Part 34

5.2K 143 0
                                    

"Bro"

Pagi pagi Fadly sudah memasuki ruamgan Stefan dimana pria itu sedang mempelajari proposal perusahaan yang akan ia akuisisi dalam minggu depan.

Stefan cuma melirik sebal kepada sahabatnya itu.

Kebiasaan kalo masuk nggak pernah ketuk pintu lebih dahulu..mungkin dulu waktu sekolah Fadly ketiduran di kelas sehingga ia tidak memahami aturan segampang itu.

Fadly tersenyum lebar membuka pintu dan memasuki ruangan atasannya itu.

"Pintu itu di buat supaya di ketuk bukan asal nyelonong"sindirnya

"Yaelah,bro,segitunya..oke deh gue ulangin kalo gitu"sahut Fadly sambil memutar badannya keluar dari ruangan Stefan dan mengetuk pintu tiga kali baru kepalanya melongok ke dalam ruangan tersebut.

Stefan geleng geleng kepala melihat tingkah Fadly yang kadang di luar nalar.Untungnya prestasi kerjanya ngga main main sehingga ia hanya bisa memaklumi sikap temannya itu.

"Bro,ntar malam jangan lupa elo harus menghadiri acara pesta anniversary Mr Johan wiratama"

Stefan mengerutkan dahi "pesta anniversary?gue lupa..jam berapa?"

Lalu Fadly langsung membuka Ipad nya dan membaca jadwal Stefan hari itu.Kemana aja ia pergi dan bertemu siapa saja hari ini.

Stefan memegang dahinya.Jadwal hari ini penuh sekali dan itu artinya ia tidak bisa pulang awal untuk bertemu istri cantiknya itu.

Stefan menghela nafas.Sebagai pemimpin tertinggi Wijaya Group ia harus menghadiri semua acara itu.

"Baiklah..Ada lagi?"

"Uhm...ada kiriman buket bunga di halaman depan perusahaan"

Stefan mengerutkan dahi..Lagi?

"Dari penggemar berat elu"jawab Fadly sambil memutar badannya keluar dari ruangan kantor CEO Wijaya Group itu.

Stefan membuang nafasnya kasar sejenak lalu ia kembali menekuri pekerjaannya.

Aurelia memang benar benar wanita yang gigih,ia tidak kenal lelah mengejar Stefan.

Seperti pagi tadi,ia sudah menghadang mobil Rolls Royce Stefan yang akan memasuki gedung.

Ia memakai gaun bermotif bunga bunga dan memakai topi lebar berdiri di depan mobil Stefan menghalangi jalannya dan tidak mau minggir sama sekali sehingga terpaksa Stefan membuka jendela mobilnya.

Aurelia dengan senang berlari mendekati jendela dan ia tertegun melihat wajah pria dingin dan keras itu dari samping.

Paras pria itu benar benar terpahat dengan sempurna dengan rambut hitamnya yang tertata rapi,hidung yang mancung,rahang yang tegas,bibir yang tipis dan berwarna pink.Entah bagaimana rasanya bila bibir itu di cium.

Dadanya yang bidang pasti sangat nyaman sekali apabila bisa bersandar di dada itu setiap malam!pikir Aurelia

Stefan memandang gadis dari keluarga Barata itu dengan heran.Perempuan itu menatapnya tanpa kedip.

Stefan terpaksa berdehem cukup keras menyadarkan Aurelia yang terpana menatapnya.

Aurelia mengerdip dan ia tertawa lebar memandang Stefan.

"Hai,Stefan"

"Bu Aurelia..."

"Nooo...jangan panggil aku begitu,Stefan,kamu cukup panggil aku nama saja"potong Aurelia cepat cepat sambil menggoyang goyangkan tangannya menolak panggilan "Ibu"

"Waktuku sangat berharga dan kau cukup menggangguku dengan menghadang mobilku seperti ini"ucap Stefan to the point dengan wajah yang dingin dan mata menatap Aurelia tajam.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now