Chapter 5

18 1 0
                                    

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu jika aku lelah dan ingin beristirahat." Ujar Mono dan dibalas anggukan pelan dari (Name).

(Name) menyandarkan kepalanya di atas kepala Mono dan tertidur sembari digendong Mono.

___________________________________________

(Name) terbangun dari tidurnya dan disuguhi pemandangan Mono yang sedang membakar ikan. (Name) bangun dari tempatnya dan menghampiri Mono untuk duduk disampingnya.

"Bagaimana bisa kau menyalakan api?" Tanya (Name) sembari melihat nyala api yang menghangatkan tubuhnya.
"Aku belajar dari buku." Balas Mono sambil membolak-balik ikannya agar matang merata.
(Name) hanya mengangguk sebagai jawaban.

Beberapa menit kedepan hanya diisi oleh suara angin dan ombak. (Name) melihat api dengan tatapan kosong dan Mono sibuk dengan ikan mereka.
Begitu ikan itu matang, Mono memberikannya pada (Name) dan mereka makan dalam sunyi.

"Menurutmu Six ada di mana?" Tanya (Name) memecah keheningan.
"Entahlah, aku pun tak tau di mana dia." Ujar Mono dengan nada pasrah.
"Kita akan menemukan dia kan Mono?" Tanya (Name) penuh harap.
"Pasti. Kita pasti akan menemukannya."

Begitu mereka selesai makan mereka melanjutkan perjalanan. Untung saja luka-luka yang (Name) alami sudah membaik walaupun (Name) heran bagaimana bisa lukanya membaik begitu cepat. Mereka berjalan berdua bergandengan tangan dan menyusuri pantai untuk mencari Six. Perlahan pemandangan bangunan kota mulai terlihat dibalik kabut.
Mereka terus berjalan menuju gerbang utama kota. Begitu mereka sampai mereka istirahat sejenak untuk mengistirahatkan kaki-kaki mereka yang memprotes tuannya karena berjalan begitu jauh.

"Apakah kau sudah mencari Six di sebelah sana?" Tanya (Name) sambil menunjuk jalan yang berlawanan dengan jalan yang mereka lalui sebelumnya.
"Sudah, tak ada hasil." Ujar Mono dengan nada pasrah.
"Kita cari di dalam kota? Siapa tau dia sudah masuk duluan." Usul (Name).
"Kurasa itu ide bagus. Setelah istirahat ini kita langsung masuk."
"Baiklah. Kita tambah 5 menit. Tubuhku masih belum pulih sepenuhnya."

Setelah istirahat yang cukup mereka masuk ke dalam kota. Menginjakkan kaki mereka ke jalan-jalan yang dingin karena hujan. (Name) baru sadar bahwa alas kakinya sudah hilang, kemungkinan sudah menjadi oleh-oleh untuk laut yang mendatangi mereka sebelumnya.
Keadaan sekitar begitu berantakan, sesuatu yang dahsyat telah memporak-porandakan Pale City. Bangunan merunduk ke arah mereka seolah-olah ingin tidur di atas mereka kapan saja mereka mau, walaupun begitu bangunan itu cukup kuat untuk tidak tidur di atas mereka. Kaca-kaca jendela berserakan di trotoar. Beberapa pintu sudah tidak berada di tempatnya. Dan kota itu begitu sunyi. Sangat sunyi, saking sunyinya sampai terlihat tidak wajar.

"Mono... Apa yang sudah terjadi? Tempat ini benar-benat berantakan!" (Name) melihat keadaan sekeliling dengan tatapan ngeri. Ternyata suasananya lebih seram daripada yang sudah dia bayangkan sebelumnya saat memainkan gamenya.
"Entahlah (Name). Aku pun tidak tau." Mono terus berjalan sembari memegang tangan (Name) lebih erat.
"Bahkan kota ini terlihat tak ada penghuninya! Kita tak bisa menemukan polisi di sini."
"Kita tidak tahu (Name). Mari kita cari dulu sembari kita mencari Six juga."

(Name) mengangguk lalu melanjutkan perjalanan. Perjalanan mereka hanya dihiasi rintik hujan yang lembut, cipratan air di bawah kaki mereka, angin dingin yang menerpa tubuh kecil mereka, dan juga cahaya dari menara sinyal. Begitu terang cahayanya bahkan sepertinya mengalahkan cahaya sang rembulan yang bersembunyi di balik awan-awan mendung.

Mereka terus berjalan dan tanpa peringatan sebuah televisi rusak yang ditaruh sembarangan di pinggir jalan menyala. (Name) terlonjak dan mundur beberapa inci dari tempatnya. Mono hanya melihat ke arah televisi itu dengan mata yang menyipit karena cahaya dari televisi tersebut. TV itu tidak menampilkan siaran apa-apa, hanya sebuah layar kelabu dan juga suara dengung ribut ribuan serangga.
Suara dengungan itu membuat kepala (Name) sakit begitu pula dengan Mono. Mereka berdua meringkuk memegangi kepala mereka masing-masing. Layar TV itu perlahan berubah dan muncullah si pria jangkung dengan topi fedoranya yang khas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Break The Cycle / Little Nightmare 2 (Little Nightmare 2 X Reader)Where stories live. Discover now