10. Peek a Boo

105 19 8
                                    


Hangatnya senja dan tiupan angin sepoi-sepoinya membuat Rei membuka matanya perlahan. Ia terkejut dirinya berada di sebuah taman. Kepalanya menoleh mencari keberadaan orang lain selain dirinya. Wanita itu ingat betul sebelumnya ia berada di apartemennya, kenapa tiba-tiba ia sekarang berada di taman? Aneh sekali? Apa ada yang memindahkannya kesana?

"Rei!"

Tubuh Rei seketika menegang begitu mendengar suara yang memanggilnya. Ia kenal suara ini. Tapi Rei berusaha untuk tidak menghiraukannya dan pergi dari sana.

"Loh? Rei!"

Suara itu memanggilnya lagi. Rei semakin mempercepat langkahnya. Namun, sebuah tangan mendarat di baju Rei dan menahannya.

"Ah, tidak!" Pekik Rei sambil menyingkirkan tangan tersebut dari bahunya.

"Hei! Ini aku, Rei..." Napasnya yang tersengal karena ia habis berlari mengejar Rei, membuatnya harus mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum berbicara lebih lanjut.

Sedangkan Rei. Ia memegang sebelah bahunya dengan ekspresi ketakutan. Matanya menatap orang di hadapannya dengan tajam, walau sebenarnya ia sangat takut saat ini.

"Ada apa denganmu, Rei? Tidak biasanya kau seperti ini?" Tanya orang itu. Rambut silver, matanya berwarna ungu, dan kulitnya coklat gelap. Kaos berlapis kemeja yang tidak kancing, skinny jeans, sebuah tas yang di sampirkan di sebelah bahunya.

"Tidak, aku hanya tidak enak badan," jawab Rei seadanya. Wanita itu terkejut melihat penampilan pria di hadapannya, ia lalu beralih mengecek penampilannya sendiri. Dress selutut berwarna ungu pastel, cardigan berwarna hijau muda, tas selempang dengan bandana rajut yang menghiasi kepalanya.

"Tidak, tadi aku tidak mengenakan ini. Bagaimana bisa pakaianku berganti dalam sekejap? Tidak. Pakaianku hari ini, situasi saat ini..." Teriak Rei dalam hati.

Ya, Rei sadar apa yang akan terjadi padanya. Pakaian yang ia kenakan, situasi saat ini, semuanya Rei ingat. Namun, Rei heran bagaimana bisa ia kembali ke masa ini? Apakah ini mimpi atau dia benar-benar kembali ke masa lalu?

Untuk mencari tahu ini mimpi atau bukan, Rei menggigit lidahnya cukup kuat. Dan ia menyesali perbuatannya, rasanya sakit sekali.

"Rei?" Panggil laki-laki di hadapannya. Rei tersadar, kembali ke kenyataan.

"H-hm?" Dia gugup sendiri. Karena dia masih bingung sendiri dengan situasinya saat ini. Walaupun ia tahu ini bukan mimpi.

"Kau kenapa? Kau aneh sekali hari ini?"

Rei tersenyum kikuk menanggapinya. "Maaf, aku haru pergi sekarang. Aku lupa memiliki janji bersama temanku. Aku pergi ya, sampai jumpa!"

Rei melambaikan tangannya, lalu cepat-cepat pergi dari sana. Namun, lengannya di tahan oleh pria itu.

"Kau mau kemana? Kau ingin pergi meninggalkan ku sendiri?" Pria itu menarik Rei mendekat.

Wanita itu membelalakkan matanya terkejut. Tidak ada jarak di antara dirinya dan pria itu. Cepat-cepat Rei menarik tubuhnya untuk memberi jarak di antara mereka, akan tetapi pria itu lagi-lagi menariknya dan menghilangkan jarak di antara mereka.

"L-lepaskan aku..." Rei berusaha menarik tangannya, namun pria itu menguatkan cengkeramannya pada lengan Rei.

"Kau sudah tidak mencintaiku lagi? Maka dari itu kau meninggalkanku?"

"Hah?"

"Kau sudah tidak mencintaiku lagi, Rei?"

"Tidak... Aku..."

Setelahnya pria itu menarik Rei ke suatu tempat. Rei yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya memberontak mati-matian agar lengannya terlepas dari cengkraman pria itu.

Big Sister [Haitani Brothers] • on goingWhere stories live. Discover now