Serendipity 5

63 12 4
                                    




"Saya tidak ada jadwal apa-apa hari ini, Namjoon..." Tuan Lee menyeruput teh hangatnya.
"Istriku sudah dalam perjalanan untuk menjemput"

"Don't you wanna visit your family?"

Seulas senyum melebar di bibir sang pria. Namjoon kemudian mengangguk pelan. "B-bolehkah?"

"Of course, silly..." Pria itu tertawa geli.
"Not too far from here, right? I'll get the driver to take you"

"N-no....no need, sir....i'll just take the bus" Kedua tangan Namjoon melambai-lambai di depan dada.

"You sure?"
"Kau masih ingat jalan menuju ke rumahmu?" Tuan Lee mengerutkan dahinya tak yakin.

"Tuan....anda sudah sangat baik pada saya..."
"Saya tidak mau terus menyusahkan tuan"

"So please...let me just take the bus"

"I'll manage....i promise" Namjoon kembali tersenyum memiringkan kepalanya.

i promise" Namjoon kembali tersenyum memiringkan kepalanya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Little Prince..." Seorang wanita menyapa saat ia tengah berfokus pada buku bacaan ditangannya.
"Buku yang sangat bagus. Sedih, tapi bagus..." Wanita yang lebih tua itu tersenyum kemudian pergi melewatinya.

"I-iya...." Sedikit terkejut, Namjoon mengangguk kaku dan membalas senyumannya.

Beberapa kantong plastik besar berisi oleh-oleh pun digesernya agar tidak menghalangi jalan.

Ia kemudian menutup bukunya dan melayangkan tatapan ke luar jendela.

Hamparan kebun luas mulai terlihat dimana-mana, tanda ia telah dekat dengan tempat tujuannya.

Rumah.

Tempat kedua orangtua juga adik perempuannya melepasnya dengan sebuah harapan separuh dekade lalu. Harapan yang hingga hari ini pun Namjoon belum mampu kabulkan. Menjadi seseorang yang bisa dibanggakan.

Ia mendengus pelan. Tertunduk menatap kosong buku bacaan yang tergeletak di atas pangkuannya. Sesaat kemudian ia tersenyum.

Satu-satunya buku bacaan yang diselipkan oleh sang pujaan hati diantara tumpukan literatur yang membosankan.

'Jin'

Tulisan tangan sedikit pudar yang menandakan bahwa buku itu miliknya tercetak pada halaman pertama.

Namjoon membungkus sampul buku pemberiannya dengan plastik agar tidak rusak, walau ujung-ujung kertas itu telah terlipat dan kusam tanda sang pemilik telah sering membacanya.
Ia bahkan membeli sebuah tas kain kecil untuk menyimpan hartanya yang sangat berharga saat akan membawanya kemanapun ia pergi.

Ingatannya kembali pada toko buku itu.


'Tuan Lee...'
'Maaf tiba-tiba saya mengirim pesan seperti ini di tengah-tengah acara keluarga anda'

SerendipityOù les histoires vivent. Découvrez maintenant