11

322 59 32
                                    

Hi,

Long time no see❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Tidak terasa langit sudah berubah menjadi gelap. Cahaya bulan tidak terlalu tampak malam ini, tertutupi oleh gumpalan awan hitam yang sepertinya akan menurunkan hujan. Embusan angin pun terasa sangat kencang, menusuk kulit. Bisa terserang flu jika terlalu lama merasakan angin seperti ini. Mingyu menutup kaca mobilnya dengan cepat, terlebih pria jangkung itu tidak ingin membangunkan (Y/n) yang terlelap sembari menikmati agin.

Mingyu melirik ke sampingnya sejenak. Senyuman tipis tergurat di wajahnya ketika melihat wajah polos wanita itu. Lucu bagaimana ia terlelap dengan cepat setelah terkena angin. Padahal ia bilang ingin menikmati pemandangan malam. Tiba-tiba pikiran Mingyu teralihkan oleh kejadian beberapa waktu lalu. Ia ingat Wonwoo  bertemu dengan seseorang yang membawa map berlogo perusahaannya. Ia bertanya-tanya, Apa yang sedang dilakukan Wonwoo? Apakah pria yang ia temui adalah salah satu karyawannya? Apa isi amplop itu? Untuk apa?

Tak menemukan jawaban, ia mempercepat laju mobilnya.


Perjalanan akhirnya selesai. Mingyu mematikan mesin mobilnya, kemudian melirik. Kekehan pelan keluar dari mulutnya ketika melihat (Y/n) masih tertidur lelap pun tidak menyadari jika mereka telah tiba di depan rumahnya.

“Hey,” ucap Mingyu lembut sembari mengusap lembut rambut wanita itu, “kita sudah sampai.”

Wanita itu langsung terbangun, tampak terkejut. Mingyu tersenyum seraya mengusap kembali rambutnya untuk menenangkan, “Kau sangat lelah ya?”

Wanita itu memosisikan duduknya dengan benar. Ia menatap Mingyu, hati kecilnya merasa tidak enak karena dirinya malah tertidur selama perjalanan. Padahal niatnya adalah menemani Mingyu.

“Maaf, aku malah tertidur sampai sini,” ucapnya dengan raut sedih. Sebagai balasan, Mingyu menggelengkan kepala.

Mingyu kembali tersenyum dan mengusap kepala wanita itu. “Masuklah .... Sepertinya akan turun hujan. Buatlah teh atau cokelat panas untuk menghangatkan diri.”

Wanita itu tersenyum. Ia meraih benda-benda miliknya dan melambaikan tangan sebagai salam perpisahan. Kemudian dirinya masuk ke dalam rumah.

Mingyu dengan cepat menyalakan mesin mobilnya, menancapkan gas, dan menekan tombol telepon pada layar mobilnya.

“Aku kembali ke kantor sekarang,” ujar Mingyu setelah telepon tersambung dan langsung mematikannya.

Mingyu tadinya enggan memikirkan apa-apa. Namun pikirannya terus kembali pada amplop yang Wonwoo terima dari seseorang beberapa waktu lalu.

Apa itu salah satu dari karyawanku? pikirnya dalam hati.

Mingyu menggelengkan kepala. "Tidak .... Mungkin itu adalah kliennya."


"Jika iya, mengapa harus bertemu di tempat sepi seperti itu?"

"Kenapa harus amplop perusahaan?"

"Untuk apa pria itu berikan pada Wonwoo?"


Bergulat dengan pikirannya sendiri, Mingyu masih belum mengetahui niat Wonwoo maupun pria di gang itu.



Keadaan kantor sudah tidak begitu ramai ketika Mingyu tiba. Namun, masih ada beberapa lampu yang menyala karena beberapa masih lembur untuk mengejar deadline pekerjaan.

Ruangan Mingyu berada di lantai atas, jadi ia harus melewati beberapa lantai. Beberapa kali lift terbuka dan masuk orang-orang yang akan meninggalkan kantor. Begitu menginjak lantai sembilan, lift kembali terbuka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

배신 (Baesin) [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now