Pesta Besar di Wye Dungeon

Start from the beginning
                                    

Terompet ditiup. Carriage dijalankan. Para penghuni kastil melambai memberi ucapan selamat tinggal. Tidak ada salju yang turun dari langit. Pasukan Wye Morton berderap melintasi Slyderwent. Selama mereka melewati jalan setapak di luar benteng, Raja Herbert sibuk mengobrol dengan Cladflaw di atas kudanya. Mulai bosan, akhirnya Rosie menanyai Puddlepot. "Ke mana Rowlish?"

Seorang pengawal berjubah merah yang mengenakan helm mencolek pundak Rosie. Dia mengangkat tutup mukanya sambil nyengir. "Halo, Nona Penyihir!"

"Rowlish!" seru Rosie.

Si pengawal meletakkan telunjuk di bibirnya sendiri. "Ini satu-satunya jalan supaya Flittle dan Thornfoot bisa ikut. Lihat!" Rowlish mengedikkan kepala ke arah dua kuda tersebut. Flittle berjalan di belakang Thornfoot dengan percaya diri, mengikuti langkah-langkah kuda jantan itu dengan sabar.

"Bagaimana kau bisa menyusup?" tanya Puddlepot.

"Kalian pernah mendengarku bilang 'bogem mentah,' bukan?" kata Rowlish tenang. "Pengawal itu sekarang sudah tidur nyenyak di lemari sapu."

"Bagus!" ujar Rosie. "Sekarang tinggal mencari kesempatan waktu pesta berlangsung. Kita akan bertukar tempat secepat mungkin dengan William dan Camelia yang asli."

Waktu berlalu dengan cepat. Mereka bisa melihat jalan setapak berakhir di daerah berbukit-bukit. Capital Town—kembaran Slyderwent yang serupa tapi tak sama—dipenuhi ornamen bintang-bintang putih yang mengitari lampu minyak. Penduduk kota kecil itu memandang pasukan Morton dengan mulut ternganga. Rosie bisa melihat penginapan yang pernah disinggahinya beberapa waktu lalu. Pemiliknya yang ramah secara tidak sengaja menyadari keberadaan Rosie-sebagai-Camelia yang mengintip dari jendela carriage, dan kalau Rosie tidak memberinya isyarat untuk diam, pria itu bakal menghambur untuk menyalaminya. Raja Herbert tidak boleh tahu bahwa Camelia pernah singgah di Capital.

Pasukan berkuda itu mencapai gerbang Wye Dungeon yang diapit dua patung satyr. Penjaga gerbang memberi mereka penghormatan dengan mengangkat panji-panji Morgornstarn. Para pengawal dan Raja Herbert turun dari kuda, diikuti Rosie dan Puddlepot yang turun dari carriage. (Puddlepot bertugas membawa almanak.) Menatap kastil Wye Dungeon seperti menatap kastil dari negeri dongeng. Menara-menara yang disusun dari batu bata berwarna krem tersebut membuat kastil Wye Morton terlihat seperti bangunan yang didesain oleh amatir. Rosie mendapati halaman kastil tidak lebih besar dari Wye Morton, namun tetap terlihat rapi dan bersih. Semak-semak hawthorn dan rumpun bunga snowdrop sengaja ditanam selang-seling dengan bunga berwarna cerah. Meski tertutup salju, bunga-bunga tersebut tetap terlihat menawan. Di sinilah Rosie melepas Rowlish dan Puddlepot.

"Aku akan kembali nanti," Rosie memberitahu mereka tanpa suara. Ia mengikuti Raja Herbert menaiki undak-undakan batu ke aula besar. Para tamu sudah cukup banyak yang hadir. Berbeda dengan pesta Halloween, atau pesta penyambutan 'Putri yang Hilang' di Morton, pesta perayaan hari jadi Wye Dungeon bisa dibilang lebih khidmat. Tidak ada euforia berlebihan dari rakyat Capital atau Dungeontown. Mungkin hal itu disebabkan karena pihak kastil memilih menyelenggarakan pesta dansa ketimbang perayaan kembang api atau hura-hura. Rosie berusaha bersikap tenang selagi tamu-tamu tersebut memberi jalan pada Raja Herbert dengan sikap takut-takut sekaligus hormat. Tapi Rosie menganggap reaksi mereka sesuatu yang gawat. Yang bikin gawat justru musik yang dimainkan di aula ternyata berbeda dengan musik mandolin yang digunakan untuk latihan dansa. Coba kalau aku diizinkan membawa si minstrel ikut, Rosie berkata dalam hati. Tak berapa lama, Raja Eorland muncul dari balik kerumunan. Ia menyambut tamu spesialnya dengan penuh senyum dan tangan terbuka. Pria di sebelahnya—bukan Nicholas—melainkan pria berambut merah dengan kepang-kepang kecil—justru menatap Raja Herbert dengan kecut.

"Herbert!" kata Eorland. "Aku sudah tahu, mana mungkin kau menolak undangan pribadiku? Aku senang kau bersedia datang." Penampilan sang raja benar-benar kontras dengan sewaktu Rosie melihatnya di penjara. Rambutnya yang tipis dan awut-awutan kini ditata rapi dan bervolume. Jubahnya berwarna hijau dengan tali-temali emas. Rompi kebesarannya hitam berbordir bintang perak.

MAHKOTA BERDURIWhere stories live. Discover now