Chapter 3

26 2 2
                                    

Mereka berjalan terus - menerus menuju pelabuhan yang selalu siap menuju Pale City. Mereka akan mencari bantuan di sana.

Berjam - jam mereka berjalan menuju pelabuhan. Hanya kesunyian yang mengisi perjalanan mereka, tidak ada suara dari sekitar, hanya suara langkah kaki mereka yang mengisi kesunyian itu.

"Oh ya, omong - omong kita belum kenalan. Siapa nama mu?" Tanya (Name) memecah keheningan.
" Namaku Mono, kau?" Jawab anak yang bernama Mono itu.
"(Name), namaku (Name)." (Name) memperkenalkan diri.

'Sialan gue bener - bener masuk ke game Little Nightmare. Mati gue kalo ketangkep monster, mana ini ga bisa respawn lagi.' Batin (Name) tertekan.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan dan menemukan sebuah rumah tua di tengah hutan.
(Name) dan Mono menatap bingung satu sama lain. Jika pikiran mereka bisa disuarakan kira - kira begini kata pikiran mereka 'Bukankah kita sudah keluar dari kota?, Lalu ini rumah siapa?'

"Masuk atau tidak?" Tanya Mono.
"Masuk saja, siapa tau kita bisa mencari bantuan dari orang yang di dalam rumah ini." Usul (Name).
"Kau saja yang mengetuk." Ujar Mono.

(Name) pun mengetuk pintu rumah itu. Sunyi, itu jawabannya. (Name) mengetuk lagi, tapi tidak ada jawaban.
Lalu (Name) melihat jendela rumah itu terbuka, terbetik sebuah ide di kepal (Name).

“Bagaimana kalau kita masuk lewat jendela.” Usul (Name).
“Kau gila ya, itu namanya kita menyusup.” Kata Mono tak percaya.
“Yah daripada kita cuma ngetuk dan gak dapet bantuan sama sekali. Nanti kita bilang ke orangnya kalau tadi pintunya dikunci dan ga ada orang jawab.” Kata (Name).
“Pokoknya kamu nanti tanggung jawab atas perkara ini.” Ujar Mono dan dibalas anggukan oleh (Name).

Mereka memasuki rumah itu melalui jendela. Terlihat ruangan yang ada di sana begitu berantakan dan kotor.
Mono dan (Name) menuju ruangan yang ada di bawah tangga. Terlihat ada ruangan yang terkunci, (Name) mengintip ruangan itu dari sela - sela pintu kayu yang berlubang dan melihat ada seseorang di dalam sana, samar - samar (Name) juga mendengar suara musik.

“Tolong minggir, aku mau menghancurkan pintu itu.” Ujar Mono sambil membawa kapak di tangannya.

(Name) menepi agar Mono bisa menghancurkan pintu itu.
Brakk!!
Pintu sudah dihancurkan dan orang yang tadinya ada di dalam langsung bersembunyi di bawah meja. Mono mengulurkan tangannya untuk menolong anak itu, sayangnya tangan Mono ditepis dan anak itu langsung berlari menjauhi (Name) dan Mono.
Segera mereka berdua menyusul anak itu ke atas. Mereka melewati sebuah ruangan yang terdapat tiga boneka yang mirip seperti manusia sedang duduk dimeja makan.
Mereka berakhir di sebuah ruangan yang terdapat tuas di sana. Anak tadi tampak kesusahan untuk menarik tuas itu, akhirnya mono menolongnya dan mereka bertiga naik ke atas.

“Terimakasih sudah menolongku.” Ucap anak itu.
“Ya, bukan masalah. Siapa namamu?” Tanya Mono.
“Six, kalau kalian?” Tanya Six balik.
“Namaku Mono.”
“Namaku (Name)”
Perkenalan mereka hanya dibalas anggukan oleh Six.
Lalu mereka bekerja sama untuk mendapatkan kunci yang membuka pintu belakang rumah ini. Setelah mendapatkan kuncinya, mereka membuka pintu belakang dan menuju gudang milik The Hunter. Bau daging dan besi yang memuakkan menguar di mana - mana.
Mono dan Six mendorong pintu kecil yang berada di ujung. The Hunter mendengar suara derit pintu dan langsung mengejar mereka bertiga dengan shotgun andalan dia.
Disaat - saat terakhir di mana mereka berada disebuah tempat pembuangan limbah (mungkin?), terdengar Six seperti menggeram menahan sakit.

“Hey Six, ada apa?” Tanya (Name).
“Sepertinya aku digigit oleh sesuatu.” Ungkap Six.

Saat mereka naik ke daratan yang terhindar dari penglihatan The Hunter, terlihat kaki Six yang digigit oleh lintah yang cukup besar (seukuran lintah yang di little nightmare 1, mungkin versi lebih kecil. Jadi Six ga mati). Six berusaha untuk mencabutnya secara paksa dan langsung dihentikan oleh (Name).

“Jangan lakukan itu, bisa memperparah.” Ujar (Name).
“Jadi harus bagaimana?” Tanya Mono yang tampaknya khawatir dengan lintah yang menggigit Six.

(Name) merogoh saku jaketnya untuk mencari sesuatu yang berguna, dan dia mendapatkan sebuah pisau lipat. (Name) tampak tak memercayai apa yang dia temukan, apakah ide bagus kalau dia membunuh lintah ini. Walaupun sempat bimbang, akhirnya dia memutuskan untuk membunuh sang lintah.
(Name) menusuk si lintah, lintah itu langsung berjengit dan perlahan badannya melemas, lalu melepaskan gigitanya.

Setelah kejadian itu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan ditemani dengan tembakan shotgun nya bapak pemburu. Mereka berakhir di sebuah ruangan yang menyediakan satu shotgun untuk mereka membunuh si Hunter.
Setelah mereka bertiga mengambil ancang - ancang untuk menebak, Six menarik pelatuknya dan tertembak lah The Hunter.
Setelah mengambil napas sejenak mereka menuju pelabuhan untuk mencari kapal menuju Pale City.

“Untuk apa kalian ke Pale City, apakah ada urusan di sana?” Tanya Six.
“Ya, kami berdua tinggal di panti asuhan yang berada di Nightforest. Tapi panti asuhan kami diserang oleh orang tak dikenal yang hampir mengutuk seluruh penghuninya. Di Nightforest tak ada polisi, jadi kami berencana untuk mencari polisi di Pale City.” Jelas Mono panjang lebar.
“Kau sendiri kenapa bisa ada di rumah pemburu itu Six?” Tanya (Name).
“Sebenarnya aku kabur dari sebuah tempat dan sampai di sini. Aku berencana untuk mencari tempat tinggal yang nyaman malah berujung ditangkap oleh si pemburu.” Kata Six.

Sesampainya di pelabuhan, mereka bertiga hanya terdiam dan melongo melihat kondisi pelabuhan di sana.
Semua tampak hancur berantakan, puing - puing kapal berada di mana - mana, seolah - olah menyiratkan bahwa ada bencana yang menimpa pelabuhan ini. Tak ada kapal yang utuh sama sekali dan tak ada seorangpun di sana.

“Sekarang bagaimana kita akan menuju Pale City?” Tanya Mono.
“Mungkin kita bisa menggunakan puing - puing yang masih bisa dipakai, mungkin itu bisa digunakan.” Usul (Name) sambil menunjuk sebuah pecahan kayu yang cukup besar untuk mereka bertiga naiki.

Mereka bertiga mendorong pecahan kayu dan menaikinya. Perlahan angin mendorong kayu itu menuju perairan yang luas.
Berbekal keyakinan, mereka bertiga menuju Pale City untuk mencari bantuan.

TBC.
Hi guysss, akhirnya auth update juga.
Gimana kabar kalian setelah ujian?
Otak author sekarat gegara matematika njay.

Break The Cycle / Little Nightmare 2 (Little Nightmare 2 X Reader)Where stories live. Discover now