BAB 38

5 1 0
                                    

Air mata Lin Yuxing jatuh ke bahu Gu Zhongyi yang sudah basah. Air hujan yang membawa aroma dedaunan dan dahan, bercampur aroma jeruk pahit menjadi kehadiran yang menenangkan.

Dia teringat adegan saat menonton film di rumah Gu Zhongyi, juga di tengah hujan, dengan Gu Zhongyi di sisinya.

Saat itu, dia secara keliru percaya bahwa semua kasih sayangnya disebabkan oleh feromon. Sekarang, jika dipikir-pikir, rasa sayangnya hanya mengikuti pengaturan takdir, sebuah faktor yang tidak dapat ditolak.

Entah itu feromon atau saat dia melihat Gu Zhongyi, itu adalah kegembiraan yang tulus dari lubuk hatinya.

Dalam pelukan Gu Zhongyi, Lin Yuxing menarik napas dalam-dalam, tidak mau membuang waktu sedetik pun. Dia tidak berani percaya bahwa Gu Zhongyi benar-benar datang untuknya.

Dalam harapannya yang sederhana, Gu Zhongyi benar-benar datang mencarinya.

Dia mendengar suara Gu Zhongyi dengan jelas di telinganya: "Saya di sini."

Kedengarannya sangat menyenangkan.

Sangat menyenangkan sehingga semua kekuatan dan pertahanan Lin Yuxing langsung lenyap. Dia perlahan memeluk Gu Zhongyi, seolah mengerahkan seluruh kekuatan di tubuhnya, menahan isak tangisnya dan mencengkeram erat kain di punggung Gu Zhongyi.

Tiba-tiba, dia akhirnya menangis dengan keras.

Suara hujan meredam tangisannya.

Lin Yuxing menangis sampai suaranya menjadi serak, air matanya jatuh lebih deras daripada tetesan air hujan di luar. Dia memegangi Gu Zhongyi, tidak bisa berkata apa-apa, namun ingin memberi tahu Gu Zhongyi segalanya.

Dalam hatinya, dia berkata pada dirinya sendiri, “Kamu bisa mempercayai Gu Zhongyi. Anda bisa mengandalkannya.”

“Senior…”

Suara Gu Zhongyi bergetar, “Saya di sini.”

Mata Lin Yuxing berkaca-kaca, dan secercah cahaya kembali terlihat di matanya.

Dengan nada yang melebihi usianya, seperti orang dewasa, Gu Zhongyi berkata dengan tenang, “Yuxing, jangan takut. Serahkan semuanya padaku.”

Gu Zhongyi memperhatikan kondisi kaki Lin Yuxing, menggendongnya secara horizontal, dan membawanya kembali ke mobil.

Sebelum berangkat, ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pemilik apotek.

Kursi belakang mobil yang luas hanya ditempati oleh mereka berdua. Gu Zhongyi ingin menurunkan Lin Yuxing agar dia lebih nyaman. Namun, Lin Yuxing menempel erat pada Gu Zhongyi, membenamkan wajahnya di leher Gu Zhongyi, tidak mau melepaskannya.

Hujan deras membasahi jendela mobil, dan suhu di dalam mobil terasa nyaman dengan udara yang hangat.

Gu Zhongyi merasakan Lin Yuxing masih gemetar, jadi dia meyakinkannya, “Aku tidak akan meninggalkanmu.”

“…”

“Jangan khawatir, santai saja.”

Ragu-ragu sejenak setelah mendengar suara itu, Lin Yuxing perlahan-lahan melonggarkan cengkeramannya. Pikirannya berat, dan dia mulai khawatir secara acak bahwa Gu Zhongyi mungkin hanya isapan jempol dari imajinasinya. Itu sebabnya dia masih memegang erat Gu Zhongyi.

Dia mendengar detak jantung Gu Zhongyi, lebih jelas dan lebih nyata daripada dalam mimpinya.

Lin Yuxing berbisik, “Senior.”

"Aku disini."

Lin Yuxing ragu-ragu dan bertanya, “Apakah kamu kedinginan setelah memberiku mantelmu?”

[BL] Stars Run To HimWhere stories live. Discover now