"Pas sekali denganmu,sayang,simpel sederhana tapi cantik"ucapnya

Andrea meraba kalung itu dengan tangan bergetar karena haru.Seumur hidup ia tidak pernah memakai perhiasan dan Stefan pria yang tidak sengaja menikahinya karena permintaan nenek mengeluarkan banyak uang untuk membelikannya barang barang dan juga perhiasan yang sebegini mahal.

Andrea mendongak memandang suaminya "terima kasih ya,mas"ujar Andrea sambil berkaca kaca.

Sejak kecil hidup berdua dengan kakaknya,menjalani kehidupan yang keras setelah kedua orang tua mereka meninggal membuat Andrea tidak pernah memikirkan soal percintaan apalagi melihat kehidupan rumah tangga kakaknya dengan suaminya semakin membuat Andrea tidak pernah bermimpi untuk memiliki suami yang baik.Namun kini Tuhan memberikan dia seorang pria yang arogan dan angkuh di awal namun pria ini selalu memberikan yang terbaik untuk Andrea dan kakaknya.
Ia sangat bersyukur untuk hal itu.

Stefan menghapus air mata istrinya dengan jari jarinya "kok malah nangis?"ucapnya lembut.Selembut usapan jarinya di pipi Andrea.

"Makasi banyak,mas,kamu baik sekali kepadaku"ucap Andrea yang langsung menyurukkan wajahnya di dada telanjang suaminya.

Stefan mengusap usap rambut bagian belakang istrinya itu membiarkan istrinya menangis di dadanya.

Andrea menarik kepalanya dan menghapus air matanya.Ujung hidungnya sampai berwarna merah.

"Kamu kok malah nangis?"goda Stefan "kamu terharu yaa punya suami kayak aku?"

"Iyaa..aku sangat bersyukur punya suami yang baiiiiikkkk banget kayak kamu"ucap Andrea lalu ia berjinjit mencium bibir suaminya.

"Makasi yaa,mas"ujarnya

Stefan tersenyum dan mengangguk

"Makan yuk...aku lapar"ucap Stefan "aku pakai baju dulu"

Sekarang ia memakai sebutan aku-kamu bukan lagi kamu - saya kepada Andrea.

Andrea mengangguk "aku keluar dulu ya nyiapin makan malam"pamitnya

Stefan mengangguk dan ia kemudian mengambil kaos lengan pendek dan celana pendek,memakainya lalu keluar dari kamar.

***

"Tanda tangani surat perceraian ini dan segera keluar dari rumahku!"ujar Ardi sambil melemparkan berkas perceraian itu ke wajah Briana.

Briana yang telah menidurkan anaknya itu kaget saat suaminya itu pulang ke rumah mereka dan melemparkan amplop coklat ke wajahnya.

Briana membungkuk dan mengambil amplop coklat itu dan membacanya.

Surat gugatan perceraian.Ardi benar benar menggugat cerai kepadanya.

Pria yang ia cintai sepenuh hati dan membuat Briana menyerahkan hidupnya sepenuhnya untuk mengabdi sebagai istri itu telah menggugat cerai kepadanya.

Briana mendongakkan kepalanya,memandang penuh kebencian dan kesakitan kepada pria tampan di depannya.

"Kembalikan uangku yang kamu pakai untuk membangun rumah ini!"

"Uang apa yang kamu maksud?"

"Uang untuk renovasi rumah ini 80 juta,itu uang tabunganku!"

Ardi maju dan menjambak rambut istrinya itu sampai kepala Briana mendongak ke atas.

"Lepaskan aku,mas!"ucapnya sambil memegangi rambutnya yang sedang di jambak oleh Ardi dengan kasar.

"Berani kamu menuntut uang itu kembali hah??kau pikir adikmu menumpang hidup gratis di rumahku??"

"Apa maksudmu,mas?lepaskan aku!!kamu menyakitiku!"

Ardi menjambak rambut Briana dengan kasar lalu membenturkannya di meja sampai dahi Briana memar lalu Ardi menampar pipi Briana dan mendorong wanita itu terjatuh di sofa sehingga daster yang wanita kenakan itu tersingkap.

"Wanita kampungan,kau berani sekarang melawanku?"ucap Ardi geram sambil menggeser gesper ikat pinggangnya.Ia melepaskan celana panjangnya dengan cepat.

Briana beringsut menjauhi suaminya yang gila itu tapi Ardi dengan kasar meraih kakinya dan menampar Briana dengan kasar membuat wajah Briana terlempar ke samping.

"Lepaskan aku!!!"teriak Briana "aku tidak sudi!!lepassss!!"

Ardi mendaratkan satu pukulan lagi ke wajah istrinya itu dan merobek daster yang di kenakan oleh Briana.

Briana yang meronta tidak rela terus melakukan perlawanan yang tidak berarti dan malah mendapat tamparan dan pukulan di tubuhnya.

Ardi yang gelap mata langsung merobek celana dalam kumal milik istrinya.Di banding dengan Angel dan Arum pakaian Briana termasuk yang paling jelek dan kumal.Ia tidak pernah memberikan istrinya uang untuk membeli pakaian selama mereka menikah.

"Aku nggak sudi,mas,lepaskan!!"

"Apa katamu??kamu ngga sudi??aku ini suamimu,kamu harus melayaniku!!"

"Aku nggak mau!!lepaskan akuu!"teriak Briana saat Ardi membuka kedua pahanya.

Namun Ardi malah melayangkan pukulan lagi ke wajah dan dada Briana membuat Briana terkulai kehabisan tenaga dan menahan sakit.

Di sofa,Ardi memandangi istri yang baru saja ia pukuli itu dengan pandangan berkabut gairah.Ia langsung membuka paha Briana dan menyatukan diri disana.Ia memasukkan kejantanannya yang sudah posisi sempurna itu ke lubang kenikmatan milik istrinya yang sudah lama tidak ia singgahi karena ia mendapat tempat kenikmatan lain yang masih perawan.

"Akhhhhh"jerit Briana kesakitan sambil mendongakkan kepala saat suaminya dengan kasar tanpa pemanasan memasukkan kejantanannya ke tubuhnya.

Briana memalingkan muka tidak mau memandang suaminya yang sedang menyetubuhinya dengan kasar seperti binatang.

"Erggghhhh....ahhhhh"desah Ardi yang memejamkan mata dan terus menghujam hujamkan tubuhnya dengan kasar tanpa mempedulikan rintihan kesakitan istrinya yang ada di bawah tindihan tubuhnya.

Rasa nikmat masih menjalar di tubuh Ardi,mencengkram walaupun berbeda dengan milik Arum yang masih perawan dulu saat ia perawani.

Ardi tidak mau repot repot memberikan kenikmatan pada Briana,yang ada di pikirannya adalah bagaimana ia menuntaskan hasrat birahi yang tiba tiba muncul saat melihat daster Briana tersingkap dan memperlihatkan pahanya yang putih.

Ia terus mengejar kenikmatannya sendiri nyatanya tubuh wanita ini masih memberikan rasa nikmat tersendiri untuk Ardi walaupun Briana trus menangis dan tidak mengeluarkan desahan apapun selain isakannya.

Ardi menghentak lebih dalam dan menghujamkan miliknya lebih kuat saat kenikmatan itu datang menyerbunya membuat ia memuntahkan lahar panas ke rahim wanita yang akan ia ceraikan itu.

"Akkkkkkhhhhhhh"geram Ardi memcengkram pinggang Briana kuat kuat saat ia menyemprotkan lahar panas itu.

Setelah pelepasan itu,Ardi melepas kejantanannya dari tubuh Briana dan melap ujung kejantanannya dengan daster kumal istrinya.Memandang jijik ke tubuh istrinya yang terkulai di sofa dengan keadaan yang mengenaskan.Ada beberapa warna kebiruan di kulit putih istrinya dan paha yang masih bergetar.

Ardi langsung memakai celana panjangnya kembali lalu menarik rambut Briana memaksa wanita malang itu menanda tangani surat perceraian mereka.

"Tinggalkan rumah ini maksimal besok sore sebelum aku akan membawa beberapa orang pria untuk memerkosamu di sini!"ancamnya "untuk anakmu itu,aku tidak berminat sama sekali!!silahkan kamu ambil anak itu karena aku akan memiliki anak sendiri dengan perempuan yang jauh lebih baik darimu!"

Briana memandang Ardi dengan tatapan penuh kebencian "aku membencimu,aku tidak akan pernah membiarkan anakku mengenal pria brengsek macam kamu sebagai ayahnya!"

Ardi tertawa meremehkan "aku tidak peduli!!"lalu ia membawa berkas perceraian itu keluar dari rumah meninggalkan Briana yang menangis terisak isak di sana.

Briana memukuli dirinya yang kotor dan bodoh!!Ia seperti sampah yang di buang begitu saja oleh pria yang dulu katanya mencintainya dengan sungguh sungguh dan akan membahagiakannya.

Semua janji itu hanyalah omong kosong saja,bukan kebahagiaan tapi penderitaan yang Ardi berikan dalam hidupnya.

***

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now