Kebijakan ini dibuat Republik Venetia hanya kepada Kekaisaran Aragon agar tidak mendominasi pasar di daratan barat. Pihak Kekaisaran mau tidak mau harus mengikuti kebijakan yang merugikan mereka ini jika ingin menggunakan rute perdagangan ini.
Selain itu, negeri-negeri di daratan barat juga menyetujui pembatasan ekspor barang dari pihak Kekaisaran ke negeri mereka agar setiap negeri mampu mengontrol keseimbangan pasar di wilayah mereka.
"Kami harus menahan semua komoditas kalian karena melanggar kebijakan kami," ucap sang Petugas terlihat serius.
"Huh, mengapa? Bukankah kami sama sekali tidak melanggar kebijakan kalian? Semua komoditi kami adalah barang setengah jadi!" Aku protes terhadap keputusannya ini.
"Itu adalah kebijakan terdahulu," kata sang Petugas. "Tiga jam lalu, telah disahkan kebijakan yang melarang komoditas barang jadi dan setengah jadi yang masuk dari Kekaisaran Aragon ke negeri kami."
Mendengar penjelasan sang Petugas, aku tidak bisa berkata-kata. Akan tetapi, jika Republik Venetia menerapkan kebijakan ini, bukankah akan membuat perekonomian Kekaisaran melemah secara signifikan?
Kekaisaran mungkin masih bisa mentolerir larangan barang jadi. Akan tetapi, jika barang setengah jadi juga dilarang, bukankah Republik Venetia akan mendapat protes besar dari pihak Kekaisaran?
"Semuanya, sita semua komoditas-komoditas rombongan ini!" perintah sang Petugas kepada para bawahannya.
"Tunggu! Apa kalian benar-benar ingin membuat Kekaisaran menjadi musuh kalian?" ucapku padanya.
Petugas itu berbalik lalu menatapku dengan tajam. Ekspresinya menunjukan bahwa dia cukup kesal dengan kata-kataku tadi.
"Republik Venetia adalah negara yang berdaulat! Kami tidak akan membiarkan negeri asing mendikte kebijakan negeri kami!"
Setelah mengatakan hal itu, dia dan rekan-rekannya mulai mengambil komoditas dagang kami dan menahanku serta rekan-rekanku karena tuduhan penyelundupan.
Menyadari masalah yang kami hadapi, aku hanya berpikir bagaimana aku menjelaskan situasi ini pada Ketua Joff nanti.
***
[Joff Bozes PoV]
Ini cukup buruk ...
Akibat kebijakan Republik Venetia yang diterapkan beberapa hari yang lalu, mau tidak mau kami harus mengganti rute lain untuk melakukan pengiriman komoditas kami ke pasar internasional.
"Apa langkah yang harus kita lakukan, Joff?"
Di hadapanku, seorang pria berambut hitam sedang duduk menunggu jawaban dariku atas masalah yang sedang kami hadapi ini.
"Tuan Raul, kita harus mengganti rute perdagangan kita," jawabku padanya. "Ada dua pilihan mengenai hal ini yaitu Rute dagang Negeri Kuwalid dan Rute dagang Laut selatan."
"Jelaskan resiko dari kedua rute ini," perintah Tuan Raul.
"Jika mengambil Rute Negeri Kuwalid, resikonya adalah cuaca panas dan badai pasir yang bisa membuat produk kita rusak. Namun, dengan memberi perlindungan lebih dan suplai yang cukup dua hal ini bisa diatasi," jawabku padanya. "Selain itu, keamanan dan birokrasi yang korup di Negeri gurun pasir itu. Setidaknya kita harus melakukan lobi dengan pemimpin daerah di sana agar memudahkan Caravan kita melewati perbatasan negeri mereka."
"Jelaskan Rute Laut selatan," kata Tuan Raul.
"Jalur selatan memiliki resiko lebih rendah daripada jalur Negeri Kuwalid, ancaman di sana hanya badai dan perompak saja," jelasku padanya. "Beruntung, aktivitas perompak di sana saat ini sedang menurun. Namun, jika kita mengambil jalur ini, maka biaya perjalanan akan lebih mahal karena kita harus menambah armada dan biaya perawatan kapal kita."
Arc 4 : Prolog
Magsimula sa umpisa
