17. Terciduk Javier

34 7 0
                                    

Holaaa!!!

Aku update, nih. 

Jangan lupa vote, komen dan follow!

Jangan pelit ngasih vote dan komen. Aku udah berusaha bikin cerita ini di tengah kesibukan kerja, lho. Aku juga kerja di dunia nyata ya teman-teman. Dan buat bisa nulis tuh harus bener-bener nyari waktu yang tepat. Jujur aku di dunia nyata sangat sibuk. Bahkan kerja rasanya 24 jam aja kurang. Mungkin ini agak lebay. Tapi beneran aku sibuk dan buat nulis cerita ini harus effort. Tolong hargai usaha aku dengan ngasih vote dan komen. Mumpung di wattpad gratis. Kalo di karykarsa bayar lho. Masa nggak mau ngasih vote dan komen di lapak gratisan ini?

Happy reading!


🌺🌺🌺






"ASTAGHFIRULLAH!!!" teriak seseorang ketika masuk ke ruang tengah.

Sontak Sasha langsung mendorong Renza hingga pria itu terjungkal ke lantai.

"Arghh!" teriak Renza saat tubuhnya jatuh dari sofa ke lantai. Agak sakit juga tubuh kurusnya menghantam lantai. Untung punggung Renza tidak encok seperti punggung rapuhnya Nana. Untungnya lagi tubuh Renza juga tidak menimpa gitarnya Heksa. Bisa gawat kalau gitar kesayangannya Heksa rusak. Renza bisa dipalak Heksa habis-habisan untuk ganti rugi gitarnya.

"Astaghfirullah... Astaghfirullah... ," sebut Javier seraya mengelus dada.

Javier si maba semester 2 itu masih shock dengan pemandangan yang barusan dilihatnya. Mana si Javier anaknya polos. Usianya masih 17 tahun. Kurang seminggu lagi 18 tahunnya. Javier lulus SMA umurnya 17 tahun karena dia dulu akselerasi. Bisa disimpulkan Javier belum cukup umur melihat adegan 18+ tadi. Sementara itu Renza dan Sasha masih berusaha mengatur napasnya masing-masing. Apes juga terciduk Javier si maniak hot weels.

"Jav, jangan bilang yang lain," ujar Renza berusaha membungkam mulut Javier agar tidak ember. Bisa disemprot Heksa kalau ketahuan rumah kontrakannya digunakan untuk adegan yang menjurus ke hal mesum. Renza juga bisa diusir Heksa dari kontrakan ini. Maklum si Heksa itu jebolan pondok pesantren meski hanya sebentar, meski sering misuh-misuh ala orang Malang. Ya memang Heksa asli orang Malang.

"Gampang, Bang. Gue orangnya nggak gampang ember, kok. Tapi... "

"Gue traktir makan di Cak Uut, Jav."

"Kurang, Bang."

"Gue beliin hot weels baru."

Mendengar nama barang kesukaannya disebut, Javier langsung takluk. "Siappp, Bang Ren. Beliin 2 sekaligus, ya. Itung-itung buat hadiah ulang tahun gue juga minggu depan."

"Iya, Jav. Gue beliin dua. Pokoknya lo diem! Jangan sampai keceplosan! Paham lo?"

Javier mengangguk mantab. "Siap, Bang Renza. Muachhh... muachhhhh!!!" Javier memonyong-monyongkan bibirnya menirukan adegan Renza dan Sasha tadi.

"Shit! Jancuk, Jav." Fix, pisuhan Renza sudah mengadaptasi pisuhan Heksa.

Javier terkekeh pelan. "Ampun, Bang. Gue janji nggak akan bilang ke yang lain."

"Sana lo masuk ke kamar lo sendiri. Jangan gangguin orang pacaran!"

"Iya, Bang. Lagian gue kelamaan di sini cuma jadi nyamuk kebon."

Javier melangkahkan kakinya menjauh dari ruang tamu. Cowok itu berjalan ke arah kamarnya. Namun, sebelum benar-benar meninggalkan ruang tamu, Javier berhenti sebentar dan menoleh ke Renza.

Time of Our LifeWhere stories live. Discover now