untuk sesaat ngebuat Marie tertawa dan tersenyum lebih lebar. Riser? Dia cuma terdiam tanpa bisa membalas apapun.

... Pertarungan ini sudah bukan kelasnya lagi.

Marie : "Apa kau tahu? Orang yang mau kau bunuh juga berasal dari Dunia Lain. Satu jenis denganmu." Alisnya terangkat.

Itu langsung membebani kepala Vritra dengan segala cara ... Mendadak dia terdiam untuk sesaat.

Vritra : "JADI BENAR, HAH!? Sialan.."

Mungkin dirinya udah sempat menduga ini?

Riser : "... Langsung memercayainya?"

Orang ini bocah atau apa... Yah, meskipun apa yang dikatakan Marie emang ada benarnya, sih.

Vritra : "... Kenapa...? Kenapa kau bisa-bisanya membuat hubungan dengan rendahan dunia ini..?"

... Rendahan? Apa yang dia maksud itu orang-orang seperti Marie.., penduduk asli dunia ini? Bentar, kayaknya aku tahu kenapa dia memanggilnya begitu.

Jadi bagusnya mungkin dibalas begini ..

Riser : "Emangnya kenapa?"

Kata-kata itu membuat Vritra kembali melihat Riser sebagai targetnya. Lalu dalam sekejap mata orang itu menghilang dari lokasi awalnya ...

'BRAKK'

Lagi-lagi ini gabisa ditangkap oleh mata.

Baru saja Vritra berniat menghabisi Riser dari belakang .. Tapi digagalkan oleh penghalang lagi.

... Sial, penghalangnya retak..!

Vritra : "... Brengsek, apa kau gatau tiap para Pendatang seperti kita dibunuh di masalalu.. Oleh pribumi busuk seperti mereka?" Dia lalu menatap dalam-dalam kepada Riser.

Walau cuma sekilas .. Riser bisa melihat amarah Vritra atau si "Orang" dunia lain ini dari sorot matanya. Tapi sayang sekali, dia juga melihat sebuah aura magis yang mengelilingi mereka. Itu jelas sekali dari Vritra .. Apa ini sesuatu?

Usai sadar dengan ini. Dengan terang-terangan dia tertawa didepan raksasa itu.

Riser : "Apa kau berniat menghasutku dengan kata-kata itu?"

Nggak lama kemudian suara tawa lain juga bergabung kesana.

Marie : "Sayang sekali! penghalangku juga dibekali dengan Anti-magic." Jelasnya.

... Orang ini bodoh apa gimana? Apa yang ngebuatnya begitu percaya diri dengan sihirnya ..

Harusnya lebih berhati-hati.

Vritra : "... Brengsek.."

Setelah cukup puas dengan ini. Marie lekas memulai ini kembali dengan sihir darahnya. Dia membuat lengan raksasa dengan darah dan segera mengirim Vritra terbang dengan pukulannya.

Bisa kelihatan cewek itu sangat menikmati ini.

... Marie lalu menambahkan dengan sebuah jentikan jari. Energinya mulai keluar.

Marie : "Bloodfield."

Pusaran energi merah yang menebas segala macam objek yang masuk ke dalamnya muncul. Itu agak mirip seperti Topan ... Yang melahapnya tanpa pikir panjang.

Dari dalam sana. Keduanya bisa mendengar suara teriakan yang samar .. Dan juga, sesuatu yang agak kedengeran seperti hancur.

Jujur, si pirang melihat ini agak kurang enak. Apa ini karna dia suka ngebayangin dirinya di posisi orang lain..? Tepatnya, apa yang terjadi di dalam sana?

'BHUUSh!

Oh, bagus.. Orang itu nggak ngebiarin dirinya di hancurkan begitu saja..

Marie : "Cukup kuat untuk menepis kekuatanku."

Disana mereka bisa melihat Vritra yang berdiri dengan terengah-engah. Wajahnya kelihatan begitu tertekan.

Marie : "Tapi.., Kondisimu memprihatinkan." Dengan remeh Marie ngebuang nafasnya.

Ya, ini sesuai katanya.. Vritra nampak enggak bagus. Tubuhnya udah rusak, sisik naganya hancur dan bertebaran di tanah. Membuat tubuhnya mengalami pendarahan yang hebat.

... Dia berdiri membungkuk dan menatap kami dengan sisa tenaganya. "... Brengsek!"

Lalu untuk sesuatu. Marie Rose dengan acak mengangkat tangannya.

Marie : "Gimana kalo coba sekali lagi?" Cewek ini mengirim Bloodfield nya lagi.

Nggak butuh lama itu menerjang si pemuda.

Vritra : "... Kont— ARRGGGHHH..!!".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DXD: The Great Lord of Flames Where stories live. Discover now