Serendipity 2

85 14 0
                                    




"Nam.....udah please...." Jackson berucap lembut menenangkan sang sahabat yang tengah mengatur nafasnya di sebuah bilik toilet umum.

"We were so close, Jack...." Namjoon mendengus kesal dengan air matanya yang mengalir.
"Seokjin harus pulang tadi malem karena papanya sakit"

"Nam......"

"Aku berharap banget hari ini, Jack...."
"Aku berharap banget bisa ketemu walaupun cuma sebentar"

"Ternyata......" Ia mengusap wajahnya kasar.

Hela nafas kecewa terdengar di ujung sambungan. Mereka terdiam seolah tak mampu lagi berkata-kata.


"Capek....." Namjoon berucap lirih.

"Kamu sampe jam berapa? Aku jemput ya...." Jackson berucap lemah.

Namjoon mengangguk walau sang sahabat tak bisa melihatnya. "Aku kabarin ya kalo udah sampe...."

"Ngantuk...lapar....."

Dengus tawa pelan pun meluncur. "Tidur di bus ya....jangan dipikirin lagi"

"Mama masak enak kok malam ini...."



"Seengganya kamu liat dia di live kan, Nam...." Jackson mengusap-usap kepala sang sahabat yang berbaring meringkuk di atas tempat tidurnya.

Tak menjawab, pandangan Namjoon menerawang kosong.


"Hey...udah ah jangan bengong gitu"

"Entar kesurupan loh..." Ditepuknya lengan sang sahabat yang mulai tersenyum kecil.

"Iya, Jack....walaupun cuma sebentar"
"Seokjin nyempetin live sebelum pulang, ngasi ucapan terimakasih buat yang udah jauh-jauh dateng kesana"

"Cakep banget....." Namjoon mendengus tersenyum dan berucap lirih.

"Semangat katanya, sambil ngepalin tangannya..."

"Sama persis kaya dulu.....ga berubah"
"Mukanya makin dewasa....tapi tetep manis"

"Suaranya....." Perlahan kelopak mata itu tertutup.

"Kangen......" Namjoon pun tertidur.

" Namjoon pun tertidur

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


"Pa....." Jemari sang pria perlahan mengusap punggung tangan sang ayah yang mulai siuman.

"Jinnie....." Sapanya lemah.
"Maaf papa bikin kamu jauh-jauh pulang disela-sela kegiatan kamu...."

Seokjin tersenyum dan menggeleng. "Ngga, pa...."
"Kesehatan papa lebih penting"

Sang ayah menghela nafas panjang dan membalas senyum manis putera semata wayangnya.

"Papa mau minum?" Seokjin bergerak mengambil gelas dengan sedotan di atas meja.
"Dokter bilang papa ga boleh capek-capek..."

SerendipityWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu