𝐕. Hostility

160 27 1
                                    

.
.
.

Sadaru's private room, Vaded Magazine. Alasce, Prancis.

"Tuan, saya mendengar laporan anda tentang model kita. Lyvena Riverie. Apa itu benar?" Fernan, sekretaris pribadi Sadaru.

"Ya, itu benar."

"Maaf, Tuan. Maksud saya, Lyvena adalah salah satu model kita yang sangat berpengaruh untuk majalah Vaded. Tuan yakin ingin melepasnya?" Fernand menyakinkan.

Elvaro memutar kursi kerjanya yang tadi menghadap dinding, kini memutar menghadap Fernand yang berdiri tak jauh dari mejanya. Tangannya bergerak memainkan bolpoint, mengetuknya ke meja.

"Kita punya banyak model lain, tak hanya dia. Kau juga ku perintahkan untuk mencari informasi tentangnya, sudah dilakukan?"

Fernand menelan ludah.

"Kita memang punya model lain, Tuan. Tapi pasar lebih tertarik pada Lyvena. Lihat saja penjualan majalah tiap tahun, selalu Lyvena yang mencapai bahkan lebih dari target. Saya hanya ingin Tuan memikirkannya dua kali." jelas Fernand.

"Jangan banyak bertanya, Fernand. Lakukan apa yang ku katakan!" final Elvaro.

Fernand melangkah mundur, menahan nafas. Terhitung sudah bertahun-tahun ia mengabdi pada Wilkinson's Corporation, menjadi sekretaris Tuan Kadafi—ternyata anaknya lebih-

Ah, kalian tahu sendiri.

"Baik, Tuan. Saya lakukan segera." Fernand membungkuk, segera berlalu dari ruangan Sadaru.

Sadaru menghempaskan badan di kursinya, menghela nafas. Tangannya bergerak membuka laci meja. Sudut bibirnya terangkat, senyuman tipis. Lacinya penuh dengan majalah.

Lyvena Riverie, tentu saja.

⊹⊹⊹

"APA APAAN?!" aku terlonjak dari ranjangku, pesan masuk dari e-mail.

Tidak hanya aku yang terkejut, teman-temanku juga. Lihatlah! Moza membuat kasurku basah, Tashea dengan masker retaknya, dan Alova dengan kopinya yang tumpah.

"Hei, Ly! Apa yang terjadi?" Alova memandangku kesal, untung saja itu kopi dingin yang tumpah ke tangannya.

Aku mengusap wajahku yang kebas, menatap layar ponselku sekali lagi. Ayolah, ini tidak bisa dipercaya. Tiga temanku masih memandangku dengan heran. Aku menyambar kunci mobil milik Tashea. Aku harus ke kantornya.

Ya.

"Ly! Tolong isikan bensinnya nanti!" Tashea berseru.

Aku mengangkat bahu. Akan aku isi, itupun jika aku ingat.

Aku berlari kecil menuju tempat mobil Tashea diparkir. Aku langsung masuk, memasang seatbelt, dan menancap gas. Aku menggigit bibir. Demi Tuhan, ini tak  bisa dipercaya. Apa alasan mereka memberhentikanku dari dunia model itu tak masuk akal. 

Katanya, mereka terlalu banyak model.

Alasan macam apa? Walaupun mereka kebanyakan model, harusnya diseleksi bukan? Dan aku salah satu model dengan pencapaian yang tinggi dan banyak peminat. Kenapa aku?

Lima belas menit, aku sampai di gedung pencakar langit itu. Jalanan tidak semacet biasanya, jadi aku bisa tiba lebih cepat. Aku segera turun dari mobil, berlari masuk ke gedung. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dalliance : you own me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang